Sachin Kirpalan: Tetap Optimis Di Bisnis Parfum

Managing Director BIES Indonesia

Hadir di Indonesia sejak tahun 2020, BIES menawarkan parfum asal Eropa dengan harga terjangkau, packaging menarik, good scent, dan ketahanan wanginya bisa bertahan hingga delapan jam. Selain dibuat dari bahan-bahan terbaik dan alami, parfum BIES yang dibuat di Paris ini juga tersertifikasi cruelty-free dan merupakan produk vegan yang aman untuk digunakan.

 

Adalah Sachin Kirpalani, sang Managing Director BIES Indonesia yang membawa brand ini ke Tanah Air lewat perusahaannya bernama Aromatik Internasional Indonesia. Dia berkata, “Dari dulu bisnis keluarga kami memang sudah bergerak di industri parfum. Kalau kita bicara parfum dari Eropa harganya tentu akan berkisar dari angka Rp700.000 ke atas. Melihat ada banyak orang Indonesia yang ingin memakai parfum Eropa dengan harga terjangkau, saya melihat ada satu brand, yaitu BIES, sangat pas untuk pasar dalam negeri. Parfum yang dibuat di Paris ini juga mempunyai kualitas yang bagus, jadi saya tidak ragu untuk menjualnya di sini.”

 

Apalagi, di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu sekarang ini, dia melanjutkan, banyak orang menahan diri untuk tidak menghabiskan banyak uang ke produk high brand. Jadi, ada pilihan lain yang ditawarkan untuk urusan parfum dapat memilih brand yang affordable, namun tetap berkualitas. BIES sendiri memiliki koleksi wewangian untuk laki-laki maupun perempuan yang beragam dan berhasil meraih 150 penghargaan dari industri kosmetik di seluruh dunia. Keunikan BIES terletak pada paduan kandungan alami yang memiliki aroma unik, sekaligus memberikan sensasi tersendiri dari saat sudah dipadukan.

 

 

 

“Dua tahun belakangan ini kami akan fokus membawa brand yang sudah eksis dan mapan dari luar. Ada dua hingga tiga brand minyak wangi yang akan kami hadirkan ke sini dan satu brand untuk yang kelas niche market. Pada tahun 2023 kami akan merambah ke produk kosmetik, dari skin care, hair care, dan oral care. Lalu, tak menutup kemungkinan dalam waktu dekat kami juga ada ide untuk membuat brand parfum sendiri,” lanjutnya dengan optimis. Dalam waktu dekat Aromatik International Indonesia akan menghadirkan brand kedua yang dibawa dari Prancis dengan harga berkisar Rp500.000 hingga Rp600.000 yang sangat menjaga sisi kualitas kemasan, botol, dan wanginya.

 

Ketika ditanya tantangannya dalam membuat parfum dengan brand sendiri? Sachin menjelaskan, “Kita sebenarnya bisa mewujudkannya, namun diperlukan usaha lebih keras dan maksimal serta membutuhkan tim yang solid. Karena tantangannya lebih berat kita harus menciptakan wewangiannya, botol, packaging, dan proses pengontrolan yang ketat, hingga ke sales, marketing, maupun promosinya.

 

Memang dituntut harus kreatif dan inovatif. Ahli parfumnya bisa kita bawa ke sini untuk mengembangkan wewangian yang pas untuk pasar Indonesia.” Sementara kalau kita membawa brand dari luar seperti Eropa, 50% pekerjaannya sudah selesai dan yang dibutuhkan adalah tinggal urusan sales, marketing, dan promosinya untuk sepanjang tahun.

 

Pada masa dan pasca-pandemi peran digitalisasi menjadi faktor paling penting untuk semua jenis bisnis dan benar-benar terbantukan termasuk juga industri parfum. Mau tidak mau kita harus memanfaatkan teknologi digital dan menjadi tantangan tersendiri bagaimana menjual parfum secara online, karena saat membeli parfum kita perlu mencium wanginya terlebih dahulu.

 

“Ketika berbicara mengenai wangi floral atau woody, penciuman orang akan berbeda-beda mau jenis floral atau woody yang seperti apa? Itulah sebabnya, offline store tetap sangatlah dibutuhkan untuk merasakan langsung top notes, middle notes, dan base notes dari sebuah parfum.

 

Botolnya juga perlu dipegang dan dilihat langsung bentuk atau materinya seperti apa,” papar Sachin. Parfum BIES sendiri kini secara offline bisa didapatkan di berbagai mal atau department store seperti Lotte Shopping Avenue, GrandLucky Superstore, Aeon Mall BSD City, Matahari, Watson, Sociolla, Star Jogja, dan lain sebagainya.

 

Tantangan lainnya yang harus dihadapi adalah bagaimana bisa bersaing dengan brand parfum yang sudah terkenal dari luar negeri maupun produk dalam negeri. Bagaimana memposisikan brand dan mencari celah pasar di Indonesia yang penduduknya cukup banyak menjadi tantangan menarik bagi Sachin.

 

Pria yang senang melakukan meditasi dan yoga untuk menjaga kebugaran tubuh dan mentalnya ini yakin, produk parfumnya memiliki peluang pasar tersendiri. Itulah sebabnya, dia tak berhenti melakukan ekspansi bisnis dan optimis di tengah situasi apa pun sepanjang jeli melihat kebutuhan pasar produk tetap dicari dan diminati para pencinta parfum.