Di Balik Layar Pagelaran Sabang Merauke 2025 Kolaborasi Besar Hidupkan Hikayat Nusantara

Di Balik Layar Pagelaran Sabang Merauke 2025 Kolaborasi Besar Hidupkan Hikayat Nusantara

Pagelaran budaya Sabang Merauke The Indonesian Broadway 2025 akan kembali memuk au publik dengan skala produksi yang lebih megah. Mengangkat tema Hikayat Nusantara, pertunjukan ini dijadwalkan berlangsung pada 23–24 Agustus di Indonesia Arena Senayan, Jakarta, dengan menghadirkan lebih dari 1.500 seniman dalam empat pertunjukan selama dua hari.

Setelah lima edisi sukses sejak debutnya pada 2022, pagelaran keenam ini menjadi pencapaian monumental dalam upaya melestarikan budaya Indonesia. Cerita rakyat legendaris seperti Yuyu Kangkang, Malin Kundang, Si Tumang, Mahadewi, dan Calonarang, serta ada pula Petruk, Semar dan Bagong akan dihidupkan dalam narasi pahlawan yang berjuang menyatukan seni, tradisi, dan semangat persatuan.

Komposer Elwin Hendrijanto memimpin kekuatan musikal bersama konduktor Avip Priatna yang memimpin Jakarta Concert Orchestra. Proses kreatif dimulai sejak naskah diterima tim musik. “Setelah kami mendapat skenario, saya mulai membuat aransemen atau komposisi baru berdasarkan kebutuhan cerita. Kalau misalnya ceritanya butuh emosi yang ritmis atau kejar-kejaran, kita butuh sesuatu yang seru, seperti suara gendang tradisional,” kata Elwin.

Menurut Avip, orkestra memegang peran penting untuk menyatukan keseluruhan elemen. “Orkestra di sini berfungsi menyatukan semuanya. Ada unsur musik tradisional yang menjadi identitas dari setiap daerah, dan orkestra yang memberikan kekuatan,” ujarnya. “Kami tidak saling mengalahkan, tapi justru saling mendukung agar pagelaran ini menjadi sesuatu yang luar biasa.”

Sebanyak 31 lagu daerah akan dibawakan secara live, mulai Padang Wulan, Bungong Jeumpa, Butet, Rambadia, hingga Sajojo. Koreografi pun dirancang kolosal dengan lebih dari 75 tarian yang memadukan tradisi dan modernitas, termasuk atraksi roller-skate ondel-ondel hingga aerial ploting.

 

Energi Panggung yang Tercipta dari Proses Intensif

Nama-nama besar seperti Yura Yunita, PADI Reborn, dan Mirabeth Sonia menjadi bagian penting pagelaran. Yura mengungkapkan antusiasmenya secara penuh, “Pagelaran Sabang Merauke ini bukan hanya sekadar pertunjukan musik, tapi menurut saya ini adalah bagian dari perjuangan budaya untuk kita bisa terus membangkitkan kecintaan kita terhadap Indonesia. Aku merasa bahwa seni musik ini menjadi kekuatan yang sangat besar untuk bisa membangkitkan kecintaan kita terhadap budaya Indonesia.”

Fadly PADI Reborn juga menyoroti pengalaman yang mendalam bagi dirinya. “Opera digabungkan dengan warna musik, jadi sangat-sangat menarik bisa menggabungkan tiga genre, tradisional, klasik, dan pop rock modern. Buat kami ini sudah jadi satu sejarah dalam hari kami sebagai musisi. Dan saya kembali lagi jadi anak kecil lagi yang penasaran banget sama Indonesia dan Broadway.”

Elwin selaku Music Director menegaskan bahwa proses produksi tahun ini lebih intensif dan kolaboratif. “Energinya jauh lebih besar lagi, lebih kolosal lagi. Kami berada di suasana latihan yang selalu seru dan dinamis, bekerja bersama 12 koreografer untuk 350 penari. Setiap hari selalu berkembang dan kami selalu berdiskusi untuk menghasilkan karya terbaik,” katanya.

Pagelaran Sabang Merauke juga membuka peluang regenerasi talenta melalui audisi nasional yang melibatkan 325 peserta. Sebanyak 27 penari terbaik berhasil lolos seleksi ketat dengan juri termasuk Isyana Sarasvati.

Dari tata busana karya Jember Fashion Carnaval, pertunjukan barongsai Kong Ha Hong, hingga kekayaan 50 alat musik tradisional, seluruh elemen dipadukan menjadi pengalaman budaya yang mendalam. Pagelaran ini tak hanya menjadi pertunjukan seni, tetapi juga simbol persatuan yang merayakan keberagaman Indonesia dengan cara yang spektakuler dan menggetarkan jiwa.

 

Semangat Persatuan dalam Produksi KolosalAming Santoso, Presiden Direktur dan CEO iForte, menyampaikan bahwa semangat kolosal pertunjukan ini sudah terasa sejak masa latihan. “Belum tampil saja sudah terasa spektakulernya. Latihannya saja sudah kolosal dan menghibur,” ujarnya dalam konferensi pers. Ia mengajak publik menyaksikan langsung energi luar biasa dari para seniman yang terlibat, yang menghidupkan panggung dengan semangat kebersamaan.

Semangat itulah yang juga ditegaskan oleh Sylvie Lizwanda, Wakil Presiden Direktur dan Wakil CEO iForte sekaligus Produser Eksekutif pagelaran, menjelaskan bahwa pertunjukan ini tidak sekadar menghibur, tetapi juga membawa pesan moral yang dalam. “Cerita-cerita ini punya pesan moral yang kuat sebagai warisan budaya bangsa,” ucapnya.

Ia menyebut, lebih dari 600 penampil terlibat, termasuk 351 penari dengan 100 koreografi, 60 musisi dari Jakarta Concert Orchestra, 60 penyanyi dari Batavia Madrigal Singers, serta 32 penyanyi anak dari The Resonance Children’s Choir. Kolaborasi dengan 19 desainer etnik ternama, Jember Fashion Carnival, dan Marching Band Pondekin turut memperkuat daya magis pertunjukan.

Di tengah besarnya skala produksi, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Indonesia, Irene Umar, menyampaikan apresiasi yang tulus atas dedikasi para seniman dan pegiat industri kreatif. “I can feel the love, I can feel the heart and passion dari semua pejuang ekonomi kreatif ini dituangkan di sini,” katanya. Ia menegaskan pentingnya mengesampingkan ego sektoral demi persatuan bangsa.

“Pak Prabowo selalu mengatakan, tidak boleh ada lagi sektor ego, industri ego, pribadi buang ke lautan. Yang kita butuh adalah bersatu, berjuang, persatuan bangsa, gotong royong.” Irene juga menyoroti perjuangan para seniman yang bekerja di siang hari lalu berlatih di malam hari. “Ini adalah kebanggaan Indonesia. Saya ingin semua merasakan bahwa ini milik kita. The truth is the truth—that this is Indonesia,” tegasnya.

Pagelaran Sabang Merauke akan digelar pada 23 dan 24 Agustus 2025 di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta, sebagai ruang pertemuan antara seni, identitas, dan semangat gotong royong bangsa.