Inna Rossaria Auwines : Menjaga Legacy Melanjutkan Amanah

Owner Sari Ratu Kitchen & Bulungan Clinic Center (BCC)

 

Menggeliatnya roda perekonomian setelah pandemi Covid-19 membuat banyak pengusaha bersemangat kembali menjalankan roda bisnis pada tahun 2023. Begitu pun dengan Inna Rossaria Auwines sang pemilik dari Sari Ratu Kitchen dan Bulungan Clinic Center (BCC) merasa sangat optimis dengan situasi sekarang ini.

 

“Syukurlah sales kami sudah kembali seperti semula, malah melebihi saat situasi normal sebelum pandemi. Selain itu, kami juga banyak mendapat kesempatan tawaran untuk membuka cabang di beberapa negara di luar negeri. Bapak Presiden Joko Widodo pernah berpesan, agar restoran kami bisa ada di setiap negara di luar negeri dan kami memang selalu di-support oleh pemerintah. Sekarang ini restoran kami di Jakarta ada 10 outlet, Surabaya dua cabang, Malaysia sempat ada lima outlet, karena pandemi baru dua cabang dibuka kembali dan Singapura bertahan tetap dua outlet sejak tahun 2010,” papar putri dari H. Auwines sang founder Sari Ratu dengan nada bersemangat.

 

BACA JUGA:

Winda Ariyani Susilo: Turut Meningkatkan Literasi di Indonesia

Sang Womanpreneur Multitalenta & Aktif di Dunia Sosial

 

MENGEMBANGKAN USAHA KELUARGA

 

Outlet pertama Sari Ratu ada di mal Ratu Plaza yang merupakan salah satu mal bergengsi di tahun 1980-an. Nama Ratu diambil dari Ratu Plaza sebagai tempat awal mula restoran didirikan dan menjadi pionir rumah makan Minang di dalam mal. Sementara, kata Sari adalah singkatan nama dari anak-anak H. Auwines, yaitu Sisca, Anggi, Rama, dan Inna. Bersama ketiga saudaranya, Inna berbagi tugas dan terus berusaha mempertahankan restoran warisan keluarga dengan sebaiknya-baiknya. Ketiga anak-anak Inna pun mempunyai mimpi membesarkan restoran Minang yang sudah dirintis kakek mereka, agar bisa dinikmati dan menjadi tempat hangout anak-anak milenial.

 

Pada tahun 2018 Inna mempunyai konsep baru Sari Ratu untuk para milenial bahwa mereka bisa makan nasi padang, sekaligus sebagai tempat ajang gaul anak muda. Kebetulan di Pasar Raya Blok M ada kantor Gojek dan dibukalah Sari Ratu Kitchen untuk pertama kali di sana sesuai dengan konsep tersebut.

 

Single parent yang memiliki tiga anak ini melanjutkan, “Syukurlah, ternyata para pengunjung yang datang cukup ramai. Kami menyediakan juga area outdoor dengan nama Kopi Bel yang ditangani putra saya Gabilly Saleh Ali, tempat untuk minum kopi dan makanan ringan. Sementara, bagian dalam adalah area untuk Sari Ratu Kitchen, jadi saling melengkapi dan para tamu habis makan bisa bersantai sejenak minum kopi di area luar.”

 

Sedangkan anak pertama Inna, yaitu Mikael Saleh Ali yang akrab disapa Mika, telah empat tahun mendalami bisnis dan manajemen di Chuo University, Tokyo. Sembari menuntut ilmu, dia juga bekerja paruh waktu di sebuah perusahaan ternama di sana. Sementara Gabilly, anak keduanya, berkecimpung di bidang agrikultur dan menyediakan suplai, seperti cabai, bawang, dan jagung untuk restoran Sari Ratu. Putra bungsunya, Gaza Saleh Ali, pun turut menjaga legacy keluarga dengan berusaha belajar menjadi chef yang mumpuni. Saat ini dia tengah menempuh pendidikan hotel & management di Glion Institute of Higher Education, Swiss. Pada saat liburan sekolah dia ikut membantu kerja paruh waktu di restoran untuk mengisi waktu luang dan berkolaborasi dengan beberapa chef, seperti William Wongso atau Mika Hadi untuk cooking demo.

 

BACA JUGA:

Polana B Pramesti: Bergerak Lincah Menjawab Tantangan

Fery Farhati: Aksi Hidup Baik Yang Berkelanjutan

 

Dia rajin bereksperimen membuat aneka rendang, ayam pop, dan lainnya bersama almarhumah sang nenek yang piawai memasak hidangan khas Minang. “Saya bersyukur dia memiliki passion menjadi chef dan sempat banyak belajar dari Ibu saya yang memang ahli dalam urusan kuliner Minang. Sehingga ada penerus generasi muda keluarga yang kelak akan turut mempertahankan bisnis ini ke depannya. Gaza juga sudah mematenkan resep-resep kuliner warisan keluarga dan membuat buku berjudul Resep Masakan Minang Warisan Sari Ratu Versi Young Chef yang menjadi Best Seller di Toko Buku Gramedia,” papar Inna dengan rasa bangga.

 

Tahun 2019 Inna terus melakukan ekspansi membuka cabang di Kuala Lumpur, namun tidak bertahan lama, karena ada lockdown akibat pandemi Covid-19. Menteri BUMN Erick Tohir menyarankan Inna untuk membuka outlet di Sarinah dan dia pun tertarik untuk memiliki cabang Sari Ratu Kitchen di sana. Naluri bisnisnya pun terus bergejolak dan menangkap peluang usaha mendirikan foodcourt di RSPAD dan disewakan kepada teman-temannya serta menghadirkan Sari Ratu Kitchen di sana untuk meramaikan suasana foodcourt-nya.

 

 

HARAPAN TERHADAP PEMERINTAH

 

Hampir di seluruh negara di dunia ini terdapat restoran Thailand. Alhasil, makanan khas Negeri Gajah Putih ini pun dikenal di berbagai belahan dunia. Ternyata pemerintah Thailand rajin memberikan subsidi untuk restoran Thailand di luar negeri. “Antara lain restoran Thailand selalu di-support maskapai Thai Airways dalam urusan pengiriman bahan baku masakan bisa bebas biaya ke berbagai destinasi negara sesuai dengan rute penerbangan. Sementara, di Indonesia belum ada bantuan seperti itu. Kami masih membawanya sendiri dan berharap Garuda Indonesia bisa melakukan hal sama seperti Thai Airways terhadap para pelaku usaha kuliner Nusantara di luar negeri,” ungkap Inna.

 

Para duta besar dari Norwegia, Amerika Serikat, Arab Saudi, Bulgaria, dan lainnya yang sempat makan di restorannya kerap memintanya untuk membuka cabang di negara mereka. Namun, karena keterbatasan support dari pemerintah, dia belum berani melakukannya. Sementara, permintaan buka cabang di Mekkah sebenarnya sudah ada sejak lama, karena banyak orang Indonesia yang melaksanakan ibadah haji dan umrah sering kali mencari makanan Padang di sana. Lokasi restoran dan investornya pun sebenarnya sudah ada. Dia berharap pemerintah bisa memberikan kemudahan dalam urusan kargo untuk pengiriman bahan makanan ke outlet di luar negeri.

 

“Apalagi, ayah saya orangnya perfeksionis. Tidak boleh ada yang salah sedikit pun dalam hal rasa makanan dan sampai sekarang beliau masih ikut memantau menjadi quality control restoran kami. Bahan baku restoran semua harus yang terbaik. Seperti, telur bebek harus diternak sendiri, asam kandis mesti dari Bukit Tinggi, berasnya tidak boleh sembarangan, dan kerupuk kulit harus dari Batu Sangkar. Lalu, untuk urusan bumbu memang diracik di sini, kemudian dibawa ke cabang di luar negeri, seperti Singapura, secara hand carry. Sebenarnya, kalau dikirim memakai jasa kargo jadi lebih praktis, namun memerlukan biaya khusus. Kalau dari sisi ini bisa dibantu oleh pemerintah tentunya akan lebih memudahkan kami untuk ekspansi ke mancanegara,” papar Inna dengan penuh harap.

 

Ketika ditanya tantangan lainnya dalam berbisnis kuliner Minang, dia berkata Sari Ratu sering kali dianggap sebagai restoran mahal. Biaya sewa di mal kelas atas yang tidak murah seperti di Plaza Indonesia, mau tidak mau membuat harga makanan pun ikut menyesuaikan. “Namun, syukurlah sampai sekarang sudah 30 tahun outlet kami di sana masih bisa bertahan dan tetap eksis. Begitu pun outlet di Plaza Senayan dan Senayan City tetap hadir melayani kebutuhan masakan Minang di tengah situasi yang menantang sekarang ini. Dan menjadi suatu kehormatan Sari Ratu Kitchen kemudian terpilih oleh Menteri BUMN Erick Thohir menjadi satu-satunya restoran Pandang yang ada di Sarinah Thamrin,” ujarnya seraya tersenyum.

 

Baca artikel selengkapnya di e-magazine Women's Obsession.