Lulu Bistrot Membawa Standar Baru dalam Dunia Kuliner Bali

 

Banyak tempat makan datang dan pergi di Bali, tapi hanya sedikit yang mampu menetap dan membangun ikatan. Sejak pertama kali buka di Canggu dua tahun lalu, satu restoran bergaya Prancis perlahan tapi pasti menarik perhatian — bukan dengan kemewahan yang berlebihan, melainkan lewat cita rasa, suasana, dan cara menyambut tamu yang terasa tulus. Kini, Lulu Bistrot tak hanya dikenal di lingkup lokal, tapi juga masuk jajaran restoran terbaik di Indonesia.

 

Restoran ini berdiri pada pertengahan 2023, dibuka oleh Rafael Nardo, seorang pelaku industri F&B yang sudah lama berkecimpung di Bali. Nama Lulu diambil dari nama putranya yang lahir di masa pembangunan restoran, tempat ini pun jadi lebih dari sebatas bisnis, dan jadi punya cerita personal yang lekat. Konsepnya lahir dari pengalaman internasional Rafael yang berakar pada budaya Brasil, dipadukan dengan latar Prancis Karibia sang istri. Dari perpaduan ini, lahirlah restoran bergaya Eropa yang tak kehilangan nuansa tropis Bali, dengan menu khas Prancis yang dihidangkan tanpa kesan rumit. Bahan-bahan lokal musiman digunakan untuk menjaga keaslian rasa dan kedekatan dengan para petani setempat, sementara daftar wine dan koktail dikurasi dari berbagai penjuru dunia. Elegan, tapi tetap hangat dan bersahabat.

 

Seluruh dapur dan tim bar diisi oleh talenta Indonesia. Maka dari itu, yang hadir bukan fusion, melainkan percakapan budaya yang jujur, mengalir lewat detail, rasa, dan keramahtamahan yang tulus. Lulu seperti membawa suasana kafe klasik Paris, namun dengan jiwa Bali yang terasa di setiap sudut. Tidak heran jika dalam dua tahun, restoran ini sudah menjadi wajah baru yang diperhitungkan di peta kuliner Indonesia.

 

Pengakuan datang dari berbagai arah. Di awal 2025, Lulu masuk dalam daftar pemenang Prestige Gourmet Awards, ajang perdana dari Prestige Indonesia yang melibatkan hampir 30 juri lintas industri. Dari ratusan restoran di seluruh Indonesia, hanya 30 yang dipilih karena menawarkan pengalaman bersantap luar biasa. Lulu menjadi salah satunya, dinilai unggul dari segi kualitas menu, kreativitas, hingga pelayanan dan atmosfer.

 

Tak berhenti di situ, Lulu juga tercatat dalam Tatler Asia’s 100 Best Restaurants of 2024, daftar tahunan yang menghimpun restoran terbaik di kawasan. Penilaian mereka bukan hanya soal teknik memasak, tapi juga identitas, karakter, dan konsistensi dalam menghadirkan pengalaman makan yang mengesankan. Lulu lolos dari standar tinggi itu dan terus menarik komunitas pengunjung yang loyal.

 

Pada April 2025 lalu, nama Lulu kembali mencuat setelah masuk dalam daftar 25 Restoran Terbaik di Bali versi Honeycombers. Media travel dan gaya hidup ini menyebut Lulu sebagai tempat makan yang memberi sensasi “seperti di Paris tanpa harus meninggalkan Bali.” Interiornya digambarkan “elegan dan berkelas,” sementara menu seperti Oysters au Naturel, Terrine de Campagne, dan Lamb Bourguignon mendapat pujian sebagai sajian yang kuat secara rasa dan presentasi.

 

Rafael sendiri tidak pernah mengejar sekadar popularitas. Setelah bertahun-tahun menjalani karier di industri F&B Bali, ia membayangkan ruang makan yang mampu menghidupkan kembali koneksi hangat antara tuan rumah dan tamu. Sebuah tempat di mana hubungan antarmanusia terasa tulus, jauh dari kesan serba formal tapi tetap berkelas.

 

“Sejak awal, kami ingin Lulu menjadi tempat di mana orang merasa nyaman,” ungkap Rafael. “Tempat untuk menikmati makanan enak, bersama orang-orang terdekat, dan merasa benar-benar diperhatikan. Penghargaan ini penting bagi kami. Bukan hanya sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras tim, tapi juga sebagai simbol kepercayaan dari para tamu dan komunitas kami. Ini baru langkah awal. Kami ingin terus berkembang tanpa kehilangan semangat dan ketulusan yang menjadi dasar Lulu sejak hari pertama.”

 

Lulu juga merupakan di bawah tim yang sama dari Bartolo, restoran Prancis-Italia yang berlokasi di Uluwatu. Keduanya ikut memberi warna baru dalam dinamika kuliner Bali yang terus bergerak maju.