Kembangkan Lifestyle Hospitality

Niken Prawesti, CEO Liberta Hotel Internasional

 

Berlatar belakang dunia hukum tidak menjadikan Niken Prawesti mundur menekuni industri hopitality. Bahkan, menurut lulusan Universitas Leiden ini, ilmu hukumnya sangat menunjang pekerjaannya sehari-hari. “Latar belakang saya sebagai seorang sarjana hukum menunjang keseharian saya sebagai pebisnis yang prudent. Jadi, kita bijaksana dalam mengambil keputusan, karena dari setiap peluang atau kesempatan bisnis itu ada risiko yang harus ditakar. Sebagai seorang entrepreneur, saya dituntut memiliki sensibilitas tinggi terhadap kesempatan tersebut,” ujar Niken.

 

Terjun menjadi seorang entrepreneur ternyata menurun dari orang tuanya. Niken kecil sering melihat keseharian sang ayah yang juga seorang entrepreneur dan memulai perusahaannya dari bawah. Bersama adik laki-lakinya, Niken pun memulai bisnis perhotelan dengan mendirikan Gria Group yang menjadi cikal bakal Liberta Hotel Internasional (LHI). Sebagai holding company, grup ini terdiri dari beberapa perusahaan pemilik hotel yang secara langsung mereka miliki. Sempat jatuh bangun selama 12 tahun, akhirnya dua tahun lalu Niken memutuskan untuk memperluas bisnisnya menjadi hotel management atau hotel operator yang kini mengelola 17 properti.

 

BACA JUGA:

Maya Kamdani: Berpacu Bangun Investasi Berkelanjutan

Ermey Trisniarty: Selalu Fokus & Konsisten

 

Mengubah StigmaBisnis hospitality termasuk industri yang sudah mature dan banyak unsur di dalamnya dilakukan secara konvensional. Sifatnya yang kerap repetitif sering kali menyulitkan atau membatasi untuk berinovasi. Namun, Niken ingin mendobrak hal itu dengan perusahaan rintisannya, LHI pelan-pelan berusaha mengubah stigma di dunia perhotelan dengan menerapkan sesuatu yang dinamis dan fresh.

 

Dia pun mengaplikasikan teknologi untuk mendigitalisasi sistem kerja yang selama ini cukup konvensional tadi dengan menciptakan Liberta Digital Ecosystem (LDE). “Multiperan ini dibutuhkan untuk melihat permasalahan apa yang dibutuhkan hotel owner dan hotel operator, agar bisa memudahkan operasional sehari-hari. Selama pandemi LDE sangat membantu kami sebagai operator sekaligus sebagai owner. Melalui tools ini para pemilik hotel bisa memonitor kerja kami sebagai operator secara real time, sehingga kami bekerja secara transparan dengan sistem yang dapat dipertanggungjawabkan,” papar Niken.

 

Dia juga mengakui banyak keterbatasan yang dialami pemilik hotel, terutama akses informasi, sehingga ada banyak missed yang terjadi di lapangan antara operator dan owner. LDE mampu menjembatani keduanya dan pada saat bersamaan mengubah beberapa sistem pekerjaan yang selama ini dilakukan secara manual dan rentan kesalahan manusia. Pekerjaan pun menjadi lebih efisien dengan adanya sistem yang jelas tersebut.

 

Walaupun industri perhotelan, travel, dan pariwisata pada umumnya terdampak pandemi dan paling lama untuk recovery, Niken bersyukur Liberta sendiri bisa bertahan. Kuncinya sebagai operator adalah komunikasi yang terbangun baik dengan pemilik hotel. “Dengan demikian, kebutuhan dan prioritas utama dari hotel owner selama pandemi bisa kami penuhi dengan baik. Dengan native system yang kami miliki, bisa lebih secara efisien, dan tidak memunculkan cost berlebih yang memberatkan, apalagi selama pandemi,” ungkapnya.

 

BACA JUGA:

Leona A Karnali: Mewujudkan Rumah Sakit Berstandar Internasional

Evelyn Yonathan: Gender Bukan Halangan

 

Mengukuhkan Paradigma

Inisiatif Niken lainnya dalam mengembangkan perusahaan adalah mengangkat lifestyle hospitality sebagai program unggulan LHI. Tanpa mengubah target market, dia ingin para tamu yang menginap bisa merasakan pengalaman yang lebih inklusif, tidak hanya 3B (bed, bath, breakfast). Pengalaman yang didesain unik akan membuat mereka merasa ada kedekatan dengan tempat menginapnya. Dari situ lahirlah slogan ‘I am Libertan’, yang menjadikan hotel bukan sekadar temporary stay over, melainkan juga dapat menjadi wadah kreatif bagi community engagement.

 

Hal ini diterapkan pada salah satu properti LHI, yakni Liberta Hub yang menjadi jadi hotel pertama dengan fasilitas game ekslusif di dalam kamar. Setiap kali memesan kamar superior ataupun standar, tamu bisa meminta khusus untuk disediakan fasilitas khusus gamers yang terdiri dari kursi gaming dan perangkat lengkap konsol PS4. Niken mengatakan mengatakan peluncuran fasilitas khusus gamers itu sejalan dengan konsep Liberta yang ingin merangkul segala jenis lifestyle dari masyarakat.

 

Sebagai pimpinan para co-host, sebutan bagi rekan kerja di LHI, Niken menuturkan bahwa dirinya sebisa mungkin selalu berusaha demokratis. Artinya, selalu mau berdiskusi sehingga keputusan yang dibuat nantinya atas pertimbangan yang masak dan memang dibutuhkan perusahaan. “Bagi saya seorang leader harus visioner, mempunyai ide atau rencana perusahaan mau dibawa ke mana. Sehingga dalam keseharian ada pegangan dan goal yang ingin dicapai,” pungkas perempuan yang menjadikan kedua orang tuanya sebagai role model ini. Dari mereka dia melihat bahwa bekerja itu harus totalitas. Semua orang bisa mewujudkan mimpi bahkan dengan segala keterbatasan dan nothing is impossible.

 

Nur A | Foto: Sutanto

 

Baca artikel menarik lainnya di e-magazine Women's Obsession Edisi Agustus 2022