Nikmati Lebaran di Maladewa

Menyambut Hari Raya Idulfitri, masyarakat muslim di seluruh penjuru dunia selalu memiliki berbagai tradisi menarik. Salah satunya adalah masyarakat di Maladewa. Negara kepulauan yang dihuni oleh mayoritas pemeluk agama Islam ini pada tahun 2008 silam menetapkan Islam sebagai satu satunya agama yang diakui oleh negara tersebut. Lebih dikenal dengan nama Maldives di dunia internasional, negara ini memiliki tradisi menyambut perayaan Lebaran yang terbilang unik.

 

Merayakan Hari Raya Idulfitri, setiap tanggal 1-3 Syawal pada kalender Hijriah selalu ditetapkan sebagai hari libur Nasional. Dikenal dengan sebutan Kuda Eid, momen ini merupakan awal dari bulan Syawal yang sekaligus menjadi akhir bulan Ramadhan. Perayaan dimulai dengan melaksanakan salat Idulfitri seperti halnya di Tanah Air.

 

Selesai beribadah, masyarakat akan kembali ke rumah untuk saling bermaafan dan mendoakan satu sama lainnya. Setelah selesai dengan keluarga di rumah, masyarakat akan mulai mengunjungi rumah-rumah kerabat yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Termasuk kediaman tetangga di sekitar.

 

Saling memeluk seraya mengucapkan selamat hari raya adalah pemandangan yang menghangatkan hati. Menjadi momen yang baik nan suci, di perayaan Idulfitri masyarakat juga berbagi rezeki dengan orang-orang yang membutuhkan. Tidak hanya amplop yang berisi uang, camilan manis maupun makanan juga kerap dibagikan.

 

Selain bermaaf-maafan dan mengucapkan selamat, salah satu tradisi menarik di negara muslim terkecil di dunia ini adalah tarian yang dibawakan dalam rangka menyambut Hari Raya Idulfitri. Dikenal dengan nama Bodu Beru ini merupakan tarian tradisional tertua yang masih tertinggal dari kebudayaan Dhivehi.

 

Umumnya dibawakan oleh 15 orang pria, satu di antaranya menyanyikan lagu-lagu tradisional. Ada pula enam orang lain yang bertugas menabuh ‘beru’, drum berukuran sedang yang digunakan sebagai alat musik pengiring. Para penabuh ini umumnya dikenal dengan sebutan ‘beruverin’. Saat membawakan tari-tarian, para pria mengenakan pakaian berwarna putih dan sarung hitam bergaris putih. Di bagian kepala, ada sebuah kain yang dililitkan untuk menutupi bagian rambut mereka.

 

Tarian tertua ini mengandung pesan dan filosofi yang dalam. Lagu yang dinyanyikan pun terbilang beragam, ada yang bercerita tentang kepahlawanan, cinta, dan lain-lain. Mulanya, musik dan tarian dimainkan secara perlahan-lahan. Namun, seiring pukulan drum, ritme gerakan, musik, dan nyanyian akan semakin meriah dan atraktif.

 

Gerakan-gerakan yang ada dalam tarian ini juga tidak hanya satu, tapi beragam. Asyiknya musik dan gerakan yang dibawakan membuat banyak orang tertarik untuk ikut bergabung dalam tarian. Paduan alunan musik yang dihasilkan dari pukulan drum dan gerakan yang dibawakan mampu membuat siapa saja tertarik ikut menari bersama.

 

Untuk para wisatawan, tari Bodu Beru tradisional ini ada di hampir semua pulau resor di Maladewa. Umumnya tarian diadakan dua hingga tiga kali berturut-turut di pulau-pulau resor tersebut. Selama momen tersebut, siapa pun tamunya dapat turut serta dengan kegembiraan yang tercipta dari tarian ini.