Kudung kembali menampilkan langkah kreatif terbarunya lewat panggung Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2025. Di bawah naungan Sroja Warna Indonesia (SWI), label modest fashion ini memperkenalkan koleksi “Noir” yang memadukan nilai keindahan, kesederhanaan, dan kesadaran akan keberlanjutan. Koleksi ini menjadi langkah baru dalam perjalanan kreatif Kudung menuju definisi keanggunan yang lebih modern.
Terinspirasi dari arsip botani klasik dan interior vintage, “Noir” menghadirkan suasana nostalgia yang dirangkai ulang dalam estetika kontemporer. Detail seperti bunga kering yang dipres, ilustrasi floral antik, dan kayu tua menjadi metafora visual tentang waktu yang melahirkan keindahan baru. Kudung mengolah inspirasi tersebut menjadi ekspresi yang lembut namun penuh karakter.
"‘Noir’ adalah cara kami berbicara tentang perjalanan waktu dan keindahan yang tumbuh bersama pengalaman," ujar Farizky Putra, Brand Manager Sroja Warna Indonesia. Ia menuturkan bahwa setiap potongan busana dirancang untuk menautkan masa lalu dan masa kini dalam satu bahasa visual yang puitis.
Silhouette yang tegas namun lembut menjadi ciri khas koleksi ini. Cutting bersih dengan garis arsitektural berpadu dengan bentuk longgar khas modest wear, menghadirkan tampilan yang feminin dan modern dalam satu kesatuan yang harmonis. Kudung menempatkan keseimbangan sebagai inti desainnya.

Palet warna hitam, abu gelap, ivory, dan cokelat kayu merepresentasikan kekuatan sekaligus kelembutan. Motif floral lembut di beberapa potongan busana menjadi penghubung antara tema alam dan nuansa kontemporer. Perpaduan keduanya menciptakan kesan klasik yang terasa relevan.
Kudung juga menekankan filosofi “comfort in elegance” melalui pilihan materialnya. Kombinasi poplin chinos, beaded tulle, crinkle taslan, dan semi wool memberi tekstur yang kaya sekaligus ringan di tubuh. Bahan-bahan tersebut dipilih karena mampu menghadirkan keindahan visual tanpa mengorbankan kenyamanan.
"Pemilihan bahan bagi kami bukan sekadar keputusan teknis, tapi bentuk tanggung jawab estetika dan etika. Kami ingin busana Kudung bukan hanya enak dilihat, tapi juga memberi rasa nyaman dan membawa nilai bagi lingkungan," ujar Farizky.
Laporan State of the Global Islamic Economy Report 2024 memprediksi konsumsi fashion muslim global akan mencapai US$313 miliar pada 2025, dengan Indonesia di jajaran terdepan. Tren modest fashion kini bergerak menuju gaya yang lebih praktis, fungsional, dan mencerminkan ekspresi diri perempuan modern. Kudung membaca arah itu sebagai ruang baru untuk tumbuh.

"Melalui Noir, kami ingin menunjukkan bahwa modest fashion bisa hidup di ruang urban dan global tanpa kehilangan jati dirinya," kata Farizky. Ia menyebut koleksi ini sebagai bentuk keseimbangan antara estetika runway dan kebutuhan kehidupan sehari-hari.
Sebanyak 18 artikel utama ditampilkan di runway JMFW 2025, membawa tema “timeless sophistication”. Setiap tampilan menonjolkan tekstur alami, garis desain arsitektural, dan detail feminin yang halus. Kudung seolah menegaskan posisinya sebagai label yang terus berevolusi namun tetap setia pada nilai-nilai dasarnya.
"Noir kami persembahkan untuk perempuan yang percaya bahwa kesederhanaan adalah bentuk tertinggi dari keanggunan," tutup Farizky. Koleksi ini menunjukkan bahwa elegansi lahir dari keseimbangan antara rasa, waktu, dan kesadaran. [Angie | Dok. Kudung]





