Sucikan Diri di Sungai Gangga

Baru-baru ini beberapa hari besar tampak saling bertepatan satu sama lain. Tidak hanya umat muslim yang merayakan hari Raya Idulfitri, ada pula peringatan Kenaikan Isa Almasih yang keduanya bertepatan pelaksanaannya tahun ini. Di sisi lain, pemeluk agama Hindu di dunia juga merayakan hari besar mereka. Berlangsung setiap 12 tahun sekali, Kumbh Mela menjadi salah satu tradisi ziarah terbesar dan ritual paling suci bagi umat Hindu. Pada acara ini, tidak ada perbedaan kasta. Semua membaur menjadi satu.

 

Berdasarkan ‘Intangible Cultural Heritage of Humanity’ UNESCO pada 2017, ritual Kumbh Mela didasarkan pada mitologi Hindu. Menceritakan tentang pertempuran antara Dewa Wisnu yang dianggap sebagai pelindung alam semesta dengan setan-setan yang disebut dengan Asura. Keduanya memperebutkan sebuah kendi yang berisi amrita atau madu keabadian. Pertempuran pun berhasil dimenangkan sang dewa. Namun, ketika Dewa Wisnu terbang menjauh dari Asura, empat tetes madu jatuh dari kendi. Tetesannya jauh di empat kota kuno, yakni Prayagraj, Nasik, Haridwar, dan Ujjain.

 

Berlangsung di Sungai Gangga, Kota Allahabad, India, festival ini berlangsung selama dua bulan. Untuk menentukan tanggal, para tetua umumnya melihat dari keselarasan bintang-bintang dan disesuaikan dengan kalender Hindu yang mereka gunakan. Jatuhnya tetesan madu di empat tempat yang berbeda, membuat empat tempat menyelenggarakan festival pada waktu yang berbeda pula.

 

Para peziarah yang biasa disebut kalpwasis umumnya datang di pagi hari. Mereka berbondong bondong mendatangi sungai untuk mandi dan membasuh tubuh mereka. Sebelum menceburkan diri ke dalam air, para kalpwasis akan melakukan ritual persembahan kepada dewa. Menurut kepercayaan masyarakat Hindu, prosesi mandi di Sungai Gangga ini akan membawa keberuntungan, menghapus dosa, dan memfasilitasi moksa atau membebaskan mereka dari siklus hidup dan mati.

 

Oleh masyarakat Hindu, sungai suci tersebut juga dianggap sebagai Dewi Gangga. Dewi berparas cantik yang digambarkan memiliki empat tangan. Dia dipercaya sebagai dewi kesuburan dan pembersih dosa dengan cairan suci yang dicurahkannya. Madu keabadian dari kendi Dewa Wisnu dan cairan suci milik Dewi Gangga-lah yang dianggap mengalir di sana.

 

Setiap kali acara ini dilaksanakan, Desa Kumbh yang menjadi lokasi perayaan akan dipenuhi lebih dari 60 juta orang. Mendapat tamu dari berbagai daerah di dunia, penyelenggara acara ini harus menyediakan berbagai fasilitas pendukung. Desa Kumbh akan diubah menjadi 14 sektor, ketika festival ini berlangsung. Setiap sektor akan dilengkapi tempat penyediaan air minum, toko-toko makanan, rumah sakit, kantor polisi, hingga pasokan listrik yang memadai. Pembagian sektor-sektor ini menjadi langkah pihak penyelenggara untuk mengatur laju para peziarah agar tertata dengan baik.