Pada tahun 1999, orkes kota Jakarta resmi berganti nama menjadi Jakarta Philharmonic Orchestra. Dalam perkembangannya peran Pemerintah Provinsi dengan beberapa gubernur seperti Ali sadikin dan Soerjadi Soedirdja adalah dua nama yang memayungi Jakarta Philharmonic Orchestra. Kini di bawah kepemimpinan Gubernur Pramono Anung, peran pengayom dan patronage ditingkatkan seiring dengan visi Gubernur menjadikan Jakarta #kotaglobal20.
"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menempatkan kesenian dan kebudayaan sebagai bagian penting dari pembangunan kota. Bukan hanya sebagai penggerak identitas dan warisan budaya, tetapi juga sebagai pendorong ekonomi kreatif dan penopang kesejahteraan masyarakat. Jakarta Philharmonic Orchestra adalah salah satu bagian sejarah penting kesenian ibu kota yang telah hidup dan berkembang sejak awal abad ke-20. Para tokoh bangsa seperti Bung Hatta dan Gubernur Ali Sadikin telah memberi perhatian besar terhadap keberlangsungan orkestra ini. Hari ini, dukungan tersebut terus berlanjut seiring tekad kita menjadikan Jakarta sebagai kota global peringkat 20”, jelas Gubernur Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Pramono Anung dalam sambutan tertulisnya.

Visi ini mendapat support dari berbagai kalangan terutama dari pihak BUMD seperti Bank Jakarta yang baru saja bermetamorfosis dari nama yang selama ini dikenal dengan Bank DKI. Pagelaran ini dinilai mencerminkan semangat kepemudaan yang sejalan dengan semangat rebranding Bank Jakarta. Untuk fase baru transformasi PT Bank DKI menuju arah yang lebih modern, profesional, dan bergerak sesuai dengan tuntutan zaman dalam memberikan yang terbaik bagi nasabahnya.
“Hari ini kita menyaksikan bagaimana kebudayaan, khususnya seni musik orkestra, terus tumbuh dan menjadi denyut nadi kehidupan kota ini. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menempatkan kesenian dan kebudayaan sebagai bagian penting dari pembangunan Jakarta sebagai kota global,” lanjut Pramono. Dinas Kebudayaan sebagai pengampu kegiatan kebudayaan menggarisbawahi pentingnya dukungan Pemerintah agar perkembangan dan peningkatan kualitas budaya. Terutama demi kepentingan kesejahteraan warga kota dan gerak ekonomi berbasis kesenian dan kebudayaan.
Jakarta Philharmonic Orchestra pada tahun ini menjadi bagian dari kegiatan Geber (Gerak Bersama) Budaya Jakarta, sebuah upaya untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam mengapresiasi karya seni budaya, baik yang bersifat tradisional maupun modern. Seni dan budaya tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga menjadi penggerak aktivitas masyarakat,” jelas Kepala Dinas kebudayaan Pemprov DKI Jakarta, Mochamad Miftahulloh Tamary pada pagelaran Full Dress Rehearsal Perayaan Kebangsaan “SATOE INDONESIA pada 8 November 2025.

Pagelaran Perayaan Kebangsaan Satoe Indonesia ini adalah salah satu bentuk kolaborasi dan dukungan semua pihak mulai dari Dinas Kebudayaan Pemprov DKI Jakarta, BUMD seperti Bank Jakarta, dan pihak lain untuk mendorong perkembangan berbagai kesenian di panggung nasional dan internasional.
Miftahulloh mengatakan bahwa Pemprov DKI Jakarta ingin membangkitkan kembali Jakarta Philharmonic Orchestra yang diinisiasi Gubernur Ali Sadikin. Untuk meningkatkan kualitas budaya sekaligus mendongkrak kesejahteraan warga Jakarta melalui gerak ekonomi berbasis kesenian dan kebudayaan. Pagelaran yang menjadi rangkaian 500 tahun Kota Jakarta pada 2027 ini diharapkan dapat terus menaikkan status Jakarta sebagai kota global. Sehingga perlu digalakkan kolaborasi Pemprov DKI Jakarta dengan para seniman dan musisi. Kota Jakarta berhasil menaikkan posisinya sebagai kota global di peringkat 71 pada tahun 2025 dari sebelumnya peringkat 74. (ES | Foto: Dok. Jakarta Philharmonic Orchestra)





