Dari Indonesia untuk Dunia

Edward Tirtanata, CEO & Co-founder Kopi Kenangan

 

Dari Indonesia untuk Dunia, adalah cita-cita Edward Tirtanata ketika terjun ke bisnis Food and Beverage (F&B) dan mendirikan Kopi Kenangan bersama rekannya James Pranoto. Awalnya, keinginan tersebut didorong oleh keinginan menyediakan kopi berkualitas dengan harga terjangkau. Bagi dirinya sendiri maupun pencinta kopi pada umumnya, karena menurutnya di Jakarta waktu itu belum ada satu pun gerai kopi yang memenuhi segmen tersebut.

 

Bermodal Rp150 juta, gerai pertama dibuka di Menara Standard Chartered, Kuningan, Jakarta Selatan. Nama Kopi Kenangan yang terbilang cukup unik dengan cepat melekat dan menjadi bagian dari gaya hidup generasi muda di kota besar. 

 

Edward mengakui secara umum, seperti semua industri lain, F&B juga ikut merasakan dampak pandemi Covid-19. Meskipun transaksi walk-in turun sekitar 40%, transaksi melalui delivery order di perumahan justru naik 50%. Ini dikarenakan Kopi Kenangan dibangun dengan bisnis model new retail, yaitu mengembangkan customer experience secara offline maupun online.

 

“Saya rasa prospek bisnis F&B tetap baik, karena pada dasarnya orang tetap membutuhkan kopi, walaupun mereka bekerja atau belajar dari rumah. Yang penting adalah memastikan kebersihan dan keamanan produk Kopi Kenangan, dua hal tersebut merupakan prioritas konsumen pada masa ini,” ujarnya dalam tanya jawab dengan Women’s Obsession.

 

Kopi Kenangan menerima sertifikasi halal dari MUI

 

 

STRATEGI BERTAHAN DI TENGAH PANDEMI

 

Menjadi pengusaha pasti tak lepas dari masalah. Yang terpenting adalah memiliki kemampuan problem solving dan bisa think out of the box. Mau bertahan dan melakukan sesuatu yang baru untuk langkah Berikutnya. Saat ini Kopi Kenangan telah memiliki 389 gerai di berbagai kota di Indonesia, dengan 2800 lebih karyawan. Pandemi membuat rencana ekspansi ke luar negeri ditunda sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan, tapi ekspansi di dalam negeri dengan membuka satu toko per hari untuk mencapai target 500 toko pada akhir 2020 tetap dilakukan.

 

Ketika perusahaan lain mulai mengalami krisis, Edward sebagai pimpinan mengambil keputusan yang tidak banyak dilakukan orang lain. Pada 23 Maret 2020, manajemen mengeluarkan Message from CEO: One Cup, One Customer, One Rupiah yang memastikan tidak akan melakukan PHK terhadap barista maupun karyawan tetap. Bukan hanya itu, pimpinan Kopi Kenangan juga telah mengambil langkah pertama untuk memastikan kelangsungan bisnis dengan hanya mengambil gaji Rp1/bulan mulai Maret 2020 sampai krisis ini berhasil diatasi. Hal ini dilakukan untuk mendukung stabilitas finansial mereka yang terkena dampak akibat perlambatan ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19.

 

Edward mengungkapkan bahwa Kopi Kenangan tumbuh dan berkembang dengan satu nilai dasar, yaitu ‘Membawa kebahagiaan, lewat satu cangkir kopi, untuk tiap pelanggan, setiap waktu’. Nilai ini juga yang menjadi dasar dalam menghadapi tantangan berat dalam mengatasi penyebaran virus corona (Covid-19). Merespons kondisi saat ini, dia berkomitmen untuk turut berkontribusi. “Kami sadar bahwa pandemi telah ‘memaksa’ semua untuk beradaptasi dengan melakukan berbagai perubahan sekaligus mengubah cara hidup sehari-hari. Sesuai visi Kopi Kenangan, ‘Dari Indonesia untuk Dunia,’ kami ingin turut bekerja bersama masyarakat Indonesia dan menghadapi masa-masa menantang ini,” tutur pria lulusan Northeastern University ini.

 

Inovasi lain yang digagas Edward saat pandemi adalah Kenangan Academy pada Agustus silam. Bertepatan dengan Hari Mantan Nasional (HARMANAS) sebagai perayaan tahun ketiga operasionalnya, Kopi Kenangan siap mencetak 1000 barista baru melalui 5000 pelatihan di akademi tersebut. Peserta yang lulus tes nantinya akan dikontrak sebagai new trainee. Ada beragam pelatihan di Kenangan Academy, di antaranya kompetensi dasar, pengembangan dan sertifikasi barista, sertifikasi sebagai Buddy Trainer/Store Trainer dan program pengembangan kepemimpinan (Leadership Development Program).

 

Kopi Kenangan juga berfokus terhadap pelaksanaan sertifikasi BNSP untuk skema penjamah makanan tim operasional, pemahaman pembuatan produk halal dan penanganan bahan halal serta pelatihan sanitasi. Ini semua merupakan bentuk komitmen perusahaan untuk menjaga kualitas produk, pelayanan, penerapan halal dan sanitasi toko serta rangkaian bisnis lainnya. Semua ini terutama menjadi penting, mengingat kita masih berada di masa pandemi dan perlu memberi penekanan pada protokol kesehatan.

 

Ke depan, pria yang pernah mengembangkan usaha kedai Lewis & Carrol Tea ini ingin Kopi Kenangan bisa menjadi F&B lokal yang IPO dan tercatat di BEI. Sedikit demi sedikit passion-nya dalam mengembangkan sesuatu dari nol dan melihat hal tersebut bertumbuh menjadi sesuatu yang besar mulai terwujud. “Prinsip saya, hidup itu kerja dan berkarya. Tidak semua orang punya kesempatan ini. Kita kalau dikasih kesempatan seperti ini harusnya tidak boleh stres, tapi harus happy. Senang dan lebih bersemangat,” pungkas pengagum Jeff Bezos ini mengakhiri perbicangan.