BRICS+ Fashion Summit baru-baru ini diselenggarakan di Moskow, bertempat di Zaryadye Concert Hall, dan berhasil menarik ribuan pengunjung. Acara ini mempertemukan para pimpinan asosiasi mode, desainer, eksekutif dan profesor dari institusi pendidikan, serta para ahli industri dari 65 negara. Negara-negara yang hadir di antaranya: Argentina, Bangladesh, Botswana, Brasil, Guatemala, Yunani, Georgia, India, Indonesia, Yordania, Spanyol, Italia, Siprus, Tiongkok, Lebanon, Malaysia, Maroko, Belanda, UEA, Pakistan, Korea Selatan, Rusia, El Salvador, Arab Saudi, Seychelles, Serbia, Slovenia, AS,Turki, Filipina, Prancis, Montenegro, Swiss, Afrika Selatan dan lainnya. Negara-negara peserta tersebut mewakili 33% dari total populasi dunia.
Ali Charisma, Advisory Board & Event Director di Indonesian Fashion Chamber, menyatakan bahwa BRICS+ Fashion Summit berfungsi sebagai “platform komunikasi yang sangat penting bagi negara-negara berkembang. Dengan menciptakan ruang dialog, visibilitas, dan kolaborasi di antara para pemangku kepentingan industri mode yang berasal dari latar budaya dan ekonomi yang beragam.

Platform ini memungkinkan para desainer, brand, dan institusi dari pasar-pasar berkembang untuk berbagi narasi mereka, menampilkan keahlian mereka, dan terhubung secara langsung dengan audiens global, media, serta pembeli. Summit ini tidak hanya membantu memperkuat suara kreatif negara-negara tersebut, tetapi juga mendorong pembelajaran bersama, kemitraan bisnis, serta aliansi strategis. Hasilnya, acara ini memperkuat posisi global negara-negara berkembang dalam industri mode dan mendorong terciptanya ekosistem mode global yang lebih seimbang dan inklusif.”
Program bisnis dalam Summit menghadirkan lebih dari 250 pembicara dari Asia, Timur Tengah, Amerika Latin, Afrika, dan CIS, dengan total 42 sesi. Sorotan utama termasuk dua diskusi pleno: “Fashion 360°. Pengembangan Industri Terkait” dan “Proteksionisme atau Perdagangan Bebas: Perlukah Pasar Pakaian Nasional Dilindungi?” Salah satu sorotan budaya terbesar dalam Summit adalah pameran “Native Motifs”. Pameran ini menampilkan lebih dari 70 tampilan koleksi dari 13 kota di Rusia. Pameran ini menyatukan kostum tradisional dari Rusia Utara, Rusia Tengah, Tatarstan, Bashkortostan, Ural, serta busana dari masyarakat adat di wilayah Utara, Yakutia, Tuva, Kabardino-Balkaria, Dagestan, dan komunitas Old Believers.

Program runway BRICS+ Fashion Summit menampilkan desainer dan brand dari 10 negara: Armenia, Brasil, Guatemala, Nikaragua, India, Spanyol, Tiongkok, AS, Turki, dan Afrika Selatan. Selain itu, Summit juga mengadakan Fashion Intensive Course selama empat hari di Zaryadye, yang dirancang untuk mahasiswa, desainer, buyer, dan stylist. Program ini dipimpin oleh pembicara dari Brasil, Guatemala, India, Italia, Tiongkok, Pantai Gading, Lebanon, Rusia, Turki, Ethiopia, dan Afrika Selatan. (ES | Foto: Dok. BRICS+ Fashion Summit)




