Tren e-Wallet di Indonesia

Sejak pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), BI mencatat terjadinya kenaikan transaksi digital atau Uang Elektronik (UE) mencapai 64,48%. Dengan meningkatnya transaksi digital pada saat ini, MarkPlus, Inc. menggelar survei penggunaan dompet digital dalam tiga bulan terakhir. Survei diikuti sekitar 502 responden dari kota-kota besar dengan penetrasi penggunaan smartphone tertinggi di Indonesia.

 

Rhesa Dwi Prabowo, Head of High Tech, Property & Consumer Goods Industry MarkPlus, Inc. mengungkapkan kecenderungan peningkatan transaksi secara digital, karena masyarakat lebih memilih memenuhi kebutuhannya secara online. “Berangkat dari situ, kami ingin melihat merek mana yang memiliki pangsa pasar jumlah atau volume transaksi tertinggi dalam tiga bulan terakhir. ShopeePay unggul dengan pangsa pasar sebesar 26% dari total volume transaksi e-wallet di Indonesia, disusul OVO (24% dari total), GoPay (23% dari total), kemudian DANA (19% dari total) dan LinkAja (8% dari total),” ujarnya lebih lanjut dalam konferensi pers virtual Rabu, 2 September 2020.

 

 

Menurut Rhesa, integrasi ShopeePay dengan Shopee sebagai salah satu platform e-commerce terbesar, meningkatkan nilai transaksinya. ShopeePay juga menjadi merek paling sering digunakan di masa pandemi, dengan frekuensi transaksi rata-rata mencapai 7x tiap bulannya. Disusul DANA dengan rata-rata penggunaan sebanyak 6,4x tiap bulan, OVO dengan rata-rata 6,2x tiap bulan, GoPay rata-rata 6,1x tiap bulan, dan LinkAja rata-rata 5,7x tiap bulan.

 

Dari segi nilai transaksi per bulan, ShopeePay pun berhasil menempati peringkat pertama dengan total nominal transaksi terbesar per bulan sekitar Rp149.000, unggul dibandingkan LinkAja, DANA, dan OVO. Berdasarkan survei, ShopeePay menjadi dompet digital paling sering digunakan dengan hasil sebanyak 30% responden, yang kembali diikuti OVO dengan 25%, GoPay dengan 21%, DANA dengan 18%, serta LinkAja dengan 5%.

 

 

Bhima Yudhistira, Peneliti Centre of Innovation and Digital Economy The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), mengatakan pertumbuhan dompet digital memiliki potensi besar. Namun, tidak dipungkiri adanya tantangan, mulai dari belum meluasnya jaringan internet di seluruh Indonesia hingga user experience yang nyaman bagi pengguna aplikasi.

 

Ketua Bidang Ekonomi Digital Asosiasi E-Commerce Indonesia (IdEA),Bima Laga, memprediksi konsolidasi dompet digital dan platform e-commerce dari tahun ke tahun kian menjadi resep sukses untuk mendongkrak kesempatan memimpin pasar. Dalam konteks pandemi, integrasi ini tentunya semakin mempermudah pengalaman belanja online masyarakat. Selain pengalaman belanja efektif dan efisien, integrasi tersebut sering diidentikan dengan penawaran promo atraktif yang dapat menaikkan daya beli pembeli.

 

“Faktor ini juga yang membuat 53% responden memilih ShopeePay sebagai merek dompet digital yang dianggap paling memudahkan pengalaman belanja online, mengungguli OVO (20%), GoPay dan DANA (masing-masing 13%), dan LinkAja (2%). Selain itu, ShopeePay (38%) juga terpilih sebagai merek dompet digital yang dianggap memberikan promosi paling banyak jika dibandingkan dengan OVO (28%), GoPay (20%), DANA (11%), dan LinkAja (3%),” tutup Rhesa.