Raih Top Three Hennessy MyWay, Rizky Ramdhani Razak Rebut Predikat Most Sustainable Award

Memiliki sejarah warisan yang panjang, Hennesy sebagai brand global tidak diragukan lagi kualitasnya. Sebagai dukungan terhadap industri hospitality, jenama asal Prancis ini mengadakan kompetisi Hennessy MyWay yang telah memasuki musim keempat.

 

Terbuka bagi bartender di seluruh dunia, Hennessy MyWay adalah kompetisi global untuk menunjukkan kreativitas dan bakat mereka sembari merayakan kisah hidup pribadi dan perspektif unik masing-masing. Syarat untuk mengikuti kompetisi ini, para bartender diminta mengirimkan video audisi berisi proses meracik sebuah koktail yang ramah lingkungan, lalu menyajikannya dengan ciri khas dan sentuhan pribadi mereka.

 

Terbagi atas dua babak, panel juri yang terdiri dari para pakar mengevaluasi semua pendaftar yang masuk untuk menyeleksi 50 besar kontestan pada babak pertama. Pada fase kedua, ke-50 bartender terpilih diminta menyiapkan satu koktail baru untuk mendapatkan tempat di Top 10 Live Round yang digelar di Cognac, Prancis.

 

BACA JUGA:

Peduli UMKM, Bank Mandiri Raih UMKM Summit Awards 2024

Trail of The Kings Zero Edition, Berlari Sambil Nikmati Alam Danau Toba yang Berbeda

 

Begitu kesepuluh finalis terpilih, mereka lalu akan berkompetisi secara langsung di depan para juri dan hadirin. Tak sembarangan, koktail yang diracik harus memakai bahan utama Hennessy Cognac dan mengusung konsep berkelanjutan dengan cara memanfaatkan bahan-bahan lokal serta minim limbah.

 

Dan untuk pertama kalinya, bartender Indonesia Rizky Ramdhani Razak dari Hermosa Dining & Lounge berhasil memenangkan kompetisi dan meraih Top Three. Bartender Hermosa Dining & Lounge ini juga berhasil merebut predikat Most Sustainable Award pada kompetisi meracik koktail Hennessy MyWay 2023.

 

Pada babak pertama Rizky mempersembahkan  koktail  bertajuk  Otan  &  Hennessy  yang  terinspirasi  dari pergerakan Hennessy pada 1875. Tema koktail ini menyampaikan pentingnya melindungi hutan hujan Kalimantan dan meningkatkan kesadaran untuk rehabilitasi hutan hujan sebagai habitat alami orangutan.

 

 

Perjalanan Rizky untuk menyuarakan pesan tersebut juga didukung oleh Hermosa Dining & Lounge yang menyumbangkan Rp50.000 untuk setiap penjualan koktail unik tersebut. Koktail dengan pesan penting itu merebut hati para juri dan membuatnya masuk babak Global Top Ten dan Live Finals dan Cognac. Menariknya, koktail Otan & Hennessy laku keras dan terjual lebih dari 100 gelas, berkontribusi terhadap penanaman lebih dari seratus pohon di Kalimantan.

 

Pada babak final di Cognac, Prancis, Rizky menghadirkan Samboja Cocktail, yang merupakan simbol dari aspek penting kompetisi Hennessy MyWay: kreativitas, bahan-bahan lokal, dan keberlanjutan. Minuman ini diracik menggunakan sisa-sisa house white wine, buah dan kulit nanas, kulit jeruk limau, serta biji buah avokad. Seluruh komponen yang digunakan dalam koktail tersebut diambil dari pasar lokal, sekalang dengan komitmen Hennessy akan tanggung jawab lingkungan.

 

 

“Samboja Cocktail merupakan sebuah perjalanan lanjutan dari koktail Otan & Hennessy. Samboja adalah nama salah satu daerah di Kalimantan Timur yang merupakan lokasi dari fasilitas konservasi orangutan. Setiap penjualan cocktail Otan & Hennessy menghasilkan donasi sebesar 50.000 Rupiah kepada Yayasan BOS. Kontribusi ini membantu upaya Pemerintah Indonesia dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam menjaga kelestarian hutan dan penyelamatan orangutan,” ujar Rizky.

 

Lebih dari sekadar kontes koktail, Matthew Heng, Kepala Perwakilan Moët Hennessy Indonesia, mengungkapkan bahwa Hennessy MyWay adalah perayaan penuh semangat atas kreativitas, individualitas, dan keberlanjutan. Di luar kompetisi, Hennessy MyWay adalah gerakan global yang mendorong individu untuk menjalani kehidupan sepenuhnya dan mengekspresikan diri mereka yang sebenarnya.

 

“Acara ini sendiri mendorong para bartender untuk lebih kreatif dan percaya diri. Ini adalah sebuah penghormatan terhadap beragam pengalaman manusia dan cara orang-orang mengekspresikan diri mereka secara autentik,” tutup Matthew.