Aku Bukannya Menyerah, Hanya Sedang Lelah

 

Seseorang kerap dianggap telah dewasa jika sudah menginjak usia 20 tahunan, sehingga banyak ekspektasi yang dibebankan. Mulai dari mendapatkan pekerjaan bergaji besar, harus memiliki kendaraan pribadi, atau bahkan mempunyai rumah sendiri.

 

Tak mustahil pula, tuntutan tersebut justru membuat energi terkuras habis alias burn out dan kegagalanlah yang kita tuai. Pada saat seperti itu, tentu terlintas pikiran untuk apa mencoba kalau begitu? dr Andreas dalam pengantarnya mengatakan bahwa Geulbaewoo tidak memberikan jaminan bahwa kita pasti bisa mewujudkan semua hal.

 

Geulbaewoo hanya berbagi bagaimana dia menggunakan energi ‘ingin menyerah’-nya untuk mencoba berbagai hal lain lagi sampai menemukan yang disukai dan yang ingin dikerjakannya.

 

Kisah dalam buku ini bukan hanya milik penulis seorang, melainkan kisah dan perasaan yang mungkin juga dialami oleh banyak orang, terutama generasi muda saat ini. Buku ini bisa menjadi sebuah media perenungan bagi manusia dalam menjalani hidupnya dan mengatasi kelelahan serta kejenuhan yang dialaminya. 

 

Motivasi yang disampaikan terasa begitu dekat dengan keseharian kita, misalnya pada salah satu bab yang berjudul Tiga Hal yang Diperlukan untuk Berubah. Geulbaewoo mengatakan dibutuhkan tiga hal saja, yaitu keinginan, waktu, dan keyakinan bahwa kita bisa berubah.

 

Seandainya kita tidak memiliki satu saja dari ketiganya, tekad untuk berubah tidak akan bertahan lama, sehingga berakhir tanpa adanya perubahan.

 

Geulbaewoo menutup buku ini dengan pesan yang menyemangati, agar kita tidak hidup terlalu cemas pada masa pandemi ini. "Hiduplah sambil melakukan banyak hal yang kau sukai, karena hidupmu hanya sekali."