Pesona Khagati Kalope

Membicarakan festival budaya di Tanah Air selalu menjadi topik yang menarik. Mulai dari melibatkan ratusan perahu hias, ribuan bunga, hingga jutaan penari tradisional. Kali ini, Women’s Obsession akan menyajikan informasi tentang festival layangan tertua di dunia.

 

Dikenal dengan nama Festival Kaghati Kolope, acara ini berlokasi di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Selain menjadi yang tertua, sebuah rekor bahkan pernah dibuat oleh acara ini, yakni pada tahun 2016, Guinness World Records menobatkan Kaghati Kolope seukuran lima meter sebagai layang-layang terbesar di dunia yang pernah dibuat dan bisa diterbangkan.

 

Tidak hanya menjadi mainan seperti layang-layang kebanyakan, kaghati (layang-layang dalam bahasa setempat) merupakan bagian dari budaya masyarakat Kabupaten Muna yang sudah ada sejak empat ribu tahun lalu. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian para arkeolog yang menemukan lukisan tua di dinding dalam goa di Desa Liangkobori, Kecamatan Lohia, Muna.

 

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Kaghati akan menjelma sebagai payung yang meneduhkan pemiliknya dari sinar matahari setelah dia meninggal dunia. Sang empunya kaghati akan berjalan di bawahnya dan terhindar dari sengatan matahari.

 

Kaghati sendiri merupakan layang-layang yang terbuat dari daun Kolope atau umbi hutan. Dibuat dengan cara tradisional, daun yang akan dijadikan kahgati diolah secara alami hingga menjadi tahan air. Sementara, bahan-bahan lain yang digunakan untuk membuat layangan yang satu ini adalah bambu sebagai rangka dan serat nanas hutan yang telah dipintal menjadi tali.

 

 

 

Baca Juga:

BI Luncurkan Tujuh Uang Kertas Baru Tahun Emisi 2022

Rekomendasi Film untuk Ditonton Pada Hari Kemerdekaan

 

Tidak hanya tahan air, kaghati juga mampu bertahan melayang di atas langit selama berhari-hari. Oleh sebab itu, selama festival berlangsung antara empat hingga tujuh hari, umumnya kaghati tidak akan diturunkan sampai acara berakhir. Bahkan, ketika festival selesai, tali layang-layang ini akan diputuskan agar layangan bisa terbang dengan bebas. Setelah vakum selama tujuh tahun, Festival Kaghati Kalope akhirnya Kembali dihelat pada tahun 2022 ini.

 

Berlangsung di Desa Liang Kabori, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, berbagai acara menarik akan ditampilkan. Selain menikmati pemandangan langit yang dihiasi kaghati, ada pula tarian kolosal kaghati sarat makna, hingga berbagai kuliner khas Pulau Muna yang juga siap memanjakan lidah para wisatawan. Tidak hanya itu, berbagai karnaval busana tradisional, termasuk Karnaval Tenun Masalili pun dapat disaksikan.

 

Tenun Masalili merupakan kain tenun khas Muna yang dibuat dengan menggunakan teknik sobi dan memakai bahan pewarna alami, seperti daun mangga, kulit mahoni, hingga kayu secang. Kain tenun yang identik dengan warna cerah ini telah ada sejak zaman Kerajaan Muna.

 

Kala itu, kain terbuat dari kulit kayu dan pohon kapas yang dipintal menjadi benang. Telah ada sejak masa kerajaan, kain ini juga menunjukkan status sosial seseorang dari motif yang digunakan.