Industri cat dan pelapis kembali mendapat perhatian setelah PCS 2025 berakhir dengan capaian yang menunjukkan kuatnya minat terhadap inovasi material dan teknologi manufaktur. Selama tiga hari penyelenggaraan, lebih dari 2.700 pengunjung datang untuk melihat arah baru sektor pelapisan yang kini makin relevan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari desain hunian hingga produk sehari-hari yang kita gunakan. Kehadiran pelaku bisnis, peneliti, akademisi, asosiasi, hingga perwakilan pemerintah memperlihatkan bahwa industri ini bergerak cepat dan semakin terbuka pada kolaborasi.
PCS tahun ini diikuti 52 perusahaan dari sembilan negara yang membawa teknologi, bahan baku, aditif, serta solusi ramah lingkungan. Suasana pameran terasa hidup karena banyak peserta saling berdiskusi mengenai rencana produksi, peluang kolaborasi, dan perkembangan pasar. “Selama tiga hari pameran, kami melihat begitu banyak ide baru dan peluang kemitraan melalui business matching yang mempertemukan pelaku industri dari berbagai negara,” ujar Etty Anggraeni, Direktur Traya Events. Ia menyebut momentum ini sebagai dorongan berarti bagi daya saing industri pelapis Indonesia di tingkat global.
Di luar ruang pameran, lebih dari 20 seminar internasional dan enam kursus singkat bersertifikat menarik ratusan peserta. Topik yang dibahas mencakup inovasi material, keberlanjutan, kimia hijau, hingga tren global yang mempengaruhi arah pengembangan pelapis modern. Matthias Janz, Director Trade Shows di Vincentz Network, mengatakan bahwa rangkaian diskusi ini memberi ruang bagi pertukaran wawasan yang intensif. “PCS membahas isu-isu penting yang dihadapi industri saat ini, mulai dari pengembangan material ramah lingkungan hingga dinamika pasar kimia,” ujarnya.

Perwakilan NürnbergMesse GmbH, Alexander Mattausch, melihat PCS 2025 sebagai momentum strategis bagi Indonesia dalam memperkuat posisinya di antara negara-negara dengan pertumbuhan industri pelapis tercepat. Ia menilai peluang kemitraan internasional di acara ini akan membuka jalan bagi pengembangan teknologi yang lebih maju di tahun mendatang. Para peserta pameran turut menyampaikan pandangan serupa. Perusahaan Jerman, ceronas, menilai pasar Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu yang terdepan. “Kunjungan yang kami terima menunjukkan tingginya antusiasme dan keinginan untuk memahami teknologi baru,” ujar perwakilannya.
ystral, perusahaan lain dari Jerman, juga menyampaikan kesan positif setelah bertemu banyak pengunjung yang datang dari berbagai negara di Asia hingga Australia. Mereka menyatakan akan kembali pada PCS berikutnya karena melihat pertumbuhan pasar yang kuat. “Banyak perusahaan di Asia yang mulai berinvestasi pada teknologi dan metode produksi terbaru, dan itu membuat kawasan ini sangat penting bagi kami,” ucap perwakilan ystral.
PCS akan kembali digelar pada 27–29 Oktober 2027 dan diproyeksikan hadir dengan skala lebih besar. Edisi berikutnya direncanakan membawa lebih banyak peserta internasional, teknologi baru, serta zona tematik yang memberi kesempatan bagi pengunjung untuk melihat langsung proses produksi dan aplikasi pelapis. Dengan pertumbuhan pesat industri di kawasan Asia-Pasifik, PCS 2027 diperkirakan menjadi pertemuan terbesar bagi perusahaan global yang ingin memperluas pasar dan memperkenalkan inovasi terbaru.




