Ety Yuniarti: Targetkan Value Over Valuation

Srikandi BUMN Tangguh 2022

 

Berlatar belakang sarjana Elektro Universitas Gadjah Mada, Ety Yuniarti mantap berkarier di bidang finansial sampai sekarang. Sejak lulus pada 2004, perempuan yang akrab disapa Ety ini bergabung dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) di bagian Information System Audit. Setelah tiga tahun, dia kemudian ditempatkan di divisi Risk Management. “Dari situlah saya mengenal produk-produk bank dan belajar menjadi banker sepenuhnya,” ujarnya.

 

Saat ada kesempatan, Ety mengikuti program beasiswa dari bank pelat merah ini dan berhasil meraih gelar Master of Business Administration dari Melbourne Business School. Dia kemudian ditugaskan menangani investors relations sekitar lima tahun lamanya. Di sana dia berkenalan dengan orang-orang capital market, analis, dan para investor. Dia pun dipercaya untuk memegang corporate action di Direktorat Keuangan BRI, lalu ke asset liabilities, baru kemudian pindah kembali ke risk management dua tahun terakhir ini.

 

BACA JUGA:

Diana Rosa: Bersama Saling Menguatkan

Loto Srinaita Ginting: Bersaing dengan Strategi Kompetitif dan Dinamis

 

Pada bulan April 2022, Ety diamanahi sebagai Komisaris Utama BRI Ventura Investama (BVI) atau yang dikenal sebagai BRI Ventures. Corporate venture capital milik BRI ini berkomitmen untuk memberikan kemudahan akses permodalan untuk perusahaan rintisan (startup). Sampai sekarang, anak perusahaan BRI yang didirikan pada 2019 tersebut telah melakukan investasi pada 28 startup di berbagai sektor, baik fintech maupun non-fintech. Dua tahun terahir ini, BVI telah meluncurkan dua produk dana ventura yaitu Sembrani Wira Nusantara dan Sembrani Kiqani yang khususnya menyasar pendanaan pada startup tahap early stage.

 

“Saya bersyukur waktu ditunjuk bulan April 2022 lalu, saya mewarisi perusahaan yang sehat. Dewan komisaris sebelumnya telah bekerja dengan baik. Alhamdulillah, bekerja dengan tim baru tidak ada masalah dari sisi adaptasi. Tantangannya justru lebih bersifat eksternal,” papar Ety yang ditemui Women’s Obsession di ruang kerjanya.

 

Saat ini kita menghadapi pasar yang sedang bergejolak, likuiditas di pasar sedang terserap, karena suku bunga di luar lagi naik. Jadi wajar jika ada capital outflow, sehingga peluang investasi relatif terbatas. Ditengah kondisi tersebut, selain melakukan kegiatan investasi yang tetap berjalan, perusahaan juga rutin mengadakan program accelerator berupa pengembangan startup untuk membekali kemampuan dan keterampilan.

 

 

Contoh program akselerasi di tahun 2022 adalah kelas akselerasi Tokocrypto Sembrani Blockchain Acclerator (TSBA) dan Grab Ventures Velocity (GVV) Batch 5 x Sembrani Wira yang diikuti lebih dari 15 startup. Program ini menggaet startup pemula, mereka akan dibekali bimbingan dari para mentor yang ahli di bidangnya.

 

“Value added yang kami berikan tidak selalu dari peluang investasi. Melihat kondisi pasar saat ini, nilai tambah yang kami kembalikan ke market lebih bersifat non-financial value, seperti berkolaborasi dengan ekosistem lain,” ungkap perempuan yang rutin berolahraga setiap minggu ini.

 

BACA JUGA:

Masyita Crystallin: Perempuan Multiperan Inspiratif

Premita Fifi Widhiawatia: Jaga Amanah dan Harapan Nasabah

 

 

Ety juga menyinggung soal market startup yang memasuki musim dingin, tidak banyak peluang investasi baru yang bisa dilakukan. Alhasil, strategi yang diterapkan lebih ke pembenahan portfolio management, exit policy, dan investment policy. Dalam manajemen portofolio, harus jeli mana yang bisa ditahan dan dikurangi kepemilikannya, atau justru ingin reinvest di sana.

 

Musim dingin ini bisa dimanfaatkan pula untuk menganalisis investasi yang bisa survive dalam dunia yang agak menantang ini. Sama dengan exit policy, yang mempertimbangkan di titik mana kita mau tidak mau harus exit, atau di titik mana kita masih bisa hold portfolio tersebut. Perusahaan sempat mencatatkan kesuksesan, karena berhasil exit dua portofolionya sebelum musim dingin tiba.

 

 

“Hanya saja untuk tahun 2022- 2023, menurut kami masih belum preferable kondisi market-nya, tapi kalau memang use case-nya kuat, sudah menunjukkan kinerja bisnis yang bagus, kami pun siap memberikan dukungan,” ujar Ety mengenai startup binaan BVI yang berniat untuk melantai di bursa saham.

 

Ditanya tentang tanggung jawab yang diembannya, Ety mengatakan menjelang akhir kuartal terakhir fungsi komisaris lebih ke pengawasan kinerja atau supervisi direksi. Pengawasan pencapaian KPI, persiapan audit akhir tahun, kemudian penyempurnaan ketentuan-ketentuan internal untuk meningkatkan risk management di akhir tahun. Dan bicara tentang target, dia mengutarakan harapannya, agar perusahaan bisa survive, meskipun pernah mengalami defisit akibat pasar yang bergerak turun.

 

“Tidak muluk-muluk, kalau ada kesempatan exit, terutama di sektor yang menurut kami sudah mulai mature atau jenuh, kami akan usahakan untuk exit. Sekarang ini fokus utama kami adalah to survive dan men-deliver kinerja bisnis dengan basis portfolio yang sehat,” pungkas Ety yang juga mengagumi Sri Mulyani, Retno Marsudi dan Michelle Obama sebagai tokoh panutan.

 

Nur A | Foto: Fikar Azmy

 

Baca artikel selengkapnya e-magazine Women's Obsession Edisi September 2022