Shinta Widjaja Kamdani: Ciptakan Iklim Usaha Kondusif, Kompetitif, dan Berkelanjutan

Ketua Umum Apindo 2023 - 2028 & CEO Sintesa Group

 

Tak terasa tahun 2023 akan segera berakhir. Melihat kondisi bisnis sepanjang tahun ini, CEO Sintesa Group Shinta Widjaja Kamdani melihat, situasi sektor usaha memiliki tantangan tersendiri untuk ditaklukkan. Melambannya tren pertumbuhan ekonomi global dan Indonesia pasca pandemi, menyebabkan Indonesia dan Kawasan Asia diperkirakan diprediksi akan tumbuh 2/3 dari sebelum pandemi. Sehingga Sintesa Group yang dia pimpin, juga terus melakukan langkah antisipasi melalui strategi bisnis tepat guna.

 

“Bisnis di Sintesa Group sendiri terdiri dari empat pilar, yaitu consumer product, industry product, property, dan energy. Jadi, yang namanya bisnis memang ada up and down, untuk tahun 2023 dengan segala tantangan yang menghadang, kami bersyukur Sintesa Group masih bisa tetap tumbuh sekitar 10%,” ujar putri sulung dari pasangan Johnny Widjaja dan Martina Widjaja ini.

 

Berbicara mengenai tahun 2024, Shinta berterus terang ketidakpastian masih mewarnai iklim usaha yang perlu diwaspadai. Bukan hanya akibat situasi geopolitik Rusia-Ukraina dan ditambah terjadinya konflik Israel-Palestina, tetapi juga tahun 2024 merupakan tahun politik dengan adanya kegiatan pemilu. Pastinya, memang akan ada dampak positif untuk sektor-sektor tertentu, khususnya yang berhubungan dengan kebutuhan aktivitas-aktivitas kampanye dan pemilu. Namun, sekaligus juga membawa kecenderungan wait and see untuk investasi dan pengembangan bisnis.

 

BACA JUGA:Retno Marsudi: Aktifkan Kembali Mekanisme Bilateral

Dian Siswarini: Digitalisasi untuk Semua

 

Dia melanjutkan, “Saya bersama seluruh karyawan di Sintesa Group menghadapi tahun depan, we are like a fighter. Kita harus solid, prudent, dan menjaga resiliensi dalam menghadapi ketidakpastian tahun 2024. Kami tetap fokus pada pilar yang ada dan mempromosikan ekonomi hijau, karena industri hijau makin berkembang dan diminati secara global. Kami memiliki industri clean energy yang akan terus dimajukan, termasuk juga masuk ke produk-produk yang lebih sustainable.” Shinta percaya bahwa peran SDM menjadi sangat penting ke depannya, sehingga diperlukan pelatihan-pelatihan digitalisasi maupun hal-hal yang berhubungan sustainability atau pengembangan bisnis hijau.

 

Tak hanya bertangan dingin dalam berbisnis, Shinta yang getol berorganisasi ini pun terpilih sebagai perempuan pertama yang menjadi Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) periode 2023-2028 dalam sejarah 71 tahun APINDO berdiri. “Ini menjadi amanah, kepercayaan, sekaligus tanggung jawab besar untuk saya. Itulah sebabnya, kami sudah menyusun dan mengembangkan sejumlah program kerja maupun program unggulan. Program unggulan APINDO berfokus pada Roadmap Perekonomian, Sertifikasi HR-IR, UMKM Merdeka, dan pengentasan stunting lewat program KIPAS Stunting,” ujar perempuan yang juga menjabat sebagai Co-Chair untuk Global Investor for Sustainable Development (GISD) Alliance, aliansi investor global yang dibentuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta Koordinator Wakil Ketua Umum III Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN).

 

Visi APINDO adalah menciptakan iklim usaha yang kondusif, kompetitif, dan berkelanjutan untuk penciptaan lapangan kerja. Isu ini menjadi tantangan ke depannya, mengingat kondisi penyerapan tenaga kerja di Indonesia cenderung menurun meski Pemerintah terus memacu investasi. Daya serap tenaga kerja dalam 9 tahun terakhir, pada tahun 2013 dari setiap 1 triliun investasi tercipta 4.594 tenaga kerja menjadi 1.379 pada kuartal ketiga 2023.

 

 

“Penanaman modal semakin didominasi oleh investasi padat modal yang menyerap sejumlah tenaga kerja yang terbatas serta tren menyusutnya proporsi investasi padat karya. Jadi kita juga harus lebih menitikberatkan ke pengembangan dan pemberdayaan UMKM. Itu kenapa menciptakan pekerjaan melalui UMKM adalah fundamental sehingga APINDO kemudian meluncurkan program UMKM Merdeka. Bekerja sama dengan berbagai universitas agar pemberdayaan UMKM bisa masuk ke kurikulum pemagangan. Jadi mahasiswa tidak hanya magang di dunia industri, tapi juga terjun di bisnis pelaku UMKM.”

 

Program UMKM Merdeka menggunakan konsep pentahelix dan sudah berjalan di hampir 12 provinsi dan tahun depan akan diperluas lagi. Pelajar yang magang di UMKM juga akan mendapat pendampingan mentor dari perusahaan-perusahaan besar dan mereka sangat terbantukan, karena bisa belajar mengembangkan usahanya secara maksimal.

 

Menyadari SDM sebagai modal pembangunan yang penting untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi, APINDO kemudian memiliki program aksi unggulan yang fokus pada pengentasan stunting untuk membantu target pemerintah menurunkan target prevalensi stunting hingga 14% pada tahun 2024. Perempuan yang selalu mengawali hari dengan berdoa dan menutup hari dengan evaluasi diri ini berkata, “Kami bergerak langsung di lapangan ke berbagai posyandu bersama Kementerian Kesehatan dan BKKBN. Tidak hanya melakukan sosialisasi, kami juga melakukan intervensi melalui pemberian nutrisi makanan bergizi kepada ibu hamil, ibu menyusui, dan baduta. APINDO juga akan menggandeng 1000 pengusaha untuk bergotong royong atasi stunting ini. Untuk mengantisipasi ancaman terhadap bonus demografi yang dapat menghambat pencapaian visi Indonesia Emas 2045.” Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pun dengan gamblang mengapresiasi fokus kerja APINDO untuk aktif terhadap penanganan stunting di Tanah Air.

 

BACA JUGA:

Prof. dr. Ova Emilia: Perkuat Pengabdian Komprehensif

Lisa Yulia: Dari Karyawan Menjadi Young Entrepreneur Sukses

 

Menyadari tantangan perekonomian nasional, APINDO juga meluncurkan Roadmap Perekonomian APINDO tahun 2024 - 2029 sebagai bagian dari advokasi untuk mengawal kebijakan strategis nasional. “Untuk itu, kami melakukan dialog dengan seluruh kandidat calon presiden Pemilu 2024, karena tahun 2023 menjadi krusial untuk meletakkan pondasi perekonomian. Secara politik APINDO harus tetap menjaga netralitas, sehingga dialog dengan kandidat Capres penting sebagai masukan dan kontribusi konkret dunia usaha untuk pemerintah masa depan yang nantinya bisa membantu pemerintah dalam menyusun formulasi kebijakan, kelembagaan dan tata kelola untuk lima tahun ke depan,” ungkap Ibu dari empat anak yang suka menonton drama Korea sebagai stress relief ini dengan nada serius.

 

Bagi Shinta, berbagai peran dan aktivitas yang dia lakukan merupakan bukti nyata servant leadership yang dia pelajari dari Mother Teresa, inspirasi sekaligus teladan hidup baginya. Mother Teresa adalah tokoh dunia dengan semangat kemanusiaan luar biasa dan telah menjadi pengaruh besar bagi tujuan hidup Shinta. “It’s time for me to think beyond myself,” ujar Shinta yang telah banyak berkontribusi bagi dunia usaha secara global. Dia percaya bahwa hidup sejatinya adalah berbagi untuk memberi dampak pada sekeliling dan tidak mementingkan diri sendiri. Elly S | Foto: Sutanto