Rayakan Lebaran Topat di Lombok

Menjelang Hari Raya Idul Fitri, beragam persiapan dilakukan sebagian besar umat muslim di seluruh dunia. Mulai dari menyiapkan elemen dekorasi, hingga mengolah berbagai penganan khas Lebaran. Dilaksanakan dengan meriah, salah satu tradisi yang cukup unik dilakukan oleh masyarakat di Nusa Tenggara Barat terutama suku Sasak di Lombok. Kebiasaan yang satu ini dikenal dengan sebutan ‘Lebaran Topat’ atau yang berarti ‘Lebaran Ketupat’. Lebaran Topat umumnya dilakukan satu minggu setelah perayaan Idul FItri.

 

Tidak sembarangan, tradisi ini dianggap memiliki filosofi dan makna tertentu. Sebut saja topat yang merupakan makanan khas dan bagian dari kearifan lokal masyarakat Sasak. Topat menjadi simbol untuk mengingatkan manusia pada kehidupan. Bentuk segi empat pada topat dianggap memiliki makna bahwa manusia terdiri dari empat unsur, yakni air, tanah, api, dan angin.

 

 

Baca Juga:

Lestarikan Budaya Tumpang Sari Ciptakan Mindful Fashion

Kodaline & Lauv Muncul di Line Up Fase 1 Soundrenaline 2023

 

 

Sementara, beras yang menjadi bahan utama pembuatannya merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia. Selain itu, ketupat juga melambangkan nafsu dunia yang dibungkus dengan kesucian hati nurani. Lebaran yang kerap dianggap sebagai lebaran kedua ini, dirakyakan saat usai melaksanakan puasa sunnah. Lebaran Topat dianggap sebagai perayaan atas keberhasilan masyarakat muslim menyelesaikan puasa sunnah tersebut.

 

Dalam pelaksanaannya, masyarakat akan berbondong-bondong berziarah ke makam. Selain mengunjungi makam keluarga, masyarakat juga kerap bertandang ke makam para leluhur yang menjadi tokoh penyebar agama Islam di Lombok. Dilaksanakan pada pagi hari, makam para tokoh yang paling sering dikunjungi, yakni makam Bintaro dan makam Loang Baloq. Selain berdoa, masyarakat juga kerap mencuci kepala mereka dengan air yang telah disediakan.

 

 

Selain itu, salah satu kegiatan paling menarik yang dilakukan adalah tradisi memperebutkan ketupat yang dikenal dengan ‘Ketupat Agung’. Pada agenda ini, ratusan ketupat disusun dan dibentuk menyerupai ketupat berukuran raksasa. Tidak datang dengan tangan kosong, orang-orang akan membawa lauk pauk untuk nantinya disantap bersama dengan ketupat yang mereka dapatkan.

 

Perebutan ketupat ini biasanya dilakukan di tanah lapang, seperti taman hingga pantai. Salah satu pantai yang menjadi destinasi utama adalah Pantai Senggigi yang berlokasi di sebelah barat pesisir Pulau Lombok.

 

Hingga saat ini, tradisi ini masih terus dilakuan secara turun-temurun. Pemerintah Kabupaten Lombok Barat bahkan menjadikan Lebaran Topat sebagai salah satu acara tahunan dalam ‘Calendar of Event di Dinas Pariwisata Lombok Barat’. Digelar setiap tahun, acara ini melibatkan masyarakat umum, berbagai komunitas, banyak tokoh masyarakat, tokoh agama, dan lain-lain.