Monica Aryasetiawan: Bekerja Sepenuh Hati

Canon Business Unit Director Datascrip

 

Selalu aktif dan memanfaatkan waktu luang, Monica Aryasetiawan saat masih kuliah dan tengah dalam persiapan skripsi di pertengahan tahun 1995 ini sudah bekerja di Datascrip. “Kebetulan kelas di semester akhir hanya ada sore ke malam hari, maka  waktu di pagi hingga sore saya manfaatkan untuk bekerja, agar ada tambahan pemasukan keuangan. Saya ditempatkan di bagian administrasi penjualan divisi Canon untuk produk inkjet printer. Meskipun jurusan kuliah saya manajemen informatika di STMIK Bina Nusantara, saya selalu berusaha menyelesaikan pekerjaan dengan sebaiknya-baiknya,” papar perempuan yang biasa disapa Monic. Dia pun bertekad setelah lulus kuliah akan berusaha pindah kantor dan mencari pekerjaan lain di perusahaan yang berbeda.

 

Namun, seiring berjalannya waktu, dia malah merasa betah bekerja di Datascrip. Dari bagian sales kemudian dia dipindahkan ke divisi marketing dan memegang salah satu produk Canon. Kariernya pun mulai meningkat pada tahun 2000 dipromosikan sebagai marketing manager dan pada 2010 diberi tanggung jawab menjadi division manager produk grup printer. Kemudian tahun 2020 diangkat sebagai assistant director sales division of Canon business unit dan posisi sekarang pada 2021 diamanahkan menjadi director Canon business unit.

 

JUJUR & TAK PERNAH MENYERAH

 

Bagi dirinya bekerja di Datascrip adalah suatu pengalaman yang luar biasa. Prinsip bekerja yang dia tanamkan adalah jujur dan tidak pernah menyerah. Posisi jabatan sekarang ini tentunya dinilai oleh manajemen berdasarkan hasil tracking record kerja yang cukup lama. “Seorang atasan harus dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada tim dan bekerja sepenuh hati alias ‘bersenyawa’. Karena tanpa ketertarikan dalam menyelesaikan suatu tugas akan berpengaruh dari kualitas kerja yang dihasilkan. Pencapaian maupun prestasi juga tidak hanya terukur dalam angka, seperti naik turunnya penjualan dan market share. Tetapi, ada faktor-faktor lain yang perlu dipertimbangkan, seperti leadership, mentoring, coaching, dan motivate,” lanjut Monic.

 

 

Sejak adanya pandemi Covid-19 terjadi banyak perubahan dalam kehidupan sehari-hari. Dari sisi internal kita memang harus memberikan  kepercayaan kepada tim bahwa mereka telah melaksanakan Work from Home (WFH) secara maksimal. Pengaturan waktu pun menjadi semakin ketat dan semua harus siap saat ada rapat. Termasuk mesti terbiasa dengan cara virtual meeting, presentasi, dan menjadi host saat meeting.

 

Dia berterus terang, “Tahun 2020 bisa dikatakan masa yang terberat. Pencapaian penjualan berada di kisaran 50%, karena ada kendala ketersediaan barang yang tidak dapat di-supply pabrikan dan kebutuhan dari pasar pun menurun.  Itulah sebabnya, tahun 2021 kita atur dengan target konservatif melihat kondisi yang belum kondusif di akhir 2020 lalu. Hingga saat ini kami tidak melakukan pengurangan atau penambahan pegawai, namun lebih ke arah memaksimalkan tim yang ada agar bekerja secara optimal.”

 

DAMPAK PANDEMI COVID-19

 

Menurut Monica situasi pasar sekarang ini sebenarnya belum kembali normal. Untuk printer kebutuhan cetak mencetak tetap ada, tapi sebenarnya sudah mulai berkurang. Apalagi, jika masih diterapkan perpanjangan PPKM dengan berbagai level dari tingkatan 1 hingga 4.

 

“Begitu pula dengan sekolahan, belakangan sudah ada rencana sekolah tatap muka untuk beberapa daerah saja secara terbatas,  sehingga kegiatan cetak mencetak belumlah maksimal. Sedangkan untuk pasar kamera, saat ini traveling belum bisa bisa leluasa apalagi keluar negeri. Acara pernikahan juga dibatasi sehingga fotografer wedding cukup terimbas. Event seminar offline yang biasanya harus diliput sudah tidak ada lagi dan beralih ke online event,” ujar penyuka traveling dan musik rock ini dengan nada prihatin.

 

Produk yang dibeli konsumen belakangan ini pun benar-benar sesuai dengan kebutuhan saja,  karena kondisi ekonomi yang masih dalam proses recovery. Untuk produk premium tidak terlalu signifikan terimbas. Namun, yang banyak mengalami perubahan adalah di skala menengah ke bawah.

 

“Printer dan kamera Canon sendiri lebih banyak mengarah pada segmen menengah ke bawah, walaupun ada tipe-tipe tertentu yang memang ditujukan ke kalangan premium ke atas. Bisnis Canon merupakan produk impor, sehingga komunikasi dan kerja sama dengan principle harus terjaga dengan baik. Tidak mudah untuk memprediksi dalam kondisi pandemi sekarang ini, sehingga strategi yang dibuat harus dibuat optimis dan pesimis. Kami pun lebih mengutamakan kebutuhan user, bukan hanya dari ketersediaan produk tetapi juga layanan pasca jual,” tambahnya.

 

Semua bisnis sejak terjadi pandemi Covid-19 mengalami imbas yang luar biasa. Tetapi pada tahun 2021 diharapkan Indonesia bisa bangkit dari tahun sebelumnya. Dengan adanya vaksin yang digerakan oleh pemerintah dengan masif, membuat adanya peluang ekonomi menjadi lebih baik dan situasi pun bisa berangsur-angsur pulih kembali. Elly S | Dok. Pribadi