Winda Ariyani Susilo: Turut Meningkatkan Literasi di Indonesia

Owner/CEO Clavis Indonesia & Penerbit BIG

 

Winda Ariyani Susilo merupakan salah satu anak bangsa yang memiliki kepedulian dan kecintaan pada Tanah Air yang begitu besar. Bagaimana tidak, sudah lama dia menetap di negara lain bersama keluarganya di Belanda. Namun, dia rela bolak-balik ke Indonesia tiap beberapa bulan demi mengembangkan bisnis idealisnya dengan tujuan turut serta meningkatkan literasi yang kini semakin tergerus kemajuan teknologi. 

 

Apa yang membuatnya begitu bersemangat dalam memajukan literasi di Indonesia adalah karena menurutnya literasi merupakan salah satu fondasi penting yang harus dimiliki semua negara untuk memajukan peradaban bangsanya. Menurut Winda, suatu negara bisa jatuh, karena rendahnya literasinya. Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa literasi harus dimulai sedini mungkin sehingga menjadi suatu kebiasaan dan membudaya. Untuk itu, dia bertekad untuk meningkatkan literasi dan budaya membaca pada anak-anak yang bertujuan untuk pembentukan karakter positif melalui buku-buku yang dihadirkan. 

 

“Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya manusia dan alam yang perlu diimbangi dengan literasi yang mumpuni. Kepandaian ilmu pengetahuan harus diiringi dengan budi pekerti dan moral yang baik. Kedua hal tersebutlah yang ingin kami tekankan dalam pembentukan karakter sedini mungkin. Karena tanpa akhlak dan etika yang baik, ilmu pengetahuan akan menjadi sangat berbahaya. Itulah sebabnya, kenapa saya sangat fokus dalam pembentukan karakter positif masa kanak-kanak, karena mereka masih bisa kita bentuk dan memiliki kesempatan untuk mengubah pola dan cara pikir generasi masa depan Indonesia menjadi lebih baik. Bahkan, lebih positif, sehingga negara kita bisa menjadi lebih baik dari sekarang ini,” terang Winda dengan penuh semangat.

 

BACA JUGA:

Elizabeth Setiaatmadja: Sang Womanpreneur Multitalenta & Aktif di Dunia Sosial

Thilagavathy Nadason: Berani Menerima Tantangan Baru

 

Bisnis idealis yang Winda bangun di Tanah Air adalah penerbitan buku yang ditujukan untuk anak-anak usia 0–10 tahun. Pertama adalah Clavis Indonesia yang dia bawa dari negara asalnya, Belgia pada tahun 2017 lalu. Clavis Publishing sendiri sudah ada sejak puluhan tahun lalu dan berkembang di 60 negara. 

 

Tentu bukan hal yang mudah membawa bisnis penerbit buku anak-anak di zaman sekarang, di tengah gempuran teknologi informatika, anak-anak lebih tertarik melihat gadget ketimbang buku. Tantangan demi tantangan pun dihadapi Winda, perjalanan bisnisnya memang tak selalu mulus. Namun, dia pantang menyerah. Baginya, lika-liku dan tantangan dalam sebuah bisnis adalah hal yang memang harus dilalui seorang pebisnis.

 

“Inilah yang namanya usaha. Tidak semua orang bisa sukses tapi hanya orang-orang tertentu yang bisa bertahan dan bisa menerima keadaan, lalu love berproses, dan itu adalah pemenang sesungguhnya yang tidak pernah menyerah,” ujar perempuan asal Bandung ini. Dan Clavis Indonesia terbukti mampu berkembang di Tanah Air dan mendapatkan sambutan hangat dari para pendukung dan pegiat literasi di Indonesia.

 

 

 

Bisnis Winda tak hanya sampai di sini. Dia masih memiliki impian dan rencana pengembangan bisnis berikutnya. Winda ingin membuat sekolah dengan sistem dan silabus khusus yang disesuaikan dengan keadaan zaman dan kondisi setiap anak. Misalnya, ada anak yang mengalami keterlambatan membaca atau berhitung, anak autis, dan lainnya. Semua bisa ditangani di sekolah tersebut dengan penanganan yang diberikan secara personal sesuai dengan permasalahan setiap anak.

 

Selain itu, dia juga tengah merancang sebuah salon yang nantinya akan menjadi satu concept store. Tak hanya salon, tapi juga menjadi satu tempat ‘me time’ untuk keluarga. Menyediakan playground dan penitipan anak, co-working space, dan kafe bagi me time sang ayah, serta tentunya salon yang menjadi tempat me time para ibu. 

 

Sukses sebagai seorang entrepreneur, Winda pun memberi pesan kepada para perempuan Indonesia yang ingin menjadi seorang pebisnis untuk selalu semangat dan kuat mental. Karena memang harus dari diri sendiri yang memacu dan memotivasi untuk mau belajar dan berkembang. “Karena memang tidak ada lagi yang akan memotivasi selain dari diri kita sendiri! So let it flow, be in the process and take it easy,” ucap Winda sembari tersenyum.

 

BACA JUGA:

dr. Widya Rahayu Arini Putri: Bangun Percaya Diri Perempuan Indonesia

Fifi Aleyda Yahya: Menembus Batas Jurnalisme 

 

Memberi Pesan Melalui Buku

Setelah Clavis Indonesia mampu bertahan dan bahkan berkembang dengan sangat pesat hanya dalam waktu lima tahun, Winda pun melebarkan lini bisnisnya masih di bidang yang sama, yaitu Penerbit BIG, sebuah usaha penerbitan buku anak-anak yang serupa dengan Clavis Indonesia. Bedanya Clavis Indonesia fokus pada impor buku-buku terbitan Clavis Publishing, sedangkan Penerbit BIG adalah hasil karya anak bangsa yang ceritanya berlatar belakang budaya Indonesia dengan pesan universal yang nantinya akan diperkenalkan ke kancah internasional.

 

Hadir sejak tahun 2021, kini sudah ada kurang lebih 27 judul buku yang telah diterbitkan Penerbit BIG hasil tulisan para pegiat literasi yang tergabung dalam komunitas Clavis Indonesia dan Penerbit BIG. Beberapa ceritanya merupakan tutur ulang cerita rakyat yang telah disesuaikan dengan kondisi saat ini dan ramah untuk anak. Tentunya dihadirkan dengan ilustrasi menarik, sehingga memantik rasa ingin tahu dan membuat mereka tertarik untuk membaca buku serta mencintai kegiatan tersebut.

 

Menariknya, Winda juga terjun langsung menulis beberapa buku terbitan Penerbit BIG. Tujuannya adalah untuk memberikan contoh kepada para calon penulis yang ingin naskahnya diterbitkan Penerbit BIG. “Dengan begitu penulis yang akan kami bimbing ini mendapatkan gambaran, seperti apa naskah yang kami cari untuk dijadikan patokan atau standar jika ingin naskahnya diterbitkan dan bergabung bersama kami,” ungkap ibu dua anak ini.

 

 

 

Sudah ada tujuh buku hasil tulisan Winda yang ceritanya diadaptasi dari cerita rakyat Indonesia, seperti cerita Malin Kundang, Legenda Sangkuriang, Jaka Tarub, dan Joko Kendil. Buku-buku tersebut ditulis ulang oleh Winda agar lebih ramah anak dan pesan moralnya dapat tersampaikan. Di antaranya buku yang berjudul Peri Pelangi, terinspirasi dari cerita Jaka Tarub. Sebuah buku menarik penuh warna dengan pesan moral positif dengan harapan bisa membentuk karakter anak-anak Indonesia. 

 

“Pesan dari buku ini sendiri tentang kebaikan. Jangan sungkan untuk berbuat kebaikan, karena kebaikan akan selalu kembali dalam berbagai bentuk dan cara, bahkan pada waktu yang tak terduga. Jadi, selalu berbuat baik kapan pun dan di mana pun, karena kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi dan siapa yang akan membantu kita ketika kesusahan,” kata Winda sembari memperlihatkan buku tersebut.

 

Ben Kecil adalah contoh buku lainnya yang memiliki pesan mendalam untuk anak-anak. Menceritakan tentang seorang anak bertubuh kecil yang dirundung di sekolahnya. Namun, si anak tidak merasa ada yang salah dengan dirinya karena dia mendapatkan dukungan sepenuhnya dari kedua orang tuanya. Namun, justru orang sekitarlah yang tidak bisa menerima keadaannya. Dari cerita ini, Winda ingin memberi pesan bahwa apa pun kondisinya, setiap anak istimewa, dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing. “Bagaimana pun kondisinya, temukan kelebihan masing-masing dan kembangkan. Dengan demikian, saya yakin kalian akan bisa menjadi apa pun yang kalian inginkan,” tegasnya.

 

BACA JUGA:

Rudy Project Indonesia Bangkit Semakin Tangguh

Melani Leimena Suharli: Perluas Literasi Keuangan 

 

Merangkul Komunitas dan Pegiat Literasi

Membangun sebuah bisnis penerbit buku anak-anak di tengah literasi budaya membaca Indonesia yang rendah memang tidaklah mudah. Namun, Winda berhasil membuktikan bahwa dia mampu, bahkan bisnisnya tersebut berkembang dengan pesat. Strategi yang dilakukannya, antara lain dengan melakukan penjualan direct selling, merangkul, dan memberdayakan komunitas maupun pegiat literasi di seluruh Indonesia. Untuk bisa bersama-sama bergerak dan berjuang meningkatkan literasi di Indonesia.

 

“Kami membuat komunitas pencinta dan pegiat literasi, termasuk mewadahi dan memfasilitasi para pencinta buku kami di seluruh Indonesia untuk berkumpul dan berjuang bersama. Agar semakin semangat, kami juga merangkul dan memberdayakan mereka melalui program-program yang kami adakan, seperti diberdayakan sebagai editor, penulis, atau mentor. Jadi, cita-cita yang sebenarnya sudah ada di dalam diri mereka ini bisa diwujudkan dan dikembangkan bersama Clavis Indonesia dan Penerbit BIG,” Winda memaparkan strategi bisnisnya.

 

Menariknya, dana yang terkumpul dari bisnisnya ini memang ditujukan untuk mendanai program-program yang dirancang demi meningkatkan kesejahteraan para anggota komunitas Clavis Indonesia dan BIG (KLCB) yang memang diperhatikan betul. Tidak hanya sebatas membeli buku lalu selesai. Namun lebih dari itu, diajak untuk aktif berkontribusi memajukan literasi di Indonesia melalui program-program yang digagas Clavis Indonesia dan Penerbit BIG. 

 

 

 

Salah satu keuntungan dengan menjadi anggota komunitas adalah bisa menjadi penulis maupun ilustrator Penerbit BIG yang dikontrak secara profesional. Siapa pun bisa bergabung menjadi penulis, ada program Mom Writer untuk para ibu yang ingin menjadi penulis, Dad Writer bagi para ayah, hingga Kids Writer khusus anak-anak yang ingin menjadi penulis. 

 

“Semua bisa bergabung bersama kami selama mereka tidak terikat kontrak dengan penerbit lain. Kami juga membantu mengarahkan, membimbing, dan mempromosikan mereka, karena branding itu adalah yang tersulit dan mereka membutuhkan personal branding. Kami membimbing para penulis kami, sehingga bisa menjadi penulis profesional dan bestseller. Ke depannya mereka akan menjadi para penulis andal yang kami harapkan mampu membangkitkan geliat dan gairah literasi menulis dan membaca di Indonesia sehingga menjadi lebih maju,” terang Winda.

 

Apa yang diucapkannya bukan sekadar janji semata, karena dia telah membuktikannya dengan menerbangkan para penulis dan ilustrator untuk meramaikan kegiatan temu darat dan lokakarya di Bali bersama beberapa penulis dan ilustrator dari luar negeri. Tak hanya itu, untuk para reseller yang tergabung dalam komunitas, Winda pun memberikan banyak hadiah menarik, seperti voucher menginap di hotel berbintang, hingga jalan-jalan ke luar negeri, atau perjalanan umroh.

 

 

 

Itu semua sebagai bentuk apresiasi Winda kepada para reseller dan siapa pun yang membantu berjuang mengampanyekan literasi budaya membaca dan menulis di Indonesia. “Saya merasa sangat berterima kasih atas dukungannya, sehingga Clavis Indonesia dan Penerbit BIG bisa menjadi besar seperti sekarang ini. Sebagai bentuk apresiasi, kami pun merasa berkewajiban untuk memberikan kembali apa yang sudah kami dapatkan. Dari hasil penjualan buku, dana yang terkumpul digunakan untuk mendanai program kebaikan kami selanjutnya,” tutur Winda.

 

Selain menulis untuk buku terbitan Penerbit BIG, Winda juga membuka peluang kepada para pencinta dan pegiat buku di Indonesia, terutama komunitas literasi Clavis dan BIG untuk berkontribusi dalam penulisan artikel di majalah WOW. Sebuah majalah terbitan BIG yang memang dikhususkan untuk para pencinta buku Clavis dan BIG untuk berlatih menulis. 

 

Sehingga ini menjadi satu kesempatan bagi mereka untuk bisa terus berlatih dan mengasah kemampuan untuk menjadi individu yang percaya diri dan bisa mengembangkan bakat mereka, serta menjadi individu yang profesional dalam mewujudkan impian mereka menjadi kenyataan. Winda juga memiliki program-program Corporate Social Responsibility (CSR) yang tentunya masih berhubungan dengan literasi secara luas, di antaranya adalah secara rutin memberikan donasi kepada taman baca masyarakat dan sekolah-sekolah yang membutuhkan.

 

BACA JUGA:

 

Polana B Pramesti: Bergerak Lincah Menjawab Tantangan

Fery Farhati: Aksi Hidup Baik Yang Berkelanjutan

 

Koperasi Mewujudkan Impian Bersama

Sesungguhnya masih banyak program yang digagas Winda. Salah satunya yang terbaru adalah pembentukan Koperasi Mewujudkan Impian Bersama (Koperasi MIB) yang khusus ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan para anggota komunitas literasi Clavis Indonesia dan Penerbit BIG. Sedari awal mendirikan bisnis literasi ini, Winda memang memiliki tujuan idealisme bukan hanya untuk kepentingan pribadi semata. Namun lebih dari itu, dia ingin memberi manfaat bagi khalayak luas, terutama masyarakat Indonesia untuk bisa maju dan sejahtera bersama.

 

“Apa yang sudah saya miliki rasanya sudah cukup, tetapi saya ingin menyejahterakan teman-teman lainnya yang telah bergabung sebagai anggota koperasi Mewujudkan Impian Bersama agar semua mimpi-mimpi bisa diwujudkan bersama,” Winda berkata tulus. Melalui program koperasi ini, para anggota komunitas yang terdiri dari pendukung dan pegiat literasi Indonesia dapat mewujudkan impian untuk mengembangkan diri menjadi seorang pebisnis di daerahnya masing-masing. Koperasi akan memberikan bimbingan, bahkan pinjaman modal untuk mewujudkan impian mereka.

 

Namun, Winda menegaskan jika usaha yang akan dibimbing dan di-support itu sejalan dengan visi dan misi dari Clavis Indonesia dan Penerbit BIG, yaitu berhubungan dengan literasi dan memberi dampak positif bagi lingkungan sekitarnya. “Ada partner yang ingin membuka sekolah khusus untuk anak-anak yang mengalami kesulitan membaca, menulis, atau berhitung, dan ada yang mau membuka kafe literasi. Apa pun bidangnya selama masih berhubungan dengan literasi, kami dukung. Karena literasi itu tidak hanya membaca dan menulis, ada literasi sains, digital, budaya dan kewarganegaraan, jadi luas sekali. Pesan yang ingin kami bawa adalah literasi secara global, jadi tidak hanya menulis dan membaca,” tandasnya.

 

 

Untuk saat ini sudah ada sekitar 50 anggota yang tergabung dalam koperasi tersebut. Dalam waktu dekat Winda akan memberikan pinjaman modal untuk salah satu anggota koperasi di Bali, setelah sebelumnya telah lebih dahulu ada partner yang memiliki sebuah kafe berkonsep literasi di kota Surabaya. Melihat hal tersebut telah berjalan, banyak anggota yang ingin menjadi partner business koperasi di seluruh Indonesia, di antaranya dari Jakarta, Depok, Bogor dan Cirebon.

 

Namun, Winda sangat selektif dalam memilih anggota yang akan dijadikan partner business. Pertama adalah tentu harus menjadi anggota koperasi terlebih dahulu. Adapun syarat utama untuk menjadi anggota koperasi adalah aktif berinteraksi di media sosial Clavis Indonesia dan Penerbit BIG, belanja buku-buku terbitan Clavis dan Penerbit BIG, serta tergabung menjadi komunitas literasi Clavis Indonesia dan Penerbit BIG.

 

Winda mengatakan jika dengan menjadi anggota koperasi MIB memiliki banyak keuntungan. Selain mendapatkan peminjaman modal usaha, juga berkesempatan mempunyai network yang lebih luas. “Jaringan yang kami miliki tidak hanya berskala nasional, tapi juga internasional. Penjualan kami ada di 60 negara, jadi tentunya ketika mereka bergabung, usaha mereka pun akan lebih cepat berkembang, dan membuka peluang untuk ekspor,” tambah Winda menutup pembicaraan dengan Women’s Obsession.

 

Suci Yulianita | Foto: Sutanto