Empat Perempuan Peneliti Peraih L’Oréal–UNESCO For Women in Science (FWIS) 2025 Wujudkan Sains Berdampak

Program L’Oréal–UNESCO For Women in Science (FWIS) di Indonesia adalah wujud nyata dalam komitmen mendukung kontribusi perempuan peneliti untuk kemajuan Indonesia, didukung oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia. Program ini telah konsisten memberikan penghargaan bagi perempuan peneliti Indonesia selama 22 tahun terakhir.

 

Prof. Stella Christie, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia menyampaikan, “Bukti ilmiah menunjukkan bahwa perempuan memiliki kemampuan yang sama dengan laki-laki dalam sains dan matematis. Namun, kesenjangan masih terjadi, baik dalam kesempatan kerja, perbedaan gaji, maupun representasi di bidang STEM. Meningkatkan jumlah partisipasi perempuan dalam bidang sains bukan hanya persoalan kesetaraan, tetapi juga persoalan ekonomi. Karena, negara akan merugi jika tidak memanfaatkan potensi individu terbaik di bidangnya.”

 

 

Gagasan Nyata Empat Perempuan Penelitian

Tahun ini, empat peneliti terpilih menjadi penerima FWIS 2025, menghadirkan penelitian yang berfokus pada solusi konkret dan inovatif untuk menjawab tantangan nyata di Indonesia, mulai dari bidang bioteknologi, kesehatan, dan keberlanjutan.

 

Dr. Maria Apriliani Gani

Pengembangan model seluler untuk terapi osteoporosis berbasis tanaman obat lokal.

 

Dosen dan Peneliti di Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung ini mengembangkan model seluler yang meniru kondisi osteoporosis, akibat stres oksidatif untuk mempercepat penemuan obat antiosteoporosis berbasis tanaman obat Indonesia. Pendekatan ini memungkinkan skrining kandidat obat yang dapat sekaligus menstimulasi pembentukan tulang dan menekan pengeroposan tulang, tanpa menggunakan animal testing. 

 

Bekerjasama dengan peneliti dari Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (UI) untuk memperkuat aspek herbal medicine dan karakterisasi metabolit bioaktif dari tanaman obat lokal, riset ini berpotensi memperkuat saintifikasi jamu, mendukung transisi global menuju non-animal testing. Temasuk meningkatkan kualitas hidup perempuan lanjut usia yang rentan terhadap osteoporosis.

 

Dr.rer.nat. Lutviasari Nuraini

Material implan mampu luruh berbasis paduan magnesium untuk regenerasi tulang.

 

Peneliti di Pusat Riset Metalurgi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan material paduan Magnesium–Zinc–Rare Earth Element (Mg–Zn–Nd) untuk aplikasi implan mampu luruh (biodegradable implant) yang dapat terurai secara alami setelah tulang pulih. Dengan menambahkan unsur logam tanah jarang Neodymium (Nd), riset ini bertujuan meningkatkan kekuatan mekanik dan mengendalikan laju degradasi magnesium, agar implan tetap stabil selama proses penyembuhan. Penelitiannya berpotensi mendukung kemandirian produksi implan nasional dan hilirisasi sumber daya alam Indonesia.

 

 

Melibatkan kolaborasi lintas disiplin antara peneliti BRIN dan akademisi universitas, inovasi ini diharapkan dapat diadopsi oleh industri implan nasional. Sehingga, manfaat riset berkelanjutan ini dapat dirasakan langsung oleh para praktisi kesehatan dan masyarakat luas.

 

Anak Agung Dewi Megawati, Ph.D.

Terapi mRNA antivirus spektrum luas untuk penyakit yang ditularkan oleh nyamuk

 

Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa ini mengembangkan terapi berbasis mRNA inovatif yang dirancang sebagai antivirus bersifat broad-spectrum. Mampu menargetkan tidak hanya virus dengue tetapi juga berbagai jenis virus lain yang ditularkan oleh nyamuk. Penelitian ini berpotensi menghasilkan platform terapiutik baru yang efektif terhadap berbagai virus, dan menjadi terobosan besar dalam pengendalian penyakit infeksi tropis.

 

Selain dampak ilmiah, melalui kolaborasi riset dengan UC Davis ini diharapkan memperkuat kapasitas riset biomedis nasional serta menjadi langkah nyata dalam memberdayakan ilmuwan perempuan Indonesia untuk berkontribusi di panggung bioteknologi global.

 

Helen Julian, Ph.D.Teknologi pengolahan limbah kelapa sawit menjadi sumber daya bernilai tinggi.

 

Dosen di Program Studi Teknik Kimia dan Teknik Pangan, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung ini mengembangkan sistem terpadu Membrane Photobioreactor–Nanofiltration (MPBR–NF). Untuk mengolah limbah cair pabrik kelapa sawit (Palm Oil Mill Effluent / POME) menjadi sumber daya bernilai tinggi. Melalui teknologi ini, mikroalga memanfaatkan senyawa dalam air limbah untuk tumbuh, menghasilkan biomassa yang dapat dikonversi menjadi produk bermanfaat seperti bioenergi dan bahan pangan, sekaligus meningkatkan kualitas air limbah.

 

 

Penelitian ini dilakukan bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan sejumlah universitas mitra internasional untuk memperkuat keahlian lintas disiplin dalam pengelolaan limbah industri. Didukung oleh program L’Oréal–UNESCO For Women in Science 2025, riset ini akan mengintegrasikan proses nanofiltrasi guna meningkatkan efisiensi pemulihan mikroalga dan pengolahan limbah secara berkelanjutan, sejalan dengan prinsip ekonomi sirkular dan bio-based economy.

 

 

Hadir pada kesempatan yang sama, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, and ASEAN, His Excellency Fabien Penone, turut menyampaikan apresiasinya, “Prancis meyakini bahwa sains dan keberagaman berjalan beriringan.

 

Melalui program For Women in Science yang telah berlangsung lebih dari 20 tahun di Indonesia, L’Oréal dan UNESCO telah mendukung banyak perempuan muda untuk mewujudkan mimpi mereka di dunia sains, menembus batas, dan menjadi pemimpin di bidangnya. Visi ini sejalan dengan prioritas diplomasi Prancis yang menempatkan kesetaraan gender sebagai fondasi bagi masyarakat yang adil, berkelanjutan, dan inklusif. (ES | Foto: Dok. L’Oreal Indonesia)