CASA Indonesia mempersembahkan VIP Lounge by DESIGN:JAKARTA di Art Jakarta 2025 yang didukung Toshiba Japandi. Untuk pertama kalinya, DESIGN:JAKARTA diperkenalkan melalui lounge karya KIAT Architect dan FFFAAARRR yang memadukan dua karakter desain berbeda.
Lebih dari sekadar fasilitas, ruang ini menjadi titik temu penting bagi tokoh seni, desainer, dan kolektor di tengah berlangsungnya Art Jakarta 2025. Kehadiran VIP Lounge by DESIGN:JAKARTA ini sekaligus juga memperkenalkan DESIGN:JAKARTA* sebagai sebuah intellectual property terbaru dari CASA Indonesia yang lahir untuk memperkuat posisi MRA Media dalam lanskap desain, living, dan lifestyle Indonesia, serta memposisikan Jakarta sebagai pusat kreativitas dan inovasi desain di kawasan Asia Tenggara.
Putra Tjokroadisoerjo selaku Head of Content CASA Indonesia mengatakan, “Art Jakarta selalu menjadi panggung seni yang mempertemukan kreativitas lintas disiplin. Kami melihat inilah momentum yang tepat untuk memperkenalkan DESIGN:JAKARTA sebagai IP baru dari CASA Indonesia. Dengan hadir pertama kali melalui VIP Lounge, kami ingin memberikan pengalaman intim, eksklusif, sekaligus menjadi jembatan awal antara dunia seni, desain, dan arsitektur di satu ruang yang kohesif.”
DESIGN:JAKARTA hadir sebagai platform baru dari CASA Indonesia yang menampilkan desain dalam berbagai wujud, mulai dari arsitektur, interior, produk, hingga kriya. Lebih dari sekadar pameran, acara ini menghadirkan pengalaman kuratorial yang menggabungkan instalasi imersif, proyek kolaboratif, dan karya visioner, memberikan pengunjung kesempatan untuk merasakan tren desain terbaru secara langsung.
VIP Lounge by DESIGN:JAKARTA hadir dengan konsep dualitas desain, dibagi ke dalam dua zona berbeda oleh dua desainer visioner. Pendekatan ini memungkinkan pengunjung menikmati pengalaman ruang yang kontras sekaligus saling melengkapi, menciptakan dinamika unik, ketegangan visual, dan harmoni di perpaduan seni serta desain.
Marcello Decaran dari KIAT Architects menghadirkan transisi halus antara ruang dalam dan luar. Kehadiran tanaman hijau yang rimbun, kolom berlapis lumut, serta tirai menyerupai hutan menciptakan suasana taman hidup. Sebuah “matahari palsu” memandikan ruangan dengan cahaya siang, sementara karya dua nada dari Atreyu Moniaga menegaskan permainan antara alam dan artifisial. Dirancang bersama Melyna dari tim KIAT, Satya dari Larch Studio, Silikal, Laflo, Artisan Rugs, Idefab, dan Class International, lounge ini mengundang pengunjung untuk berhenti sejenak, merenung, dan berinteraksi.
“Kami ingin menghadirkan sebuah ruang yang berfungsi sebagai oase di tengah hiruk-pikuk pameran. Pendekatannya adalah menciptakan atmosfer yang hangat namun tetap refined, dengan detail arsitektural yang mengajak tamu untuk berhenti sejenak, meresapi, dan menikmati desain sebagai bagian dari pengalaman sehari-hari,” ungkap Marcello Decaran.
Sementara itu, Somwher dan FFFAAARRR mempersembahkan eksplorasi sepanjang satu tahun mengenai kursi, sebuah objek yang begitu akrab hingga sering luput dari perhatian. Dari material mentah hingga wujud yang halus, perjalanan ini menyeimbangkan struktur, proporsi, dan ergonomi untuk menghasilkan desain yang terasa sekaligus nostalgis dan tetap kontemporer. Instalasi ini membayangkan lingkungan tempat kursi-kursi tersebut berdiam: minimalis namun bertekstur, dipertegas oleh elemen monolitik dan detail tak terduga yang mengisyaratkan pertumbuhan serta transformasi. Para pengunjung diajak untuk berhenti sejenak, duduk, dan merasakan ruang, menjadi bagian dari percakapan berkelanjutan yang akan membentuk tahap berikutnya dari desain-desain ini.(ES | Dok: CASA Indonesia)