Kesehatan mental kini jadi sorotan utama di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Data WHO menyebutkan, hampir 1 miliar orang di seluruh dunia mengalami masalah kesehatan mental, dan angka ini terus meningkat setiap tahun. Di Indonesia sendiri, sekitar 6% masyarakat dilaporkan mengalami depresi. Salah satu penyebab utamanya? Burnout akibat tekanan dan minimnya rasa nyaman dalam menjalani keseharian.
Menjawab isu tersebut, Salonpas Pain Relief Patch kembali menggelar “Patchtastic Day 2025”, sebuah perayaan kenyamanan dengan pendekatan unik: mengajak masyarakat untuk berdamai dengan zona nyaman mereka.
Mengangkat tema "In My Comfort Zone, Why Not? Embrace Your Comfort, Empower Your Life," event ini ingin mengubah stigma bahwa zona nyaman adalah penghambat pertumbuhan. “Zona nyaman sering disalahpahami. Padahal, kami percaya kenyamanan justru bisa menjadi landasan untuk tumbuh dan berkembang,” ujar Ira Guci, Product Manager Salonpas Pain Relief Patch.
Dalam sesi diskusi Patchtastic Day 2025 yang diadakan Rabu (22/5/2025), psikolog klinis Tara de Thouars menegaskan bahwa zona nyaman bukan musuh utama dalam pencapaian diri. Padahal, dari kenyamanan itulah justru muncul tempat terbaik sebelum akhirnya kita bisa mengambil lompatan besar dalam fase kehidupan selanjutnya.
“Kita sering dituntut untuk terus keluar dari zona nyaman, padahal memaksa diri tanpa jeda bisa berdampak buruk, seperti burnout, gangguan tidur, hingga kecemasan. Menemukan zona nyaman yang sehat sebenarnya adalah bagian dari mengenal diri dan menjaga keseimbangan,” jelas Tara.
Pendekatan berbeda disampaikan Deera Dewi, instruktur yoga sekaligus founder De’Atmara. Ia melihat kenyamanan dari sisi spiritual dan energi. “Dalam yoga dan Reiki, kenyamanan bukan berarti malas, melainkan bentuk kesadaran akan batasan diri. Kita belajar mendengar tubuh dan merespons dengan kasih,” jelas Deera.
Sementara itu, aktris sekaligus pelatih kebugaran Rima Melati Adams turut berbagi pandangannya tentang zona nyaman. Menurutnya, zona nyaman bukan berarti seseorang terjebak dalam kondisi stagnan. Justru di titik itulah sering kali muncul ruang dan waktu yang paling tepat untuk bertumbuh.
“Zona nyaman buat saya bukan soal berdiam diri, tapi tentang bisa hadir sepenuhnya di setiap peran, sebagai ibu, istri, diri sendiri. Aktivitas harian seperti masak, olahraga, atau baca buku adalah cara saya untuk tetap waras dan recharge energi,” katanya.
Lebih dari sekedar event, hadir kembalinya Patchtastic Day 2025 bukan hanya ajang ngobrol soal mental health. Di sini, kenyamanan diwujudkan dalam bentuk nyata. Mulai dari workout bareng (zumba, yoga, pound fit), sampai art workshop kekinian, yang dirancang sebagai ruang istirahat dari tekanan hidup sehari-hari. “Melalui Patchtastic Day, kami ingin mengingatkan bahwa istirahat dan relaksasi itu bukan kemunduran. Justru itu cara kita untuk tetap kuat dan semangat,” jelas Ira Guci.
Setelah sukses tahun lalu dengan lebih dari 1.300 peserta, tahun ini Patchtastic Day hadir lebih besar dan meriah. Ada lebih dari 50 instruktur dan kegiatan seru yang digelar di 4 kota besar, antara lain Makassar, Yogyakarta, Surabaya, dan ditutup di Jakarta pada November 2025.
Mengenai pendaftaran dan info lengkap seputar Patchtastic Day 2025 bisa diakses di https://patchtasticday.co.id/ atau lewat akun Instagram @salonpasmodernpatch. (Arfi | Foto: Salonpas)