Kartini Inspiratif 2024 | Sorta Marggretha : Dampingi Suami Mengabdi pada Negeri

Kolektor Wastra Nusantara & Ketua Bidang Budaya Persit

Selama ini Tentara Nasional Indonesia (TNI) kerap dikaitkan dengan sosok lelaki yang gagah nan perkasa. Namun, di balik itu terdapat sosok perempuan yang ternyata tak kalah kuat dan jauh lebih perkasa. Siapa lagi kalau bukan sosok istri yang selalu setia mendampingi suami, mengabdikan diri mengurus rumah tangga, dan menjadi ibu yang mendidik anak-anaknya.

 

Sebagai istri dari Brigadir Jenderal TNI Donni Hutabarat, Sorta Marggretha selalu setia menemani suaminya saat ditugaskan di berbagai daerah di Indonesia. Selain sebagai istri, dia turut mendedikasikan diri untuk keluarga dengan menjadi sosok ibu yang baik bagi kedua putrinya. Puluhan tahun menikah dengan figur TNI, bisa dibilang dirinya adalah sosok tangguh yang berhasil mendampingi sang suami, hingga berada di puncak karier, dan menjadi ibu yang berhasil mendidik anak-anaknya menjadi orang sukses.

 

Puluhan tahun menjadi istri sekaligus ibu, saat ini perempuan yang akrab disapa Retha ini bahkan telah dikaruniai cucu dari putri pertamanya Bella Fidelia. Sementara, anak keduanya, Nadia Priscilla kini tengah menjalani studi di Universitas Tarumanegara, mengambil jurusan bisnis manajemen. Retha mengaku, bukanlah hal yang mudah dalam mendidik kedua putrinya, namun dia bersyukur dikaruniai anak-anak yang baik dan mau mendengarkan nasihat kedua orang tua.

 

 

Baca Juga: 

Kartini Inspiratif 2024 | Novita Yunus: Bawa Batik Ke Kancah Internasional

Kartini Inspiratif 2024 | Tutting Anggraeni: Jangan Berhenti Belajar

 

 

Salah satu tips dalam mendidik anak khususnya di zaman sekarang, adalah dengan menjadi sosok sahabat bagi mereka. “Sebagai seorang ibu di zaman sekarang ini kita pun harus mengikuti cara anak-anak berpikir, dan juga bersikap. Supaya, mereka tidak hanya sekadar menganggap kita sebagai orang tuanya, tapi juga sebagai sahabat, sehingga mereka akan lebih terbuka kepada kita,” ujarnya dengan nada serius.

 

Selain itu, di zaman yang semakin maju dan global ini, Retha mengaku dalam mendidik anak, dia pun masih tetap memberikan batasan. Di antaranya mengenai batasan lingkungan pergaulan, agar tidak terjerumus pada hal yang negatif. Terakhir, tak kalah penting adalah membekali anak-anaknya dengan pendidikan yang tinggi.

 

Selain mengurus rumah tangga, kegiatan lain dari istri TNI biasanya aktif di organisasi Persatuan Istri TNI (Persit). Kesibukan ini turut dialami Retha yang kini menjabat sebagai ketua bidang kebudayaan di organisasi tersebut. Berkecimpung di bidang kebudayaan, dia dan anggotanya aktif mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan budaya, salah satunya menginisiasi lomba-lomba, seperti di acara HUT Kemerdekaan RI yang diadakan setiap bulan Agustus.

 

 

Baca Juga:

Kartini Inspiratif 2024 | Irma Gamal Sinurat: Lestarikan Budaya dan Berdayakan Perempuan

Kartini Inspiratif 2024 | Sri Sundari Kencana Ayu : Perempuan Berkarya Perempuan Berdaya

 

 

Menurutnya, banyak sekali manfaat dan pembelajaran yang bisa didapat dengan aktif di sebuah organisasi. Melalui Persit, dirinya bisa merasakan suasana kekeluargaan di antara sesama istri TNI. “Banyak pembelajaran diri yang kami dapatkan, seperti pendewasaan diri, terutama buat saya adalah dalam cara berpikir yang lebih maju dan berkembang,” ungkap Retha.

 

Menangani bidang kebudayaan dan seringkali menemani sang suami bertugas di sejumlah daerah di Indonesia, membuat matanya terbuka tentang keindahan kain atau wastra Nusantara. Mulai dari kain batik, tenun, ulos hingga songket kini menjadi koleksinya. “Menurut saya wastra itu bisa mengeluarkan sisi perempuan yang anggun dan cantik saat dipandang mata. Selain itu saya sangat menyukai keindahan motif dan warnanya yang unik dan beragam,” lanjutnya.

 

Tidak seperti kolektor wastra lainnya, Retha mengaku tidak hanya hanya memajang kain koleksinya. Dia justru mengenakannya di setiap kesempatan, termasuk saat mendampingi suaminya dinas ke daerah-daerah di Indonesia. Menurutnya, keindahan warisan Nusantara ini perlu dilestarikan. Selain dikenakan, kain-kain tradisional ini pun harus dikembangkan, mulai dari motif ataupun warnanya, agar bisa tetap bersaing di tengah gempuran masuknya banyak produk fashion dari mancanegara.

 

 

(Arfi | Dok. Batik Chic)