Komunitas Perempuan Peduli dan Berbagi (KPPB) berhasil menyelenggarakan acara bertema "Dunia Tanpa Luka" di Teater Besar Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Acara ini menjadi puncak peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, yang merupakan kampanye global yang berlangsung setiap tahun dari 25 November hingga 10 Desember. Lebih dari 1.500 tamu dari berbagai komunitas hadir dalam acara ini, yang menawarkan rangkaian kegiatan edukatif, inspiratif, dan menghibur.
Para narasumber dari berbagai bidang, seperti talkshow, seni, aktivisme, dan lainnya, bersatu untuk menekankan pentingnya penghentian kekerasan dalam segala bentuk, mulai dari fisik, psikis, seksual, ekonomi, hingga kekerasan berbasis gender online. "Melalui acara ini, kami ingin menyampaikan pesan bahwa kekerasan tidak boleh dibiarkan dalam bentuk apa pun. Dengan menghormati dan menghargai diri sendiri, kita bisa menjadi agen perubahan untuk menghentikan kekerasan dan menciptakan masa depan yang lebih aman, adil, dan bermartabat," ujar Meiline Tenardi, Founder KPPB sekaligus Ketua Panitia.
Acara dimulai dengan pemutaran film pendek berjudul "Dunia Tanpa Luka," yang mengisahkan perjuangan seorang perempuan, Naya (Rania Putrisari), yang menghadapi kekerasan dalam rumah tangga. Film ini menyampaikan pesan penting bahwa setiap perempuan berhak untuk bermimpi, bangkit, dan hidup tanpa kekerasan.
Selanjutnya, sebuah talkshow menghadirkan para narasumber kompeten, yaitu Rieke Diah Pitaloka (Anggota DPR RI dan aktivis perempuan), Ratih Ibrahim (Psikolog Klinis), Valentina Sagala (Pengacara dan aktivis hak perempuan), dan Petty S. Fatimah (Komunikator dan spesialis pemberdayaan perempuan). Mereka membahas tanda-tanda kekerasan, dampaknya, serta langkah konkret untuk mencegah kekerasan dan mendukung korban.
Selain itu, penampilan seni bertema "Problema" dari Yayasan Belantara Budaya Indonesia, serta karya seni puisi dan gerak berjudul "Gema Ruang Hati" dari Laura Muljadi, memberikan pesan emosional yang menyentuh serta inspirasi bagi para hadirin. Hiburan musik oleh Clara Gopa menambah semarak acara dengan energi positif.
Momen penting lainnya adalah penandatanganan banner bertuliskan "Stop Kekerasan terhadap Perempuan" oleh para aktivis dan pesohor yang peduli pada isu ini. Banner tersebut kemudian diserahkan oleh Meiline Tenardi kepada perwakilan pemerintah sebagai simbol dukungan terhadap upaya penghentian kekerasan.
Acara ini ditutup dengan aksi sosial berupa pembagian 1.500 paket sembako kepada perempuan dari berbagai komunitas sebagai wujud kepedulian KPPB terhadap mereka yang menghadapi tantangan hidup.
Meiline Tenardi dalam sambutannya menekankan, "Kami berharap acara ini dapat menginspirasi semua perempuan untuk menghormati diri sendiri, mengenali tanda-tanda kekerasan, dan berani mengambil langkah untuk keluar dari situasi yang tidak sehat. Perempuan adalah pilar utama dalam keluarga dan masyarakat, sehingga kita harus bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman dan suportif bagi mereka."
Senada dengan itu, Rieke Diah Pitaloka menegaskan, "Perempuan harus tahu hak-haknya dan diberdayakan untuk melindungi diri serta membangun masa depan yang lebih baik." Ratih Ibrahim menambahkan, "Isu kekerasan bukan hanya isu perempuan, tetapi isu kemanusiaan. Saya mendukung acara ini agar semakin banyak yang teredukasi dan semakin sedikit kasus kekerasan yang terjadi. We have to SPEAK UP!"