Membangun karier di industri kesehatan bukan hanya butuh keahlian medis, tetapi juga melibatkan manajemen yang tangguh, kepemimpinan inspiratif, dan pemikiran strategis. Bagi dr. Dini Handayani, MD, MARS, FISQua, FIPC, perjalanan profesionalnya melewati semua aspek tersebut. Dengan pengalaman luas mulai dari operasional rumah sakit, pengelolaan mutu layanan kesehatan, hingga akreditasi internasional, dia berhasil menyelesaikan beragam proyek penting berdampak luas.
Sebelum berkarya di Mayapada Healthcare, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang juga meraih gelar Magister Administrasi Rumah Sakit di almamater yang sama ini pernah menjabat sebagai direktur rumah sakit, Corporate Medical Manager dan Director of Quality Assurance di salah satu grup rumah sakit di Indonesia. Kini, posisinya di Mayapada Healthcare memberikan ruang baginya untuk terus memimpin inovasi di bidang kesehatan. Perempuan di dunia kepemimpinan menurutnya membawa keunggulan strategis yang mampu mendorong perubahan positif.
Sebagai seorang pemimpin inovatif di bidang kesehatan, dr. Dini melihat peran perempuandalam kepemimpinan sebagai kekuatan strategis yang mampu membawa perubahan positif. Dia menekankan bahwa perempuan sering unggul dalam hal ketelitian dan menjadi keunggulan penting dalam inovasi dan pengambilan keputusan di sektor kesehatan. “Saya bersyukur Mayapada Healthcare memberikan ruang luas bagi perempuan untuk berpartisipasi aktif dan berinovasi sesuai dengan keunggulan yang mereka miliki,” tutur peraih penghargaan bergengsi “Top 10 Chief Medical Officer (CMO) di Asia Pasifik 2024” ini.
Visi yang diusung dr. Dini yang merupakan anggota Dewan Pengawas Kemenkes untuk Penyelenggara Badan Akreditasi Independen ini selaras dengan komitmen Mayapada Healthcare untuk menciptakan layanan medis berstandar internasional di Indonesia. “Kami terus menciptakan layanan medis setara dengan negara maju,” tambahnya. Dalam menjalankan perannya, dia menekankan pentingnya keterbukaan dan keterlibatan aktif dari seluruh mitra. Dengan kolaborasi ini, dia meyakini sinergi kuat dapat tercipta di setiap aspek pelayanan kesehatan. Inovasi menjadi pilar utama kepemimpinannya, dengan tiga fokus besar: Coordination of Care, Peningkatan Kompetensi Tenaga Kesehatan, dan Akreditasi Internasional JCI. dr. Dini mendorong koordinasi lebih efektif antar tenaga kesehatan untuk memberikan proses perawatan terbaik bagi pasien. Selain itu, tak lupa juga memprioritaskan pelatihan berkelanjutan bagi staf medis dan berupaya memastikan standar kompetensi setara dengan internasional.
“Meraih akreditasi JCI adalah langkah penting untuk mengangkat budaya pelayanan rumah sakit ke tingkat lebih tinggi, yakni ketika keselamatan dan kepuasan pasien menjadi prioritas utama,” jelasnya. Dia percaya bahwa hal ini memperkokoh kepercayaan masyarakat terhadap Mayapada Healthcare. Saat membahas teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), dia menegaskan perlunya pengawasan ketat dalam penggunaannya. AI harus menjadi alat pendukung, bukan pengganti keputusan manusia. Kolaborasi tim multidisiplin diperlukan, ketika ada perbedaan hasil yang melibatkan AI, guna memastikan keputusan tetap berpusat pada pasien.
Tantangan terbesar yang dihadapinya sebagai CMO adalah resistensi terhadap perubahan. Namun, dia menghadapinya dengan prinsip keterbukaan dan pembelajaran berkelanjutan. “Saya ingin budaya continuous learning menjadi bagian tak terpisahkan dari Mayapada Healthcare,” katanya. Staf didorong untuk mengikuti pelatihan intensif dan mendapatkan pengalaman langsung dari luar negeri, agar terus berkembang dan berinovasi.
Mengenai penghargaan yang diterimanya, dr. Dini menganggapnya sebagai pengakuan atas kerja keras kolektif.
“Dukungan penuh dari Mayapada Healthcare Group dan seluruh pemangku kepentingan menjadi kunci kesuksesan ini,” ujarnya. Untuk generasi pemimpin muda di sektor kesehatan, dr. Dini menyampaikan pesan untuk jangan pernah berhenti belajar. “Mintalah feedback dan gunakan secara profesional untuk terus berkembang. ‘The sky is the limit.’ Selama kita bisa bermimpi, tidak ada yang mustahil,” tutupnya dengan nada optimis.
[Naskah: Angie Diyya | Foto: Dok Pribadi]
Baca selengkapnya di e-magz Women's Obsession 122