Nikmat yang Berbeda

Ramurasa dan Ramuasap Restaurant

 

Setelah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 dan kita bisa kembali makan di restoran. Women’s Obsession kemudian mencoba bertandang ke Ramurasa dan Ramuasap yang berlokasi di Jl. Kemang Timur No. 48A, Jakarta Selatan. Mengobati rasa bosan akibat cukup lama Work from Home (WFH), kami mencoba menikmati suasana berbeda di kedua restoran tersebut yang posisinya tepat berdampingan di satu lokasi yang sama.

 

Terlihat mungil tapi cozy, dengan desain simple, clean bernuansa dominan putih dengan tanaman mengantung di sudut ruangan, kami memasuki area Ramurasa yang konsepnya menggabungkan Cooking Studio dan Coffee Shop. Kami pun bisa menembus ruangan restoran Ramuasap dari Ramurasa.

 

 

Tampak ada sedikit perbedaan di Ramuasap suasana minimalisnya berpadu light industrial, dengan warna lebih ke abu-abu, hitam, dan oranye. Dengan kapasitas lebih luas memiliki tempat duduk indoor berjumlah 40 dan di belakang ada area outdoor dapat menampung 15 orang.

 

BACA JUGA:

Salt by ICE: A Tasteful Treat

Auberge du Vieux Puits Restaurant: World Best Fine Dining

Selain minuman kopi beraneka rasa, dari sisi makanan Ramurasa menawarkan menu Indonesian Food. Seperti, Nasi Goreng Kecombrang (ada pilihan untuk vegetarian), Mie Ayam dengan Mie Lethek, Martabak Rendang Kambing, Salad Pegagan, Mie Godhog Shirataki, atau Rawon. “Sementara, Ramuasap menyajikan masakan serba daging asap, namun tetap ‘mengakar’ pada Indonesian Food. Contohnya, Angel Hair Kecombrang dengan Ayam Asap, Smoked Beef Sambal Luat, Pasta Kemangi, Woku Pasta, atau Ramu Cakalang Pasta. Kami mengasap daging sendiri di area outdoor dengan slow cooking smoke, dan menjual frozen smoke briske maupun chicken,” ujar Santhi Serad, sang pemilik kedua resto dan Ketua Aku Cinta Masakan Indonesia (ACMI) ini.

 

Santhi yang gemar memasak bersama tim chef rajin mengembangkan dan mencoba resep-resep baru serta menjaga kualitas rasa semua hidangan, termasuk daging dan hasil pengasapannya. Tak kalah penting bahan maupun bumbu rempah yang digunakan juga memiliki mutu yang terbaik dan bumbu tambahan dibeli dari usaha UKM di Jawa dan luar pulau Jawa.

 

Tak sabar kami pun segera mencoba satu per satu makanan Ramurasa yang telah dipesan. Nasi Goreng Kecombrang Shirataki tampaknya memikat hati untuk dicoba, apalagi semerbak kecombrang menyeruak menambah nafsu makan kian menggelora untuk menghabiskannya. Perpaduan nasi Shirataki yang dimasak tidak lembek, salted fish, sliced egg, kecombrang, dan sambal matah terasa pas di lidah.

 

Begitu pun pasta Angel Hair Kecombrang dengan potongan paha ayam asap dengan taburan sambal kecombrang, seketika habis kami santap tanpa sisa. Satu lagi rekomendasi menu yang patut dicicipi ketika mampir di sini adalah rawon, khususnya untuk Anda yang rindu makanan otentik Khas Jawa Timur.

 

Sebagai perwakilan menu Ramuasap kami tertarik memesan Smoked Beef Sambal Luat. Potongan daging sapi asap yang mengilat menggunakan irisan brisket terlihat menarik perhatian. Ketika dikunyah pelan-pelan dagingnya yang berbaur bumbu rempah terasa lembut dan gurih. Lalu, menjadi semakin nikmat ketika dimakan bersama nasi, sambal luat, dan tumis daun pepaya. Sebagai minuman ‘teman’ berbagai makanan, Ice Blue Pea Flower dan Rosella Ginger adalah pasangan yang tepat.

 

 

Saat pertama disajikan Ice Blue Pea Flower yang berwarna biru dari bunga telang, seketika berubah ungu setelah diberi air lemon. Dengan pemanis dua buah Leci menggantung di permukaan gelas plus daun mint sebagai garnis mempercantik tampilan minuman ini. Mencicipi makanan dan minuman di restoran ini pun menjadi pengalaman kuliner tidak terlupakan yang akan rindu untuk diulangi kembali. Anda tertarik mencoba? Elly S | Fikar A