Yayasan Inklusi Pelita Bangsa Gandeng Grab dan OVO Hadirkan Program Gizi untuk SLB

 

Sebanyak 1.500 murid dan guru dari 11 sekolah khusus di wilayah Tangerang Raya akan mendapat akses makanan bergizi secara rutin hingga April 2026. Program ini diinisiasi oleh Yayasan Inklusi Pelita Bangsa (YIPB) bersama OVO dan Grab Indonesia, sebagai bagian dari komitmen memperluas jangkauan inisiatif sosial yang menyentuh langsung kelompok difabel.

 

Langkah awal dilakukan melalui uji coba di Sekolah Khusus Yayasan Karya Dharma Wanita (YKDW) 01–03 Kota Tangerang pada Senin, 14 April 2025. Program ini mendukung agenda nasional pemerintahan Prabowo-Gibran, yang menargetkan 80 juta penerima manfaat Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga 2029.

 

Syukuran peluncuran program ditandai dengan pemotongan tumpeng yang dihadiri sejumlah perwakilan dari pihak yayasan dan mitra perusahaan. Dalam sambutannya, Cahaya Manthovani, Ketua Pelaksana Harian YIPB, menyampaikan bahwa program ini lebih dari sekadar penyediaan makanan. Ia menekankan pentingnya kepedulian nyata terhadap anak-anak berkebutuhan khusus, yang selama ini kerap luput dari perhatian.

 

 

“Kami sangat menghargai kehadiran OVO dan Grab. Kerja sama seperti ini membuktikan bahwa sinergi antara dunia sosial dan sektor usaha dapat membawa dampak langsung bagi mereka yang membutuhkan,” ujarnya.

 

Cahaya menambahkan bahwa program ini sebelumnya telah diterapkan di SLB Negeri 07 Jakarta, dan mendapat tanggapan positif dari berbagai pihak. Pengalaman tersebut mendorong YIPB memperluas cakupan penerima manfaat di wilayah lain, dengan harapan kebermanfaatannya dapat dirasakan lebih luas.

 

Maya Miranda Ambarsari, Ketua Pembina YIPB, menegaskan bahwa anak-anak dengan kebutuhan khusus memiliki potensi besar yang perlu didukung dengan lingkungan belajar yang sehat, termasuk asupan nutrisi. “Pondasi pertama untuk bertumbuh adalah gizi. Dari situlah mereka bisa belajar dan berkembang dengan lebih optimal,” katanya.

 

Saat ini, wilayah fokus program masih berada di sekitar Tangerang Raya. Namun ke depan, YIPB menargetkan bisa menjangkau lebih banyak sekolah luar biasa (SLB) di daerah lain. Maya menekankan bahwa perluasan ini dirancang untuk berkelanjutan dan menjangkau kelompok anak yang selama ini belum terakses secara merata.

 

 

Ketua YKDW Kota Tangerang, Titin Suhartini, menyebut program ini membawa semangat baru bagi sekolah-sekolah khusus. Ia menyampaikan bahwa banyak anak yang punya potensi besar, tetapi menghadapi hambatan gizi dan minimnya perhatian. Bantuan yang datang menurutnya bukan hanya menambah nutrisi, tetapi juga kepercayaan diri siswa-siswi.

 

Sementara itu, Presiden Direktur OVO, Karaniya Dharmasaputra, menyatakan bahwa partisipasi mereka merupakan komitmen jangka panjang terhadap pembangunan sosial yang adil dan terbuka. Ia percaya bahwa teknologi dan dukungan dunia usaha seharusnya menyentuh semua kalangan, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus.

 

Menu makanan dalam program ini disusun dengan panduan dari Badan Gizi Nasional, dengan penyesuaian kebutuhan masing-masing anak. Seluruh bahan makanan dipasok oleh pelaku UMKM lokal di sekitar sekolah, sehingga program ini juga memberi pengaruh terhadap roda ekonomi masyarakat.

 

“Yang ingin kami bangun adalah ekosistem yang inklusif, memberdayakan komunitas lokal sambil memastikan manfaatnya nyata untuk anak-anak,” ujar Tirza Reinata, Chief of Public Affairs Grab Indonesia.