Dukung Perempuan Tampil Cantik Setiap Saat

Dea Salsabila Amira, CEO Rentique

Kepeduliannya terhadap lingkungan sekaligus ingin perempuan Indonesia bisa tampil cantik setiap saat tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya, Dea Amira memutuskan untuk mendirikan bisnis penyewaan baju Rentique. Menurut lulusan Harvard Business School Online ini, fast fashion merupakan industri yang paling banyak menghasilkan sampah.

 

Dengan menyewa baju, otomatis akan mengurangi pembelian baju baru, dan tentunya juga sampah. Tidak hanya menyediakan koleksi dari desainer lokal untuk mengurangi jejak karbon, Rentique bermitra pula dengan layanan laundry ramah lingkungan ber- sertifikat enviro-kleen, yang berarti tidak memakai bahan kimia berbahaya. Sejak didirikan, Rentique juga menggunakan recycled garment bag sebagai wadah penyimpanan koleksinya untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai. Berikut petikan percakapan Women’s Obsession dengan tokoh Next Gen kali ini.

 

Bisa diceritakan apa itu Rentique dan inspirasi lahirnya bisnis ini?

Berlatar belakang pengalaman pribadi yang kerap merasa tidak ada baju yang cocok untuk bertemu klien, saya akhirnya memutuskan untuk membuat Rentique. Berdasarkan pengalaman tersebut, saya melakukan riset kepada perempuan-perempuan di Indonesia. Hasilnya, 90% dari mereka bilang merasakan hal yang sama dengan saya. Ternyata, mereka mengeluarkan sekitar Rp600.000 per bulan untuk membeli satu hingga dua item fashion. Tapi, mereka tetap merasa membutuhkan item yang lebih banyak lagi. Jadi di sini, Rentique memberikan pilihan untuk menikmati koleksi fashion designer dengan harga terjangkau.

 

Pertama, tujuannya memang ingin bisa membantu perempuan Indonesia supaya bisa terlihat cantik setiap saat. Kedua, sebenarnya saya ingin menumbuhkan awareness bahwa industri fashion menjadi industri penyumbang limbah di dunia. Ada 67 juta ton setiap tahunnya dan baju tersebut tidak mudah terurai, terutama yang berbahan poliester.

 

Sejak berdiri, produk apa saja yang ditawarkan?

Kami mempunya tiga layanan. Pertama, ada one time rental. Layanan ini bisa menyewa satu baju. Dipakai untuk ke pernikahan, hangout bersama teman, atau berlibur. Dengan biaya sebesar Rp89.000 pelanggan dapat menyewa selama empat hari. Sudah termasuk pengiriman, pengembalian, dan laundry. Kemudian, setelah launching layanan ini, ada demand dari user untuk bisa memberikan service membership yang mendorong lahirnya layanan kedua, pengguna bisa membawa delapan item. Selain itu, sekarang user juga bisa membeli baju preloved.

 

Bisa diceritakan mengenai pencapaian selama ini?

Rentique di launching pada Agustus 2019 lalu, kini sudah ada 55.000 pengguna aktif. Beberapa waktu silam, Rentique mendapat penghargaan dari Google untuk kategori ‘Hidden Gem’. Penghargaan ini diberikan untuk aplikasi yang sedang rising dan banyak digunakan. Ini sebenarnya sebuah award yang sangat sulit untuk didapatkan oleh pelaku usaha.

 

Pengalaman paling menarik selama menjalankan bisnis ini?

Sangat banyak, awal Rentique dibuat kami sempat ikut Jakarta Fashion Week. Ketika itu, kami berkolaborasi dengan tiga desainer lokal yang semuanya perempuan, sesuai dengan misi Rentique untuk bisa memberdayakan perempuan. Penghargaan Hidden Gem juga menjadi salah satu pengalaman yang cukup memorable buat saya pribadi. Tapi dari semua itu, yang paling penting adalah ketika kami bisa mendengarkan feedback dari user. Mungkin itu hal yang sebenarnya biasa saja menurut orang lain. Tapi, menurut kami sebagai orang di belakang layar, ini merupakan misi yang ingin kami capai dan alhamdulillah berhasil. Jadi, semakin banyak customer yang senang dengan Rentique, saya dan tim pun semakin gembira.