Komitmen Dana Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan

Menjadi bagian dari World Economic Forum Unicorn Community, Dana mendapat kepercayaan menjadi salah satu panelis dalam konferensi pers ‘The Future of Global Fintech: Towards Resilient and Inclusive Growth’.

 

Diwakili oleh Vince Iswara selaku CEO & Co-Founder DANA Indonesia, acara ini juga dihadiri Bryan Zheng Zhang selaku Executive Director and Co-Founder Cambridge Centre for Alternative Finance. Ada pula Drew Propson (Head, Technology and Innovation in Financial Services, World Economic Forum), John Rwangombwa (Governor of the National Bank of Rwanda), dan lain-lain.

 

Sebagai dompet digital yang terus berkomitmen meningkatkan literasi serta inklusi keuangan, Dana memaparkan sejumlah poin penting. Seperti menggali potensi dan tantangan industri tekfin, mengidentifikasi area-area krusial berkaitan dengan kolaborasi antara sektor publik dan swasta dapat mengoptimalkan industri tekfin, dan lain-lain.

 

 

Baca Juga:

Agate Bawa Industri Game Indonesia Agar Sukses di Panggung Dunia

AQUA Elektronik Luncurkan 4 Produk Premium Inovatif

 

 

“Teknologi finansial telah banyak mengubah perilaku masyarakat, termasuk di Indonesia. Sejak dulu, masyarakat Indonesia selalu memanfaatkan uang tunai sebagai instrumen pembayaran,” tutur Vince Iswara, CEO & Co-Founder DANA Indonesia.

 

Lebih lanjut dia menjelaskan, “Setelah masuknya teknologi finansial, masyarakat mulai merasakan berbagai kemudahan, mulai dari aspek kenyamanan bertransaksi digital, hingga mengatur pengeluaran harian mereka. Kemudahan yang sama juga dirasakan oleh pelaku usaha, yang kini mulai masuk ke ekosistem ekonomi digital.”

 

Data yang dihimpun Dana berjalan linier dengan pertumbuhan kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital di Indonesia maupun industri tekfin global. Pada November 2023, nilai transaksi Uang Elektronik (EU) meningkat 16,95% (YoY) mencapai Rp41,30 triliun. Sementara itu, berdasarkan hasil penelitian ini, industri tekfin mengalami pertumbuhan konsumen rata-rata di atas 50% lintas vertikal industri dan wilayah global.

 

Sementara, penelitian ‘The Future of Global Fintech’ merupakan sebuah inisiatif yang bertujuan untuk menanggapi kebutuhan sektor publik dan swasta saat ini akan data yang lebih kuat dan bukti empiris mengenai tekfin, guna menginformasikan perkembangan pasar dan memfasilitasi regulasi berbasis bukti.

 

 

 

 

 

 

Melalui kolaborasi dengan kelompok tekfin global yang inovatif dan relevan, inisiatif ini berupaya menghasilkan hasil penelitian berdampak yang menyoroti tren pasar global. Selain itu, juga menghasilkan wawasan tekfin regional, menilai bagaimana aktivitas tekfin dapat berdampak pada konsumen, UKM, dan inklusi keuangan.

 

Dalam kaitannya untuk mengakselerasi inklusi keuangan, Vince memaparkan bahwa kemampuan dan kebiasaan untuk bertransaksi digital masyarakat di seluruh ekosistem ekonomi digital, ikut mendorong industri tekfin berinovasi.

 

Para pemain dalam industri teknologi keuangan terus menciptakan produk dan layanan terbaru yang memungkinkan masyarakat di berbagai golongan untuk mengakses asuransi dan investasi. Salah satu caranya adalah dengan mengubah besaran limitasi produk asuransi dan investasi, dengan jumlah yang minimum. Hal ini juga diimplementasikan oleh Dana dalam menawarkan layanan asuransi dan investasi di skala mikro lewat produk Dana Siaga dan DANA eMAS.

 

“Lewat pendekatan-pendekatan yang dilakukan Dana, masyarakat akan dengan mudah merasakan manfaat yang dimiliki teknologi finansial dan menjadikan instrumen ini sebagai bagian dari hidupnya. Dampak positifnya, masyarakat bisa memasuki gerbang awal menuju masyarakat nontunai yang inklusif hingga sehat finansial,” pungkas Vince.