Mempererat ‘Kemesraan’ New Zealand & Indonesia

Diana Permana, Trade Commissioner New Zealand Trade & Entreprise

 

Tak terasa sudah delapan tahun lamanya Diana Permana telah berkarier di New Zealand Trade & Entreprise sebagai Trade Commissioner, namun dia mengaku tak pernah merasa bosan dengan pekerjaannya. Apalagi, dia bisa bertemu dan menjalin network dengan berbagai macam orang dari berbagai kalangan maupun industri yang berbeda-beda.

 

Ada banyak hal yang bisa dieksplorasi dan diperkenalkan dari New Zealand kepada masyarakat di Tanah Air. “Kami tak hanya fokus di industri pangan seperti camilan manis, cokelat, kiwi, madu, maupun dairy product yang sudah terkenal di sini. Tapi, juga kolaborasi di bidang renewable energy, geothermal, teknologi, aviasi, dan karena pandemi Covid-19, juga merambah ke area kesehatan, bioteknologi, dan agritechnology. New Zealand yang memiliki alam indah nan subur ini memang tak pernah akan ada habisnya untuk dieksplorasi. Jadi, peluang-peluang kerja sama yang lama tetap ditingkatkan dan yang baru terus digarap,” ujar perempuan yang meraih Bachelor Degree dalam bidang Business Administration-Marketing dari Upper Iowa University ini bersemangat.

 

 

BERAGAM KOLABORASI

Adalah bagian dari pekerjaan Diana untuk membantu menjembatani perdagangan Indonesia dan New Zealand yang sudah berlangung 80 tahun ini menjadi semakin berkembang dan terjalin erat. Salah satu yang sudah berjalan selama 60 tahun dan menjadi program pemerintah adalah di bidang geothermal. Mengingat Indonesia memiliki potensi geothermal terbesar di dunia, sedangkan New Zealand mempunyai pengalaman terbaik di industri tersebut.

 

“Teknologi robotik New Zealand untuk sisi pertanian pun sudah semakin maju dan dipakai sebagai pemetik buah saat ada panen. Sang robot bisa memilih buah yang matang untuk diambil dan sudah saatnya Indonesia juga dapat memanfaatkan teknologi tersebut di tengah situasi pandemi Covid-19 sesama manusia harus menjaga jarak. Termasuk urusan packaging robot ikut dimanfaatkan, sehingga memiliki multi fungsi yang sangat efektif dan efisien,” lanjut perempuan yang pernah bekerja sebagai Senior Business Development Manager di Australian Trade Commission di Jakarta selama delapan tahun ini.

 

New Zealand telah memanfaatkan perpaduan teknologi yang menggabungkan aspek fisik, digital, maupun kombinasi antara keduanya. Badan pemerintah dan perusahaan asing di New Zealand menyediakan peluang untuk mendukung manufaktur makanan dan minuman Indonesia. Menerapkan teknologi pintar untuk meningkatkan efisiensi dan keselamatan operasional pabrik. Antara lain, teknologi sistem keamanan tinggi yang dapat membantu mengelola keselamatan dengan mengurangi kontak antarsesama manusia. Sistem pendingin udara yang fleksibel, rekayasa industri virtual mempermudah analisis data dan pengambilan keputusan, serta teknologi virtual K3L (Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Lingkungan). Elly S | Fikar A

 

Baca artikel selengkapnya di Women's Obsession Edisi Juni 2021