Upayakan Mocaf Untuk Ketahanan Pangan

Wakhyu Budi Utami, Chief Operating Officer Rumah Mocaf

Menjabat sebagai Chief Operating Officer di Rumah Mocaf, Wakhyu Budi Utami bertekad terus mengembangkan bisnis mocaf (modified cassava flour). Hal ini dia lakukan agar mocaf bisa menjadi salah satu tepung yang banyak digunakan dan mendukung ketahanan pangan di Indonesia.

 

Bersama sang suami, Riza Azyumarridha Azra, perempuan yang akrab disapa Tami ini tidak pernah memandang brand lain sebagai pesaing. Baginya, kehadiran kompetitor membuat dirinya dan tim semakin terpacu untuk memperbaiki kualitas dari produk.

 

Apa latar belakang lahirnya Rumah Mocaf?

 

Rumah Mocaf lahir pada tahun 2014 dan menjadi bentuk kepedulian kami terhadap petani singkong yang ada di Banjarnegara. Selain itu, kami juga ingin berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi di daerah. Kami mengupayakan untuk membangun satu usaha yang berasal dari daerah agar bisa menggerakkan perekonomian.

 

Awalnya, Rumah Mocaf hanya organisasi yang memberdayakan petani singkong. Tapi, karena banyak petani yang tidak mampu memasarkan produk, akhirnya pada tahun 2017 kami mulai bertransformasi menjadi sebuah perusahaan berbasis sosial.

 

 

 

 

Tantangan yang sering dihadapi dalam membesarkan bisnis ini?

 

Salah satu tantangan terbesar adalah mengedukasi pasar, karena mocaf belum banyak dikenal masyarakat. Jadi, saat kami masih organisasi pemberdayaan, kami membantu memasarkan produk-produk dari petani binaan kita itu lumayan susah, karena banyak orang yang mempertanyakan apa bedanya dengan gaplek dan kenapa harganya lebih mahal.

 

Selain itu, ada juga tantangan lain bagi pengusaha pemula apalagi dengan keterbatasan modal dan keterbatasan aset. Hal tersebut dikarenakan sulitnya akses ke bank atau lembaga keuangan lain saat membutuhkan dana, sebab untuk mendapatkannya diperlukan jaminan. Padahal jelas aset kami belum banyak. Tapi dengan kerjasama tim insyaallah semua bisa dilewati.

 

The next big thing untuk bisnis ini?

 

Impian terbesar kami untuk bisnis ini adalah suatu saat mocaf bisa menjadi produk yang bisa diakses semua kalangan masyarakat. Saat ini, karena proses produksi mocaf masih semi manual jadi harga mocaf itu masih cukup mahal, apalagi dibandingkan dengan produk serupa seperti tepung terigu dan tepung lain.

 

Oleh karena itu, harapan kami suatu saat mocaf ini bisa menjadi produk yang bisa diakses semua kalangan dan mocaf bisa menjadi salah satu produk yang mendukung ketahanan pangan di Indonesia. Selama ini orang Indonesia kalo tidak makan beras, pasti makan terigu. Padahal di negara kita terigu atau gandum itu sulit untuk dibudidayakan. Sehingga harapannya, melalui produk mocaf ini kita bisa membantu mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia.