Visinema Bawa IP Indonesia Berkompetisi di Busan International Film Festival

 

Diadakan setiap tahun sejak 1996, Busan International Film Festival (BIFF) merupakan ajang bergengsi bagi para insan perfilman di Asia. Tahun ini cukup istimewa, karena Indonesia mendapat tempat khusus lewat program bernama 'Renaissance of Indonesian Cinema'.

 

Dilansir dari laman resmi BIFF, program khusus ini akan memperkenalkan 7 film panjang dan 5 film pendek, termasuk film serial yang akan tayang di streaming platform.

 

BACA JUGA:

Berkolaborasi Menciptakan Produk Bersama, Digaungkan dalam TIP ON 2023

Buka Toko ke-600 di Sorong, Mr. DIY Jangkau Lebih Banyak Pelanggan

 

 

Film 24 Jam Bersama Gaspar, produksi bersama KawanKawan Media dan Ali Topan, produksi bersama Kebon Studio yang berada di bawah Visinema menjadi dua karya Intellectual Property (IP) yang akan tayang dalam perhelatan tersebut.

 

Selain diputar perdana, “24 Jam Bersama Gaspar” juga menjadi satu-satunya perwakilan film panjang Indonesia yang berkompetisi untuk mendapat penghargaan Kim Ji Seok Award di Busan. Film yang dibintangi Reza Rahardian ini diangkat dari novel karangan Sabda Armandio berjudul sama.

 

 

Angga Sasongko, Founder dan CEO Visinema mengatakan bahwa potensi industri film Indonesia bisa sebesar Korea atau Hollywood, karena kita memiliki cerita yang relevan tidak hanya untuk penonton Indonesia tapi juga global. Hal ini tercermin dari dukungan berbagai festival film internasional, seperti Busan, serta respons penonton internasional di berbagai streaming platform terhadap film Indonesia.

 

“Namun untuk merealisasikan potensi industri, tidak bisa hanya mengandalkan produksi film berkualitas saja. Oleh karena itu, Visinema juga tengah berekspansi di luar produksi film, dengan mengembangkan distribusi konten melalui Bioskop Online, hingga pengembangan Intellectual Property (IP). Saat ini potensi nilai IP Visinema mencapai sekitar setengah triliun rupiah,” papar Angga dalam konferensi pers pada Selasa (5/9/2023).

 

BACA JUGA:

Permudah Konsumen Penuhi Kebutuhan Hunian dan Kendaraan, BCA Expo 2023 Resmi Dibuka

Tawarkan Teknologi dan Inovasi Terbaru di Bidang Bangunan

 

Sidharta Tata, sutradara Ali Topan, yang juga merupakan generasi baru sineas Indonesia menambahkan, “Sebagai sutradara baru, prioritas kami adalah terus meng-upgrade diri, dengan menawarkan hal baru. Saya berharap partisipasi di film festival bisa menambah inspirasi untuk terus meningkatkan kualitas produksi selanjutnya dan juga menambah exposure ke audiens serta filmmaker global.”

 

Reza Rahardian yang juga menjabat Ketua Komite Festival Film Indonesia menyatakan optimisme yang sama terhadap potensi industri film Indonesia. Sudah ada 147 film Indonesia yang siap tayang di tahun ini, menandakan resiliensi Indonesia yang sempat ditantang saat pandemi, dan sekarang sudah bangkit dan berkarya lebih dari sebelumnya.

 

 

 

“Resiliensi ini, ditambah potensi pasar yang besar dan perkembangan pesat talenta filmmaker Indonesia membuat saya jadi makin yakin Indonesia tidak hanya bisa jadi pasar bagi film internasional, tapi jadi pemain besar di industri global,” ujar Reza.

 

Angga berharap dengan banyaknya storytellers, story dan penonton akan menjadikan Indonesia salah satu pemain terbesar di kancah global.