Singa Utara dan Selatan

Menyambut bulan Februari, perayaan Cap Go Meh menjadi salah satu hari besar yang dinanti untuk dirayakan bersama sanak saudara.

 

Salah satu yang menarik dari perayaan yang identik dengan warna merah ini adalah munculnya barongsai. Berdasarkan kepercayaan tradisional masyarakat Tiongkok, singa merupakan simbol keberanian, stabilitas, dan keunggulan.

 

Berwujud seperti singa, barongsai sendiri muncul sejak 1500 tahun silam. Kehadirannya memiliki sejarah yang berkaitan dengan legenda Nian.

 

Berwujud raksasa yang kerap menimbulkan ketakutan di tengah masyarakat, Nian menjadi Momok menakutkan. Dia biasa muncul menjelang Tahun Baru Imlek pada masa kekuasaan dinasti Oing.

 

Hingga satu ketika muncul seekor singa yang berhasi menghalangi Nian dan mengusirnya. Sayangnya setelah Nian pergi, sang singa pun hengkang. Tanpa masyarakat tahu bahwa raksasa Itu memendam sakit hati dan berniat datang lagi.

 

Ketika Nian kemball, masyarakat panik, karena tidak ada sosok singa yang melindungi mereka. Akhirnya, warga memutuskan untuk membuat kostum barongsat yang menyerupai singa agar bisa mengusir monster tersebut.

 

Cara itu berhasil mengusir Nian hingga tak kernbali menakut masyarakat di desa.

 

Hingga saat ini, barongsai tetap dimainkan dengan tujuan mengusir roh-roh jahat, aura buruk, dan dianggap membawa keberuntungan. Selain pada perayaan Cap Go Meh, barongsai ditampilkan pula pada setiap acara-acara besar, seperti pembukaan kelenteng hingga restoran.

 

Di Indonesia terdapat dua jenis tarian singa, yakni Singa Utara dan Selatan. Singa Utara biasa disebut Peking Sai, sementara Singa Selatan dikenal sebagai Barongsai.

 

Singa Utara umumnya dimainkan dengan dua singa dewasa. Keduanya sama-sama mengenakan pita di kepala. Pita berwarna merah menggambarkan singa jantan dan hijau melambangkan betina.

Sementara, Singa Selatan biasa mengenakan warna putih, kuning, dan hitam. Tidak sembarangan, warna-warna yang dipilih memiliki filosofi mendalam.

 

Barongsai berwarna emas dianggap melambangkan kegembiraan, hijau melambangkan pertemanan, dan rona merah melambangkan keberanian.

 

Selain pada warna yang digunakan, setiap bagian tubuh barongsai juga memiliki makna masingmasing. Bagian kepala, terdapat tanduk yang menjadi simbol hidup dan regenerasi.

 

Kerap dihias dengan cantik dengan menggunakan bulu domba atau kelinci, bagian ini juga mewakili unsur perempuan.

 

Selanjutnya bagian telinga dan ekor yang melambangkan kebijaksanaan dan keberuntungan. Sementara, tulang belakang merupakan simbol pesona dan kekayaan.

 

Dahi dan janggut barongsai memiliki bentuk yang diambil dari bagian tubuh naga. Bentuk ini memiliki simbol kekuatan, kepemimpinan, dan mewakili unsur laki-laki.

 

Terakhir, ada bagian punuk belakang kepala, berbentuk setengah lingkaran yang serupa dengan tempurung kura-kura menyimbolkan panjang umur.