Elvira Devinamira Tampil Anggun dalam Batik Merawit Rancangan DIBBA di Gelar Batik Nusantara 2025

 

Elvira Devinamira tampil memukau saat menghadiri Gelar Batik Nusantara (GBN) 2025. Puteri Indonesia 2014 yang kini juga dikenal sebagai model dan pebisnis ini hadir sebagai ikon acara dengan mengenakan busana batik rancangan DIBBA yang terinspirasi dari batik Merawit khas Cirebon.

 

Batik yang dikenakan Elvira merupakan karya desainer Faisal Shah, dengan detail merawit yang dikenal rumit dan penuh warna. “Teknik Merawit itu sangat kaya secara visual, dan menurutku cocok sekali dengan karakter Elvira sebagai sosok perempuan yang aktif dan bersinar di dunia bisnis,” ujar Faisal saat diwawancarai di Jakarta.

 

Desain yang ditampilkan memadukan siluet modern dengan elemen tradisional. Potongannya terdiri dari jaket dan rok batik yang bisa dikenakan secara terpisah. Faisal menyebut fleksibilitas ini jadi daya tarik tersendiri. “Atasannya bisa dipakai bersama jeans untuk tampilan yang lebih kasual, atau roknya saja dipadu atasan polos juga tetap oke. That’s why I love how versatile it is,” katanya.

 

 

Sebagai pelengkap, Faisal menambahkan aksen kristal serta kancing berbentuk bunga berwarna emas yang terinspirasi dari aksesori pengantin. Detail tersebut memberi sentuhan feminin tanpa menghilangkan kesan kontemporer.

 

Lewat koleksi ini, Faisal ingin menunjukkan bahwa batik tak harus selalu tampil formal. Ia berharap generasi muda bisa lebih nyaman dan percaya diri mengenakan batik dalam aktivitas sehari-hari. “Masih banyak yang menganggap batik hanya cocok untuk acara resmi. Padahal dengan potongan dan styling yang pas, batik bisa jadi bagian dari gaya harian anak muda,” jelasnya.

 

Faisal juga menyoroti tren batik saat ini yang mulai bergerak ke arah warna-warna yang lebih berani. Ia melihat minat generasi muda terhadap batik dan tenun semakin tumbuh, termasuk pada jenis-jenis yang sebelumnya kurang tereksplorasi seperti batik tenun Gedog dari Tuban.

 

 

 

“Sekarang generasi muda kelihatan makin tertarik mengeksplor berbagai jenis batik dan tenun. Dulu tenun belum terlalu dilirik, tapi belakangan mulai naik dan banyak dipakai desainer. Salah satunya tenun Gedog dari Tuban yang sekarang makin sering muncul di berbagai koleksi,” jelasnya.

 

Faisal mengaku selalu punya kedekatan khusus dengan batik. Ia ingin tiap desainnya terasa istimewa, terutama saat mengangkat kekayaan motif lokal dalam bentuk yang lebih segar. “Harapanku desain-desain ini bisa relate dan diterima anak muda, karena konsepnya memang lebih modern dan versatile,” ujarnya.

 

Ia juga membayangkan batik bisa berkembang lebih jauh dengan sentuhan teknologi. “Semoga suatu saat nanti ke depan bakal ada aplikasi khusus batik. Karena industri fashion dan desain di Indonesia sudah cukup maju, kalau dikombinasikan dengan teknologi pasti lebih menarik lagi,” tambahnya. [Angie | Dok. Istimewa]