Terkenal sebagai brand mode yang mendunia, Burberry tidak hanya merancang dan menjual pakaian. Baru-baru ini, brand asal Inggris tersebut membuka counter fragrance terbarunya di Metro Plaza Senayan untuk mendekatkan diri dengan konsumen di Tanah Air. Membawa konsep baru rancangan Chief Creative Officer Burberry, Riccardo Tisci, counter ini merupakan hasil karya pertamanya di Indonesia.
Tisci yang juga merupakan seorang fashion designer sangat memperhatikan aspek sustainability. Dia mengurangi penggunaan bahan dari 50 jenis menjadi 15 bahan saja di counter dengan konsep yang baru ini.
Warna beige yang menjadi identitas brand berumur 160 tahun ini tampak dominan di counter yang baru. Eksplorasi monotonal dan multitekstural ini digali dari referensi rok Burberry tahun 1980-an. Variasi warna beige yang lembut semakin menonjol dilengkapi dengan aksen dan warna emas pada pernis, bahan, instalasi logam, cermin maupun kayu.
Di counter baru ini kita juga bisa menemukan beberapa parfum yang menjadi best seller tentunya, seperti Burberry Her Eau de Parfume. Perfume gourmand dengan sentuhan British ini memiliki top notes red and dark berry diringankan dengan white woody accord yang berkilau.
Bergaya, energik, optimis, petualang dan berani merupakan inti dari Her siap menjelajahi London, kota metropolis yang indah, ramai, kreatif, eklektik, dan penuh kehidupan. Dikemasi dalam botol mewah sekaligus alami, parfum ini merupakan inspirasi dari fragrance Burberry yang sudah ada.
Ada pula Burberry Her London Dream Eau De Parfum. Aroma khas Burberry Her berkembang menjadi Burberry Her London Dream dengan top notes lemon dan jahe menyegarkan berpadu dengan aroma rose nan romantis serta peony. Cerah dan menarik, Her London Dream memberikan esensi gaya yang santai dan muda.
Tak ketinggalan Mr. Burberry Eau De Toilette untuk pria. Terinspirasi dari Mr. Burberry original, perfum ini merepresentasikan esensi dan antisipasi kota London saat malam hari. Komposisi woody dan herbalnya membawa tradisi wewangian British. Top notes, terdiri dari jeruk bali, kapu laga, dan juga tarragon. Dengan middle notes daun birch, minyak pala, dan cedar, dan diakhiri dengan base notes kayu cendana, akar wangi, serta kayu guaiac.
Botolnya didesain untuk menghormati the Black Heritage Trench Coat dengan detail design khasnya. Berani dan masculine, tutupnya dirancang dengan pemberat dan berbentuk seperti tanduk, dengan ikatan pita dari tenunan English yang terikat di leher botol, merayakan kain inovatif yang diciptakan oleh Thomas Burberry 100 tahun yang lalu.