Perempuan Berdaya Yuli Yulianti: Berdayakan Diri dengan Passion

 

Sempat meniti karier di perusahaan farmasi selama 10 tahun dan menduduki jabatan product manager divisi marketing, Yuli Yulianti akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri. Berbekal pengalaman marketing di perusahaannya selama 10 tahun dan passion di bidang formulasi kosmetika, dia bertekad mendirikan bisnis kecantikan pada 2011 dengan brand Calysta Skincare Clinic.

 

Awalnya bisnis dijalankan bersama kedua kakaknya yang seorang dokter dan entrepreneur. Namun seiring berjalannya waktu, pengelolaan bisnis ini kemudian sepenuhnya diserahkan kepada Yuli. Mulai dari membuat SOP di klinik, mempersiapkan materi pelatihan karyawan, standar harga, bahan baku produk, hingga semua perlengkapan klinik.

 

Pada 2012, alumnus Jurusan Farmasi Institut Teknologi Bandung ini mengambil langkah berani dengan membuka cabang pertamanya di Kuningan, Jawa Barat. Lalu, pada 2015 sudah terdapat lima klinik yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Barat. “Klinik Calysta mulai dikenal di sekitar daerah tempat kami buka. Konsep klinik yang mengutamakan keamanan dan kenyamanan membuat para klien merasa cocok dengan produk maupun perawatan Calysta,” ujar Yuli.

 

BACA JUGA:

Sri Mulyani: Semakin Membaik Menuju Pemulihan

Shinta Widjaja Kamdani: Mewujudkan Sustainable Excellence Company

 

 

Bercerita tentang tantangan yang dihadapi terjadi pergeseran dibandingkan ketika pada pertama memulai bisnis. Kalau dulu tantangannya adalah membangun kepercayaan klien dengan kualitas layanannya, kini Calysta dihadapkan pada kompetitor yang semakin menjamur. “Dilihat dari sisi positifnya, berarti pasarnya tumbuh, demand meningkat, dan edukasi pun kian meluas. Sehingga para perempuan sudah mulai aware untuk merawat kulit dengan mendatangi klinik kecantikan. Menghadapi persaingan kita harus selalu melihat keunikan apa yang kita miliki yang tidak dimiliki klinik lain. Selain update jenis perawatan dan produk, pelayanan pun terus dijaga, karena pelayanan itu sesuatu yang unik dan sulit diduplikasi orang lain,” ungkap perempuan yang gemar traveling ini dengan bersemangat. Hal ini terbukti dengan jumlah klinik Calysta yang semakin bertambah sampai 15 cabang hingga kini.

 

Selain meningkatkan kualitas dokter, Yuli ikut mengembangkan skill marketing yang dimilikinya, terutama menghadapi persaingan dari anak-anak muda yang lebih melek teknologi. Calysta pun turut merambah digital marketing untuk menjangkau konsumen yang semakin banyak. Melalui media sosial, interaksi terjalin, saran dan kritik yang masuk dijadikan pelecut untuk terus memperbaiki layanan. Dan tidak hanya fokus pada pertumbuhan klinik, ibu satu anak ini juga mengembangkan core business lain yang masih berkaitan, yakni produk perawatan kulit.

 

Terjun langsung dalam riset dan pengembangan, dia mengaku senang dapat menggunakan ilmunya untuk memberi manfaat kepada orang lain. Dengan bangga dia pun menceritakan tahun ini sudah membuka pabrik sendiri untuk memproduksi skincare-nya dan jika tidak ada halangan akan meluncurkan 11 serum terbaru bulan September yang akan datang.

 

 

Yuli menyampaikan bahwa secara umum bisnis skincare ini terus meningkat, karena sejak pandemi kita lebih aware terhadap kesehatan kulit. Tidak lagi mengejar kulit putih saja, tetapi juga sehat, bebas jerawat, dan mencegah penuaan dini. Saat ini produk skincare Calysta bisa didapatkan melalui e-commerce maupun website. Dia pun membuka peluang melakukan penjualan dengan sistem kemitraan, atau seperti distributor keagenan. Jadi, diharapkan perluasannya lebih cepat dan bisa dijangkau seluruh konsumen di Indonesia. Tidak perlu datang ke klinik, tapi tetap bisa menikmati produknya.

 

Terbilang sukses mengembangkan bisnisnya, Calysta tak ingin maju sendirian. Bahkan sebelum pandemi, klinik mengadakan pelatihan makeup yang terbuka bagi perempuan yang tertarik menjadi makeup artist. Rencananya pelatihan akan dibuka kembali setelah launching produk dekoratif nanti, seperti BB cream, foundation, dan lip cream.

 

“Rencananya akan kami siapkan dulu, setelah ada produknya kita baru akan mulai acara makeup class lagi. Kegiatan tersebut terbuka bagi siapa pun, karena Calysta itu dari perempuan untuk perempuan. Jadi kita buka untuk umum, biasanya untuk pelanggan yang sudah existing dengan Calysta atau komunitas di Jakarta dan Bandung. Supaya ada komunitas yang terbentuk,” tutur Yuli mengenai program pemberdayaan yang dilakukannya.

 

 

BACA JUGA:

dr. Ayu Widyaningrum: Menjaga Kualitas & Selalu Berinovasi

Winnie Yamashita Rolindrawan: Perkuat industri Fintech dan Seni Tanah Air

 

 

Mengagumi Nurhayati Subakat yang memiliki latar belakang sama dengannya, Yuli bercita-cita ingin menjadikan perusahaannya sebesar itu. Dia pun berpesan kepada perempuan Indonesia dalam memperingati Hari Kemerdekaan RI, agar mampu berdaya, mandiri, mengembangkan passion dan skill mumpuni yang terus diasah. Sehingga bisa memberikan manfaat sebanyak mungkin serta mendukung perempuan lainnya untuk maju.

 

Nur Asiah | Foto: Edwin Budiarso

 

Baca artikel selengkapnya di e-magazine Women’s Obsession edisi Agustus 2022