Kartini Inspiratif 2024 | Eifi Basuki: Lampaui EkspektasI Melangkah Pasti

Business Partner Batik Chic White Heritage Menteng

 

Ingin mempromosikan penggunaan batik sebagai bagian dari identitas dan jati diri Indonesia, Eifi Basuki tanpa ragu memutuskan untuk menerima tantangan menjadi business partner Batik Chic White Heritage (BCWH) Menteng. Bersama sang kakak, Yuni Marsono, dia menempuh langkah berani dengan memulai bisnis pada Agustus 2020 didorong rasa cintanya pada wastra Nusantara. Di tengah pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19, mereka harus berusaha keras bagaimana agar bisa memperluas jaringan Batik Chic dalam melayani pelanggan dan penggemar fashion wastra Nusantara.

 

“Langkah ini bisa dibilang cukup nekat, tapi kami memiliki perhitungan bisnis yang bertujuan untuk mendukung para pelaku usaha kecil menengah, pembuat kain wastra, penjahit, serta pembuat tas maupun aksesori,” ujar Eifi mengenai strategi pengembangan cabang baru Batik Chic tersebut. Selama pandemi, BCWH menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah, seperti wajib memakai masker, menjaga jarak, dan menyediakan hand sanitizer.

 

Area Menteng dipilih, karena lokasinya strategis di tengah kota Jakarta, yang diharapkan akan memudahkan pelanggan Batik Chic yang berada di area Jakarta Pusat, Utara, serta Barat. BCWH menyediakan koleksi eksklusif yang berbeda dari Batik Chic Gallery, Kemang. Selain koleksi Batik Chic, BCWH juga dilengkapi lini NY by Novita Yunus, Tiraz Modest Wear, BC Home, dan produk aksesori dari Ubud by Yuni Marsono, serta Manjusha Nusantara.

 

BACA JUGA:

Kartini Inspiratif 2024 | Anne Mutia Ridwan: Konsisten Mengasah Ide Kreatif

Kartini Inspiratif 2024 | Viviani Suhar: Tangguh & Tegar Buktikan Diri

 

Sebagai orang yang bertanggung jawab atas BCWH Menteng, Eifi ditargetkan untuk meningkatkan penjualan, bekerja sama dengan berbagai bidang, dan lebih banyak melakukan acara maupun kerja sama. Dia juga dituntut untuk melebarkan pasar dengan fokus pada generasi muda yang lebih tertarik pada Batik Chic, karena sebelumnya target market mereka adalah perempuan dewasa usia 40 tahun ke atas. 

 

Dia mengakui tantangan utamanya adalah mencapai pelanggan potensial yang tinggal di Menteng, dan ternyata tidak sebanyak yang diharapkan, karena sebagian besar dari mereka justru jarang berada di Jakarta. Meskipun sudah berada di Menteng selama hampir empat tahun, mereka masih terus bekerja keras untuk mencapai pasar yang diinginkan.

 

Dia pun belajar secara aktif menggunakan platform media sosial, seperti Instagram dan WhatsApp, untuk memasarkan produk. Eifi mengutamakan hubungan pribadi dengan pelanggan dan menyesuaikan strategi penjualan dengan kebutuhan mereka.

 

 

Mendorong penetrasi pasar saat pandemi, BCWH di bawah pimpinan Eifi kerap mengadakan acara virtual mengundang para perempuan top management dari berbagai perusahaan BUMN. Salah satunya fashion show di Museum Bank Mandiri yang disaksikan secara online di kanal Youtube mereka. Eifi juga menekankan kebijakan one-on-one customer relationship, sebagai cara untuk bonding dengan pelanggan, dengan demikian mereka akan merasa diperhatikan dan diistimewakan.

 

Tidak hanya kendala dalam berbisnis, Eifi juga menghadapi tantangan seperti persepsi gender dan ekspektasi yang kadang-kadang membatasi. Namun, dia mendorong perempuan Indonesia untuk terus maju, tidak takut dengan tantangan, dan percaya bahwa mereka bisa mencapai segala hal yang diinginkan sama seperti Kartini. “Kami di Batik Chic berhasil membuktikannya, bahwa perempuan pun bisa berprestasi. Tidak hanya di dalam negeri, kami sukses memperkenalkan batik hingga ke mancanegara dalam ajang fashion terkenal di kota mode Paris,” ujarnya bangga.

 

Lebih lanjut ibu dua anak ini berharap melalui Batik Chic dapat mendukung ekonomi lokal dan para pengrajin batik di daerah. Dia turut menegaskan pentingnya untuk mencintai dan memakai batik secara terus-menerus, baik dalam gaya yang tradisional maupun modern sebagai wujud cinta terhadap budaya bangsa Indonesia.