Best Achiever in Women Professionals: Lianawaty Suwono Managing Director BCA

Ditunjuk sebagai pimpinan tertinggi dalam divisi sumber daya manusia, Lianawaty piawai memadukan kemampuan individu disertai kemajuan digitalisasi selama lebih dari dua dekade. Dia pun berpegang teguh dengan nilai terus belajar dan berkembang.

 

Memasuki tahun ke-27 berkarier di PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Lianawaty Suwono termasuk profesional tangguh yang telah mengoleksi beragam pengalaman. Dia merintis karier dari mulai management trainee, business analyst di divisi IT, Head of HR Operation Systems & Support Bureau dan dipercayakan untuk menangani berbagai projects HR serta berbagai fungsi HR, hingga menduduki Head of HR Division selama lebih kurang 11 tahun.

 

Pada 2016, dia dipercaya menduduki posisi managing director yang membawahi Human Capital Management dan Learning & Development Center. Sebelum menduduki posisi puncak tersebut, dia diamanahkan sebagai Presiden Komisaris PT Asuransi Jiwa BCA dari periode 2014-2016.

 

“Sebenarnya saya bukan berlatar belakang Human Resources (HR), tetapi saat diamanahkan untuk menangani HR Information Systems yang masih serumpun dengan Information Technology (IT), saya merasa tantangan yang menarik, setelah menangani core banking systems. Yakni terlibat aktif dalam proyek integrasi deposit systems dan loan systems yang membawa BCA menjadi online antar seluruh cabang BCA di seluruh Nusantara ini. Puji Tuhan, sistem tersebut masih dipergunakan hingga saat ini. Setelah pindah ke HR, banyak aspek yang terus dikembangkan. Hampir setiap dua tahun, saya diberi tanggung jawab yang berbeda. Ternyata bidang HR sangat luas dan banyak, menarik, dan menyenangkan,” kenang perempuan yang hobi menonton film ini. 

 

Di bawah naungan HR, Liana membangun sistem dan konsep kompetensi, evaluasi jabatan, operasional, talent management, HR sebagai mitra bisnis, dan lainnya. Dari beragam pengalaman di divisi HR selama 20 tahun, tentu menarik menyelami lebih dalam nilai-nilai profesionalitas yang mampu membawa BCA sebagai bank swasta terbesar di Indonesia dari kacamata sang pemimpin sumber daya manusia. Diungkapkan oleh Liana bahwa values di perusahaan diambil dari etos kerja yang sudah terbangun sejak lama di BCA, bukan menciptakan nilai baru.

 

“Kami menerapkan value customer focus, integrity, team work, and continuous pursuit of excellence. Dari keempat nilai tersebut, kami melihat ada dua garis besar yang in line, yaitu friendly working environment melingkupi team work dan integrity, continuous improvement mencakup customer focus, dan continuous pursuit of excellence,” jelasnya.

 

Berada di pucuk pimpinan HR yang membawahi lebih dari 24.000 karyawan tetap, tentu berbagai tantangan silih berganti menghampiri. Dia pun tak menampik dan teguh memegang prinsip bahwa HR bertanggung jawab untuk membuat setiap individu menjadi lebih baik. Ketika mereka lebih baik akan berdampak pula untuk kehidupan pribadi dan orang-orang di sekelilingnya. 

 

“BCA sudah berusia 61 tahun. Tentu tantangan yang dihadapi sudah berbeda, ketika di masa starting. Waktu saya bergabung di HR, kami masih fokus untuk bangun pondasi-pondasi untuk memperkuat sistem pengelolaan SDM di BCA, dan membangun kapasitas orang-orang di bidang HR sendiri, agar bisa menjadi mitra kerja yang efektif bagi unit bisnis. Saat ini, pengelolaan SDM di BCA sudah mendapat pengakuan sampai dengan standar internasional. Fokus ke depannya adalah membangun SDM yang mampu beradaptasi dengan dunia digital, sekaligus tetap menjaga relationship yang sudah terbangun dengan customer,” tukas lulusan informasi bisnis dan sistem komputer San Fransisco State University USA ini.

 

Tahun kemarin, divisi HR merilis apps seputar informasi HR dan mobile learning. Digitalisasi fungsi-fungsi HR dan learning juga menjadi fokus, agar bisa menjadi penunjang kerja para insan BCA yang praktis dan efektif. Kami memiliki e-library, mobile learning, dan apps HR information and solution for employee. Tak berhenti di situ saja terkait digitalisasi, Liana mengungkapkan timnya juga berproses bagaimana mempersiapkan semua individu di BCA harus memiliki kemampuan soal IT di level yang sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

 

“Di level manajemen ke atas, kami sangat mendorong mereka friendly dengan digital, seperti media sosial dan solusi-solusi finansial. No matter how old they are, at least they have to be able to be a good user of digital solutions. Kembali lagi kepada nilai kami untuk terus berkembang dan belajar,” urainya. Silvy Riana Putri | Fikar Azmy

 

untuk membaca artikel selengkapnya, dapatkan majalah Women’s Obsession edisi Maret 2018