Ajakan penuh semangat disampaikan Menteri Perdagangan Budi Santoso (Mendag Busan) saat membuka INACRAFT October 2025 Vol. 4 Youthpreneurs di Jakarta International Convention Center (JICC) Senayan. Dalam forum yang dihadiri ratusan pelaku UMKM kerajinan, ia menegaskan bahwa masa depan industri kerajinan nasional berada di tangan generasi muda.
“Indonesia kini menduduki peringkat ke-11 eksportir produk kerajinan dunia. Namun, agar naik ke level yang lebih tinggi, kita perlu peran youthpreneurs untuk menjaga warisan budaya sekaligus menghidupkan inovasi,” ujar Mendag Busan dalam sambutannya.
Acara pembukaan turut dihadiri Menteri UMKM Maman Abdurrahman, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Wamen PPPA Veronica Tan, Ketua Umum ASEPHI Muchsin Ridjan, serta Ketua Dekranas Pusat Selvi Gibran Rakabuming. Kehadiran sejumlah duta besar negara sahabat menunjukkan kuatnya dukungan internasional bagi potensi kerajinan Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Mendag menekankan komitmen pemerintah untuk mendampingi UMKM menembus pasar global melalui program UMKM BISA Ekspor (UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi Ekspor). Program ini memfasilitasi UMKM bertemu dengan perwakilan perdagangan RI di luar negeri, hingga business matching dengan calon pembeli mancanegara.
“Sejak Januari–Agustus 2025, tercatat 942 UMKM mengikuti business matching dengan total transaksi mencapai USD 90,90 juta atau sekitar Rp1,40 triliun. Yang membanggakan, 70 persen di antaranya adalah UMKM yang baru pertama kali ekspor,” jelas Mendag.
Produk yang paling diminati antara lain makanan-minuman, kopi, kakao, produk perawatan tubuh, fesyen muslim, furnitur, hingga kerajinan ramah lingkungan.
Selain fasilitasi buyer, pemerintah juga aktif memperluas pasar ekspor lewat sejumlah perjanjian perdagangan. Baru-baru ini Indonesia menandatangani CEPA dengan Peru (11 Agustus 2025), menuntaskan perundingan Indonesia–EU CEPA (23 September 2025), serta menandatangani Indonesia–Canada CEPA (24 September 2025). Selanjutnya, Indonesia akan menandatangani perjanjian dengan Uni Ekonomi Eurasia (EAEU) pada Desember 2025, dan tengah memproses kerja sama dagang dengan Tunisia.
“Setiap perjanjian ini membuka peluang lebih besar bagi UMKM kerajinan kita masuk ke pasar global dengan tarif lebih kompetitif,” tambahnya.
INACRAFT October 2025 juga menjadi etalase kreativitas UMKM muda. Salah satunya Lumosh Living, UMKM keramik yang memanfaatkan limbah untuk produk ramah lingkungan. Lewat pembinaan Kemendag, Lumosh berhasil menembus buyer asing dan meraih penghargaan Good Design Indonesia 2024.
Co-Founder Lumosh, Raymond Kurniawan Tjiadi, berharap dukungan pemerintah terus diperkuat. “Kami butuh insentif agar bisa bersaing dengan produk keramik dari Thailand dan Vietnam. Partisipasi di pameran internasional sangat penting untuk membuka pasar,” ujarnya.
Ketua Umum ASEPHI Muchsin Ridjan menambahkan, meski tidak semua UMKM bisa difasilitasi ikut pameran, minat para pelaku usaha di daerah sangat besar. “INACRAFT hanyalah pintu awal. UMKM adalah penopang ekonomi, bahkan sering jadi penyelamat saat krisis. Karena itu, belanja produk UMKM adalah bentuk dukungan nyata,” tegasnya.
Pembukaan INACRAFT kali ini tidak hanya menandai dimulainya pameran kerajinan, tetapi juga momentum besar untuk memperkuat posisi Indonesia di pasar global. Mendag Busan menegaskan kembali, youthpreneurs harus menjadi garda depan yang menyatukan kreativitas, inovasi, dan semangat ekspor.
“Masa depan kerajinan ada di tangan generasi muda. Dengan inovasi dan keberanian menembus pasar global, kerajinan Indonesia bisa menjadi kebanggaan dunia,” pungkasnya. (Ali | Foto Dok. Humas Kemendag)