Berbagai Program Untuk Masyarakat

Lisda Hendrajoni, Aggota DPR RI Fraksi Partai Nasdem

Hidup dalam lingkungan politik sejak sang ayah berkecimpung di salah satu partai ternyata bukan menjadi langkah awal Lisda Hendrajoni untuk terjun ke bidang yang sama. Nyatanya, dia justru memulai kariernya di perpolitikan Tanah Air, semenjak suami tercinta, menjabat sebagai Bupati. Lisda yang kala itu secara otomatis menjadi Ketua Tim Penggerak PKK pun tidak mau bekerja setengah-setengah.

 

"Peran fungsi PKK yang merupakan supporting organ sistem pemerintahan saya optimalkan, sehingga bisa lebih berdaya guna bagi warga Kabupaten Pesisir Selatan yang sejatinya berstatus daerah tertinggal. Angka kemiskinan cukup tinggi dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)-nya rendah. Banyak warga tinggal dalam rumah yang tidak layak untuk ditempati. Kami hadir untuk memeluk, mendengar, memotivasi, dan menyantuni serta memberikan solusi. Baik berupa bantuan sosial, pendidikan, pembangunan Rumah Tidak Layak Huni, akses permodalan, pengembangan diri, pemberdayaan ekonomi keluarga, dan lain sebagainya,” tuturnya kepada Women’s Obsession.

 

Keterbatasan dana yang dialokasikan oleh Pemkab saat itu mendorongnya untuk mengembangkan kreativitas dan membangun sinergi. Sebuah gerakan bernama ‘Dunsanak Membantu Dunsanak’ pun dibuat. Menggalang dukungan dari sesama warga yang mampu dan berkepedulian sama menjadi bukti nyata dedikasinya terhadap warga sekitar termasuk di antaranya para perantau. Berkat inisiatif tersebut, selain mengatasi persoalan keuangan, gerakan itu juga mampu memperkuat solidaritas warga, sehingga berkontribusi positif terhadap ketahanan sosial. Ada pula gerakan DMD yang berhasil menarik perhatian lembaga sosial nasional maupun internasional, sehingga ikut berkontribusi.

 

Sukses membuat berbagai program ketika memimpin PKK, Lisda pun melebarkan sayapnya di dunia politik hingga terpilih sebagai Komisi VIII DPR RI. Perempuan yang mengenyam pendidikan di Universitas Negeri Padang ini pun membuat berbagai terobosan bahkan sejak bulan pertama dia dilantik. Salah satu program pertamanya adalah Rumah Aspirasi yang diperuntukkan sebagai tempat menampung aspirasi dari konstituen. Tidak hanya itu, Rumah Aspirasi pun digunakan sebagai pusat koordinasi perencanaan dan operasionalisasi kegiatan sosial kemasyarakatan dan kebencanaan. Ada pula Rumah Singgah yang menyediakan fasilitas akomodasi dan konsumsi gratis bagi keluarga pasien rawat di RSU M. Djamil Padang.

 

Selain itu, dia dan tim di dapilnya juga mengusahakan program Rumah Tidak Layak Huni untuk masyarakat yang tidak mampu, baik melalui mitra maupun secara pribadi, termasuk juga penyediaan kursi roda bagi penyandang disabilitas dan yang membutuhkan. Berbagai program lain, seperti seperti bedah rumah, pembagian sembako, bantuan untuk madrasah dan pesantren pun dilakukan. Kemudian, ada juga makanan untuk ibu hamil dan bayi, korban bencana, hingga mendorong pembangunan yang diusulkan Pemkab.

 

Dia pun selalu berpikir bagaimana caranya untuk bisa terus berbuat maksimal bagi kampungnya. Ibu tiga anak ini merasa harus meningkatkan banyak hal dari tahun ke tahun. Mulai dari peningkatan program, maupun kualitas pertemuan, dan turun ke Dapil. Dia ingin terus fokus dan maksimal serta berbuat terbaik untuk masyarakat Sumatra Barat sesuai tugas, pokok, dan fungsi sebagai anggota DPR RI.

 

Baca Juga:

Perempuan Masa Kini Di Tengah Tantangan Kesetaraan Gender

Menoreh Beragam Prestasi

 

Salah satu bentuk nyatanya adalah ketika muncul pandemi. Dia tetap berdedikasi untuk menjadi wakil bagi rakyat di dapilnya. Meskipun harus mengurangi tatap muka, dia berkata bahwa pertemuan bisa dilakukan secara daring. Dia tidak ingin masyarakat merasa keberadaannya sebagai wakil rakyat menghilang akibat pandemi. Di sisi lain, sebagai seorang politisi, Lisda menganggap ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh seorang perempuan jika ingin terjun ke dunia politik. Dia menjelaskan. Seperti intelektualitas yang harus kita terus tingkatkan dengan rajin belajar, baik dari buku, internet, maupun dari orang-orang yang kita temui. Jangan malu untuk bertanya dan terus belajar. Kosongkan gelas kita saat bertemu dengan orang lain.”

 

Dia juga menekankan pentingnya rasa keibuan. Lalu sense of crisis, baik di keluarga maupun lingkungan sekitar. Kita harus respons tentang peristiwa yang terjadi di lingkungan dan yang pasti memperkuat keimanan serta kualitas ibadah, agar kita dapat menjadi contoh bagi masyarakat. Lekat dengan berbagai kegiatan sosial dan memiliki kepedulian tinggi terhadap orang lain, perempuan yang pernah menjabat sebagai Ketua Aliansi Peduli Pessel ini bahkan kerap mengajak stafnya untuk ikut hang-out bersama keluarganya.

 

Ketika ditanya bagaimana caranya mengatasi stres, dia menjawab, “Saya menyukai apa yang menjadi tanggung jawab saya selama ini. Baik sebagai ibu maupun pekerjaan. Jenuh itu pasti ada. Untuk menghilangkannya saya menghabiskan waktu dengankeluarga. Kami makan bersama atau sekadar jalan-jalan ke mal. Sering kali saya juga bepergian dengan para staf saya pada weekend. Agar di hari Senin bisa segar kembali.”

 

(Naskah: Indah | Foto: Dok. Pribadi)