Lupa Daratan Hadirkan Cerita Aktor yang Kehilangan Kemampuannya dan Dinamika Dunia Film

 

Setiap tahun selalu ada satu judul yang terasa menarik bukan hanya karena para pemainnya, tetapi juga karena cerita yang menyentuh sisi paling manusiawi dari dunia perfilman. Lupa Daratan hadir membawa energi itu lewat potret seorang aktor yang harus menghadapi ketakutan paling besar dalam kariernya. Ceritanya memadukan kegetiran dan humor yang muncul dari keseharian para pekerja film yang kerap tersembunyi dari penonton. Film ini mengajak kita melihat betapa rentannya seseorang yang hidup dalam sorotan, sekaligus bagaimana hubungan antar orang terdekat dapat menentukan arah langkah mereka.

 

Film terbaru garapan Ernest Prakasa berjudul Lupa Daratan resmi tayang mulai 11 Desember 2025. Drama komedi ini menempatkan Vino G Bastian sebagai Vino Agustian, aktor pemenang penghargaan yang mendadak kehilangan kemampuan aktingnya saat ia berada di ambang mendapatkan peran utama dalam sebuah film biografi penting. Bersama Dea Panendra, Agus Kuncoro, dan Emil Kusumo, cerita film ini menelusuri sisi rapuh seorang aktor yang terbiasa hidup dalam sorotan.

 

Dalam konferensi pers, Ernest mengisahkan bahwa ide awal film ini lahir dari sesuatu yang ringan namun menggelitik. “Premisnya muncul dari pertanyaan apa yang terjadi ketika aktor sedang menyiapkan proyek besar dan kemampuannya justru hilang. Dari situ mulai dipikirkan ia kehilangan kemampuan karena apa dan muncul konsep brotherhood,” tuturnya.

 

 

Ia menyebut kembali duduk di kursi sutradara memberinya ruang yang ia rindukan sejak Cek Toko Sebelah 2. “Ada kekosongan yang terisi ketika saya mengarahkan film lagi, terutama karena dunia film punya dinamika yang nyata sekali. Ketika sebuah film sukses, setiap bagian merasa punya andil terbesar.”

 

Para pemain ikut berbagi bagaimana mereka memaknai cerita yang dekat dengan keseharian industri film. Vino G Bastian mengaku skenario Lupa Daratan membawanya pada rutinitas yang sangat akrab. “Kurang lebih sama dengan dunia yang saya jalani. Mengurus jadwal dengan manajer, bertemu penggemar, atau berbincang dengan orang-orang film. Bedanya karakter Vino Agustian merasa terlalu bangga dengan pencapaiannya dan menganggap semuanya hasil kerja kerasnya sendiri,” ucapnya.

 

Ia menambahkan bahwa tantangan terbesar justru datang dari memainkan aktor yang tidak bisa akting. “Itu sangat subjektif dan saya harus membuat orang percaya. Di situ letak tantangannya.”

 

Salah satu adegan yang cukup emosional menurut Vino adalah adegan bersama dengan kakaknya, Iksan. “Orang yang pertama mendukung kita itu sebenarnya adalah keluarga kita sendiri. Mereka yang mendoakan dan mendukung kita dengan segala jerih payah. Terkadang ketika sudah mencapai titik kesuksesan kita melupakan itu,” terang Vino.

 

Peran Dimi yang dimainkan Dea Panendra menambah warna hubungan antar karakter dalam film ini. Ia menggambarkan Dimi sebagai sosok serbabisa yang hadir bukan hanya sebagai asisten tetapi juga sahabat lama. “Ia bisa menempatkan diri dalam situasi apa pun dan Vino butuh orang seperti itu. Dimi melindungi Vino dari hiruk pikuk dunia film,” kata Dea.

 

 

Sementara itu Emil Kusumo memerankan Hasto, manajer yang pertama kali melihat potensi Vino. “Seorang manajer tidak hanya mengurus kontrak dan angka. Ada tanggung jawab besar di baliknya dan di sini kita melihat niat Hasto apakah benar-benar baik, buruk, atau abu-abu,” ujarnya. Agus Kuncoro yang menjadi Iksan, kakak Vino, menilai Ernest sangat memahami ritme emosional film. “Dia tahu titik emosi ada di mana dan memegang orkestrasinya. Fokusnya selalu pada chemistry para pemain.”

 

Ernest menjelaskan bahwa ruang eksplorasi sengaja diberikan kepada para aktor agar adegan emosional terasa lebih organik. “Dalam reading kami tidak memakai emosi. Kami hanya memahami motivasinya. Emosi yang sebenarnya dibiarkan muncul di hari syuting. Kamera selalu standby agar gestur spontan para aktor bisa tertangkap,” kata Ernest.

 

Lupa Daratan menjadi salah satu film yang dinantikan berkat kombinasi drama dan momen komedi yang dekat dengan realitas industri film. Penampilan spesial dari Lukman Sardi, Sheila Dara Aisha, Kristo Immanuel, Arie Kriting, Ardit Erwandha, Indra Jegel, Morgan Oey, dan sejumlah cameo menambah lapisan hiburan bagi penonton yang ingin melihat sisi lain dunia yang biasanya tampak glamor di permukaan. [Angie]