Sebagai fasilitas kesehatan swasta pilihan yang fokus khusus pada kardiologi, neuroscience, dan ortopedi, Siloam Hospitals TB Simatupang meningkatkan layanan laboratorium dengan menghadirkan Thromboelastography (TEG). Ini merupakan satu-satunya rumah sakit swasta di Jakarta yang menyediakan layanan diagnostik dengan TEG. Kehadiran layanan tersebut semakin meningkatkan kualitas layanan secara holistik, terutama dalam hal diagnostik, monitoring efektivitas terapi, dan keselamatan pasien yang berobat di layanan kardiologi, obstetri ginekologi, dan intensive care unit.
Dr Dewi Wiguna, M.Sc selaku Hospital Director Siloam Hospitals TB Simatupang menyampaikan, “Ketersediaan TEG di Siloam TB Simatupang merupakan bagian dari komitmen terhadap layanan yang berbasis data klinis, sehingga hasil prosedur yang lakukan benar-benar sesuai kebutuhan medis pasien. Selain itu, pemeriksaan TEG juga mendukung Siloam Hospitals TB Simatupang sebagai one-stop solution untuk pengobatan penyakit jantung. Mulai dari pencegahan, pemeriksaan jantung, Prosedur lanjutan, hingga monitoring paska prosedur dengan memastikan terapi yang diberikan bersifat individualized dan berfokus pada patient safety.”
Sementara, dr.Petty Atmadja, Sp.PK, spesialis Patologi Klinik dari Siloam Hospitals TB Simatupang menjelaskan, “TEG adalah metode pemeriksaan pembekuan darah menggunakan metode viscoelastometric untuk mengevaluasi fungsi pembekuan darah secara real-time. Dengan menilai kaskade koagulasi, aggregasi trombosit, interaksi trombosit-fibrin, kekuatan bekuan darah, hingga peluruhannya.”
Pemeriksaan TEG mampu mendeteksi risiko perdarahan abnormal dan penyumbatan pembuluh darah dengan akurat, sehingga bermanfaat dalam:
- Mendiagnosis kelainan pembekuan darah kompleks.
- Mengawasi pemberian terapi anti-koagulan dan anti-platelet pada pasien dengan gangguan jantung dan pembuluh darah.
- Pemantauan kondisi koagulasi sebelum dan setelah operasi secara komprehensif.
- Skrining kelainan pembekuan darah pada kehamilan dan lanjut usia,
- perawatan kondisi sistemik global pada rawatan intensif.
Pasien-pasien dengan gangguan jantung maupun pembuluh darah yang telah menjalani operasi jantung, kemungkinan besar akan mendapatkan terapi antikoagulan maupun antiplatelet untuk mencegah terjadinya episode serangan berulang di kemudian hari. Pemeriksaan TEG dapat dilakukan sebelum menjalani operasi untuk memberi gambaran global pembekuan darah pasien, setelah menjalani operasi untuk menilai efektivitas tindakan dan juga pengawasan terapi obat yang akan diberikan. Sehingga dengan hadirnya TEG dalam perjalanan penyakit pasien, kita dapat memastikan bahwa keseluruhan proses pengobatan pasien dipastikan aman, akurat, dan individualized.

“TEG dapat membantu dokter dapatkan informasi proses pembekuan darah secara cepat, sehingga dapat merekomendasikan terapi yang dikustomisasi sesuai kondisi pasien. Contohnya, penggunaan obat pengencer darah pada pasien yang dipasang ring jantung. Selain itu, pemeriksaan TEG juga berguna untuk memantau pembekuan darah pada pasien sedang menjalani cardiac assist device support dan sudah terpasang jantung buatan (total artificial hearts). Pemeriksaan ini juga membantu dokter saat melakukan tindakan medis pada pasien dengan penyakit jantung. Untuk memperkirakan risiko perdarahan, serta menentukan apakah pasien di ruang perawatan intensif bisa menjalani operasi kecil dengan aman meskipun hasil tes darahnya menunjukkan risiko perdarahan yang lebih tinggi,” ujar dr. Isabella Lalenoh, SpJP, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari Siloam Hospitals TB Simatupang.
Andre Viscountie Saputra, SpOG, FMAS, FICS - Spesialis Obstetri dan Ginekologi dari Siloam Hospitals TB Simatupang menambahkan, “Pemeriksaan TEG memberikan informasi yang lebih jelas dan membedakan kondisi pembekuan darah yang normal pada ibu hamil dengan kondisi pembekuan darah yang tidak normal akibat preeklamsia. Dengan begitu, gangguan pembekuan darah bisa diketahui lebih dini. Selain itu, hasil TEG juga dapat memberikan gambaran seberapa berat kondisi preeklamsia yang dialami, sehingga bisa digunakan oleh dokter untuk memantau perkembangan penyakit dan memperkirakan risikonya.” (ES | Foto: Dok. Siloam Hospitals TB Simatupang)




