Mengatasi Kasus Batu Ginjal yang Sulit dengan Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS)

 

Siloam Hospitals ASRI melakukan edukasi layanan unggulan di bidang urologi menggunakan Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS) untuk mengatasi kasus batu ginjal yang sulit. Seperti batu ginjal dengan ukuran besar, batu yang terlalu keras dan yang sulit dijangkau tanpa operasi.

 

Metode RIRS menjadi salah satu inovasi yang memberikan keuntungan, khususnya bagi pasien, karena prosedurnya dilakukan lebih cepat, tidak meninggalkan bekas luka pada tubuh pasien, pemulihan lebih cepat, minim rasa nyeri, dan risiko infeksi lebih rendah dibandingkan metode bedah terbuka.

 

 

Baca Juga:

RS MRCCC Siloam Semanggi Rayakan Keberhasilan Transplantasi Sel Punca Hematopoetik Pertama dalam Grup RS Siloam

Pentingnya Edukasi dan Penanganan Terbaik Kanker Payudara pada Kehamilan

 

 

RIRS memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi, karena dapat mengakses langsung ke ginjal dan menghancurkan batu ginjal menjadi fragmen-fragmen kecil, berbentuk seperti pasir hingga debu.

 

Prof. Dr. dr. Nur Rasyid, SpU-K, Spesialis Urologi Siloam Hospitals ASRI menyatakan, “Penderita batu ginjal sering kali tidak merasakan adanya gejala atau keluhan. Oleh sebab itu, tanpa disadari batu ginjal bisa menjadi besar. Beberapa gejala yang sering dirasakan oleh penderita batu ginjal yaitu nyeri pinggang yang hilang timbul, meskipun tidak melakukan gerakan berlebih, kencing berwarna kemerahan atau kencing darah, kencing keruh berpasir atau keluar batu kecil, dan bila terjadi infeksi akan menyebabkan demam serta nyeri saat berkemih.”

 

Seseorang akan berisiko lebih tinggi terkena batu ginjal jika salah satu anggota keluarga pernah menderita batu ginjal. Faktor risiko lainnya yaitu dehidrasi atau tubuh kurang cairan, apalagi bagi orang yang tinggal di iklim hangat dan kering, sehingga mereka cenderung berkeringat dan malah banyak mengeluarkan cairan.

 

 

 

 

“Mengonsumsi makanan yang tingkat protein, natrium (garam) dan gula berlebihan dapat meningkatkan risiko beberapa jenis batu ginjal. Berikutnya, mereka yang obesitas, memiliki penyakit pencernaan, pernah melakukan prosedur pembedahan sebelumnya, atau kondisi medis lain. Seperti asidosis tubulus ginjal, sistinuria, hiperparatiroidisme, dan infeksi saluran kemih berulang, sering mengonsumsi suplemen dan obat-obatan tertentu, juga memperbesar risiko terjadinya batu ginjal ini,” jelas Prof. Nur.

 

Dalam presentasinya, dia menjabarkan, “Pada dasarnya RIRS adalah prosedur penghancur batu ginjal dengan menggunakan laser. Sebelum dilakukan prosedur RIRS, pasien harus menjalani pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu, dilanjutkan pemeriksaan dengan CT scan. Pemeriksaan menggunakan CT scan saat ini sudah mudah dijangkau dan menjadi standar pemeriksaan batu saluran kemih. Selain mengetahui letak dan ukuran batu, informasi tambahan penting adalah kekerasan batu dengan satuan HU (Hounsefield Unit).”

 

”Dalam memilih prosedur RIRS, dokter akan mempertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran dan jenis batu, serta kondisi kesehatan umum pasien. Informasi kekerasan batu merubah algoritma dan anjuran dokter spesialis urologi dalam penanganan batu saluran kemih, dimana penggunaan ESWL semakin terbatas, karena batu dengan kekerasan lebih dari 1000 Hounsfield Unit (HU), tidak disarankan lagi meskipun ukurannya tidak besar. RIRS dapat dilakukan pada batu ginjal berukuran kurang dari 3 cm, batu dengan kekerasan tinggi (kekerasan batu lebih dari 1000 HU),” tambahnya.

 

(Elly | Foto: Dok. Siloam Hospital ASRI)