Kartini Inspiratif 2024 | Viviani Suhar: Tangguh & Tegar Buktikan Diri

Ketua Umum Ikatan Surveyor Indonesia

 

Mungkin tidak banyak orang tahu tentang profesi surveyor yang melakukan pemetaan dan penyediaan informasi geospasial. Berkaitan erat dengan bidang teknik, tidak sembarangan orang bisa menjadi surveyor, karena harus mendapatkan sertifikasi setelah memenuhi kompetensi yang dibutuhkan. Salah satu syarat utamanya, yaitu harus mempunyai latar belakang pendidikan dari Teknik Geodesi dan Geomatika.

 

Didominasi laki-laki, hanya segelintir perempuan yang berprofesi sebagai surveyor, di antaranya adalah Viviani Suhar. Perempuan lulusan Institut Teknologi Bandung angkatan 1992 yang kini mengemban tanggung jawab sebagai Ketua Umum Ikatan Surveyor Indonesia ini berhasil membuktikan diri bahwa perempuan pun bisa menjadi seorang surveyor.

 

“Dulu kami satu kelas hanya ada tiga perempuan dari 57 mahasiswa. Kadang-kadang kami malah mendapat privilege, jadi lebih mudah berkarya dan dikenali. Memang, tantangannya menghadapi dunia laki-laki kita sebagai perempuan harus tangguh, bukan hanya secara mental, tetapi juga fisik, karena tugas kami banyak di lapangan,” kenang perempuan yang kerap disapa Ivy ini tentang pengalamannya saat kuliah dulu.

 

BACA JUGA:

Kartini Inspiratif 2024 | Yuni Shara: Sumbangsih untuk Keluarga & Bangsa

Kartini Inspiratif 2024 | Anne Mutia Ridwan: Konsisten Mengasah Ide Kreatif

 

Setelah lulus, dia bekerja di perusahaan multinasional yang bergerak di bidang oil & gas. Saat itu, dia bahkan harus menembus hutan untuk melakukan survei tempat yang akan dijadikan daerah untuk operasional perusahaan.

 

Lebih lanjut, Ivy menyampaikan cakupan bidang surveyor sendiri terbagi menjadi surveyor hidrografi, teretris, dan udara. Surveyor hidrografi bertugas memetakan laut, biasanya dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan pengeboran minyak lepas pantai atau pemasangan pipa bawah laut.

 

“Surveyor hidrografi juga bisa diperbantukan, apabila terjadi kecelakaan pesawat di lautan dengan menggunakan ROV. Sementara, surveyor teretris memetakan wilayah di daratan, seperti pekerjaan yang dilakukan Kementerian PUPR, yakni membangun jalan, jembatan, dan konstruksi lainnya. Surveyor teretris juga melakukan pemetaan kadaster, yaitu hak atas tanah, bekerja sama dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN).  Terakhir, surveyor udara (remote sensing), biasanya menggunakan drone dan pencitraan satelit. Ada pun hasilnya adalah informasi spasial berupa geographic information system,” jelasnya lebih lanjut.

 

Memimpin asosiasi yang mayoritas anggotanya kaum Adam, Ivy mengatakan dirinya lebih bersifat ‘ngemong’, seperti seorang ibu kepada anaknya. Namun, ada juga masa-masa dia harus bersikap tegas. “Awalnya banyak yang menyangsikan. Apalagi, saya sempat berhenti bekerja untuk membesarkan anak dan ikut suami bertugas di luar negeri. Tapi, saya menganggapnya sebagai tantangan dan berusaha membuktikan bahwa saya adalah orang yang tepat untuk posisi ini. Jadi, saya merangkul banyak orang dan mendengarkan masukan dari teman-teman. Lalu, paling penting, saya tidak mau merugikan orang lain ataupun melanggar hukum,” tegasnya.

 

 

Menurutnya hal ini selaras dengan apa yang diperjuangkan Kartini dulu. Perempuan mampu menjadi apa saja, selama dia teguh pada pendiriannya dan sebenarnya juga bisa melakukan semua pekerjaan laki-laki. “Saya selalu ingatkan kepada kedua anak perempuan saya, bahwa mereka harus kuat dan tegar. Hidup itu pasti ada masalah. Ada up and down. Jangan mudah menyerah, selagi kita masih diberi napas oleh Tuhan, berarti kita masih bisa menghadapi cobaan tersebut,” papar Ivy yang hobi menyanyi dan sempat membuat grup ini.

 

Hal lain yang diturunkan perempuan berdarah Minang ini kepada putri-putrinya adalah kecintaannya pada wastra Nusantara, seperti batik. Sering melihatnya sebagai jarik untuk menggendong bayi, batik zaman sekarang menurutnya jauh lebih berkembang, menjadi sesuatu yang elegan.

 

Pencinta batik tulis ini menambahkan, “Setiap kali menghadiri acara konferensi di luar negeri, saya selalu mengenakan batik, mulai dari blus hingga outer. Saya juga selalu mengingatkan anak-anak yang sekarang tinggal di luar negeri, supaya ingat bahwa mereka adalah perempuan Indonesia yang harus bangga dengan budayanya.”