Airin Rachmi Diany: Legacy Kebaikan dan Kemaslahatan

Wali Kota Tangerang Selatan

Hari jadi Tangsel ke-12 pada tahun ini menjadi yang terakhir bagi Airin Rachmi Diany menjabat sebagai wali kota Tangsel. Karena, sepuluh tahun sudah dia menjadi pemimpin di Tangsel. Tak terasa, masa jabatan sebagai wali kota Tangerang selama dua periode akan segera berakhir di penghujung tahun. Sepanjang menjalankan amanah tersebut, berbagai penghargaan berhasil diraih berkat dedikasinya mendorong perkembangan dan inovasi di daerah tersebut.

 

Perjalanannya menuju kursi jabatan pemimpin daerah dimulai pada 2009, saat Tangerang Selatan resmi menjadi kota pemekaran dari induknya Kabupaten Tangerang. Setahun berselang kala kota tersebut mencari pemimpin pertamanya, maka digelarlah pemilihan wali kota pertama pada 2010. Kesempatan itu pun menjadi peluang Airin untuk mencalonkan dari dan terpilih sebagai wali kota. Sejak muda, perempuan kelahiran 28 Agustus 1976 ini memang sudah aktif di organisasi kemanusiaan dan sosial. Selalu ingin berbuat lebih, dia kemudian tertarik terjun ke bidang politik.

 

“Dunia politik memungkinkan kita untuk masuk ke suatu sistem yang membuat kita dapat berkontribusi dan memberikan manfaat secara maksimal kepada masyarakat dan kalangan lainnya. Dilihat dari perspektif lain, dunia politik juga dapat menjadi sarana bagi kita untuk menjalin persahabatan, silaturahmi, dan memperluas wawasan,” ungkap lulusan S2 Magister Hukum Universitas Padjadjaran, Bandung ini.

 

 

Meraih Berbagai Penghargaan

Menjabat dua periode, nama Airin patut diperhitungkan sebagai salah satu perempuan yang sukses menjadi kepala daerah. Keberhasilannya memimpin Tangsel terlihat dari bagaimana masyarakat mempercayainya sejak tahun 2011 silam hingga saat ini. Dia berdedikasi dan memberikan totalitas penuh, hingga meraih berbagai penghargaan bergengsi. Sebut saja saat dinobatkan sebagai Kepala Daerah yang Konsisten Dalam Pelayanan Publik dalam ajang Indonesia Award 2019. Bukannya terlena, dia justru menjadikan hal tersebut sebagai motivasi untuk terus memperbaiki pelayanan publik. Salah satunya adalah terus melakukan reformasi terhadap pelayanan publik di berbagai lini di wilayah setempat.

 

Di tengah pandemi Covid-19, Tangsel juga menjadi kota yang sigap dalam menangani antisipasi penyebaran wabah ini. Airin menetapkan berbagai kebijakan untuk memutus mata rantai Covid-19 di Tangsel khususnya, antara lain dengan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB.

 

“Pembatasan di sini meliputi aktivitas belajar dan bekerja di rumah, pembatasan kegiatan keagamaan, pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Pembatasan kegiatan sosial budaya, pembatasan moda transportasi, dan kegiatan lainnya. PSBB di Tangerang Selatan telah diperpanjang dengan tingkat pembatasan yang berbeda-beda. Relaksasi telah dilakukan secara bertingkat dengan mengurangi pembatasan pada sektor-sektor tertentu,” terangnya.Upaya pencegahan penyebaran juga dilakukan dengan menyediakan sarana kesehatan berkaitan dengan pencegahan penyebaran dan penanganan virus, seperti alat pelindung diri, peralatan kesehatan, dan Rumah Lawan Covid-19. Satuan Gugus Tugas juga telah dibentuk di tingkat RT dan RW. Ada pula GERAKAN TANGKAS, yaitu Gerakan Tangerang Selatan Pakai Masker yang dilakukan untuk mengajak masyarakat, agar tetap memakai masker sebagai bagian dari protokol kesehatan selama masa pandemi. Selain itu bekerja sama dengan Kepolisian membentuk Kampung Jawara atau Jaga Kesehatan, Warga Aman, Religius, dan Sejahtera. Atas dasar inilah, beberapa bulan silam Airin juga penghargaan Kepala Daerah Inovatif 2020 kategori kesehatan.“Bagi saya, pengalaman dari adanya pandemi ini kita ambil hal positifnya saja. Kita diajarkan untuk bisa disiplin dan menyadari betapa penting dan mahalnya kesehatan saat kita sakit. Di tahun 2021 mudah-mudahan hidup lebih baik lagi dan tetap mensyukuri nikmat Allah,” tutur perempuan kelahiran Banjar ini.

 

Menjalankan Multiperan

Di tengah kesibukan menangani kota Tangsel, dia menyadari tugas sebagai seorang ibu bagi putra-putrinya juga tak kalah penting. Untuk itu, meskipun memegang amanah sebagai pemimpin dengan segala tanggung jawab yang menyita waktu, sebisa mungkin dia membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga, sehingga |3334|Women's Talkstak pernah lalai dalam memerhatikan keluarganya.

 

Menurut ibu dua anak ini, menjalankan amanah sebagai seorang kepala daerah sekaligus ibu rumah tangga, membutuhkan kemampuan untuk membagi prioritas secara proporsional. Dia selalu menanamkan nilai-nilai dalam mendidik anak-anak, antara lain nilai religi, kerja keras, pantang menyerah dan tangguh, nilai kemandirian, kemanusiaan, maupun kerendahan hati.

 

“Jadwal sebagai wali kota memang cukup padat. Beberapa agenda bahkan sifatnya mendadak. Namun di tengah kesibukan sebagai wali kota, saya berusaha tidak pernah lalai dalam memperhatikan anak-anak. Saya selalu mengetahui jadwal dan kegiatan sekolah mereka. Sehingga, saya mampu menjadwalkan waktu berkumpul bersama di setiap akhir pekan,” urainya.

 

Menjadi seorang kepala daerah merupakan pilihan mulia yang murni dari lubuk hati terdalamnya. Melalui profesinya, Airin ingin mengabdi kepada masyarakat kota Tangsel. Sejak awal, dia memiliki impian ingin meningkatkan kualitas hidup masyarakat kota Tangsel dan memperbaiki mutu birokrasi di Tangsel. “Saya juga ingin mewujudkan Tangsel menjadi Kota Cerdas, Berkualitas dan Berdaya Saing Berbasis Teknologi dan Inovasi,” tegasnya.

 

Melihat kesuksesannya dalam memimpin kota Tangsel, Airin berhasil membuktikan kesetaraan peran antara laki-laki dan perempuan. Dia pun menaruh harapan besar pada para perempuan di Indonesia untuk turut berperan membangun bangsa. “Sebagian besar kaum Hawa memiliki peran sebagai ibu, pendidik manusia yang paling pertama. Aksesibilitas pendidikan perempuan menjadi sangat penting, karena tidak mungkin seorang perempuan dapat menjadi pendidik yang baik, jika tidak terdidik secara baik pula. Kita harus selalu meningkatkan skill.

 

Selain peran domestiknya, perempuan juga memberikan manfaat bagi orang banyak sebagai bagian dari masyarakat, bisa sebagai pejabat publik ataupun peran-peran lainnya. Tidak hanya sebagai wali kota tapi juga di tingkat lainnya,” ujar Airin.

 

Pada perayaan HUT kota Tangsel ke-12 dan acara peluncuran Alquran Mushaf Tangsel di Plaza Rakyat, Puspemkot Tangsel, Airin juga memohon doa agar tetap amanah dan istiqomah sampai akhir masa jabatan. Setelah itu untuk rencana selanjutnya, dia mengaku akan mengambil jeda untuk beristirahat paska hampir sepuluh tahun mengerahkan seluruh kemampuan, pikiran, dan tenaganya untuk kota Tangsel tercinta. Airin sangat memberikan apresiasi kepada segenap jajaran yang banyak memberikan bantuan atas pekerjaan yang ada di pundaknya selama menjabat. Dia pun menguntai harap untuk kota yang telah dipimpinnya tersebut.

 

“Harapannya selalu tercipta suasana aman, nyaman, dan kondusif. Daya saing daerah harus meningkat dan bisa terus melakukan proses penataan kota dengan kemandirian kita. Saya mohon maaf jika selama bertugas belum memuaskan banyak orang, kami telah ikhtiar semaksimal mungkin. Ke depannya saya akan segera menyelesaikan pendidikan S3 yang tertunda, kemudian baru dipertimbangkan lagi apakah kembali aktif sebagai notaris atau ke partai politik. Jadi, biarkan mengalir seperti adanya sajalah dan yang terpenting apa pun yang saya lakukan adalah sesuai amanah dan kemaslahatan dunia akhirat,” tutupnya dengan senyum. Angie | Foto: Fikar Azmy

 

Selengkapnya di Women's Obsession versi cetak dan e-magazine