Setiap ibu pasti ingin memastikan rumah tetap jadi tempat paling aman untuk anak tumbuh sehat. Tapi saat nyamuk pembawa virus dengue mulai menyerang dari balik sela-sela rumah, kewaspadaan jelas perlu ditingkatkan. Apalagi di musim pancaroba seperti sekarang, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali melonjak dan banyak menyerang anak-anak.
Di tengah kekhawatiran itu, MY BABY kembali hadir lewat Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk, sebuah kampanye tahunan yang bertujuan edukasi dan aksi nyata mencegah penyebaran DBD lewat kebiasaan sederhana di rumah.
Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan, sepanjang 2024 terdapat hampir 250 ribu kasus DBD yang tersebar di ratusan kabupaten dan kota. Dari angka tersebut, lebih dari seribu nyawa tidak terselamatkan. Sepanjang awal tahun 2025 hingga pertengahan Februari, kasus sudah menembus angka 10.752, dengan jumlah kematian mencapai 48 orang.
Menurut dr. Ina Agustina Isturini, MKM, dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, tren peningkatan DBD bukanlah hal baru. “Sejak 2016, grafiknya terus naik,” katanya. Beberapa wilayah dengan lonjakan tertinggi antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Di sisi lain, kelompok usia anak-anak jadi sorotan utama. Dr. dr. Anggraini Alam, Sp.A(K) dari RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung mengungkapkan bahwa anak-anak berisiko lebih tinggi mengalami DBD berat. “Sebanyak 75% kasus dengue ditemukan pada rentang usia 5–44 tahun. Namun, tingkat kematian tertinggi sekitar 40%, terjadi pada kelompok usia 5–14 tahun,” jelasnya.
Melihat angka tersebut, edukasi dan pencegahan dini dianggap langkah paling efektif. Tahun ini, MY BABY menjangkau keluarga di tiga kota besar, seperti Bandung, Semarang, dan Surabaya, dengan mengajak mereka aktif menerapkan 3M Plus: menguras, menutup, mendaur ulang, serta perlindungan tambahan dari gigitan nyamuk.
Di area-area padat penduduk, kegiatan fogging juga dilakukan. Produk larvasida dan minyak telon pun dibagikan ke warga sebagai bentuk dukungan nyata. Deputy Managing Director Consumer Cosmetic & Health Care Tempo Scan Group, Winny Yunitawati, menekankan bahwa keluarga punya peran penting dalam memutus mata rantai penularan. “Kesadaran orang tua untuk menjaga kebersihan lingkungan sangat menentukan. Karena itu, kami hadir kembali dengan aksi nyata yang bisa dimulai dari rumah,” katanya.
Winny juga menyebut bahwa edukasi tidak berhenti di kampanye satu kali. Komitmen perlindungan anak terus dikembangkan melalui inovasi produk yang praktis dan aman digunakan sehari-hari, termasuk perlindungan dari nyamuk hingga 12 jam.
Di tengah ancaman penyakit menular yang makin variatif, langkah pencegahan sederhana seperti menjaga kebersihan dan memilih perlindungan tambahan bisa jadi solusi efektif. Karena itu, keterlibatan keluarga dalam aksi seperti ini jadi penting, bukan hanya untuk momen tertentu, tapi sebagai kebiasaan baru yang berdampak luas.