Helateater 2023 Angkat Isu Gender dan Pelestarian Lingkungan

 

Helateater, salah satu program unggulan Komunitas Salihara, kembali menyapa para penikmat seni teater sejak 18 Februari hingga 12 Maret 2023 di Teater dan Galeri Salihara.

 

Program ini merupakan acara dua tahunan yang berjalan beriringan dengan Helatari, yakni sebuah festival yang terfokus pada seni tari yang berakar dari berbagai latar belakang, baik kontemporer maupun tradisi.

 

BACA JUGA:

Jalinan Kusam di Lemari Sosi Kisahkan Tantangan Para Perempuan

Presentasi Karya Seni Luar Ruang Art Jakarta Garden Pukau Pengunjung

 

Tahun ini Helateater hadir dengan tema Teater Objek, sebuah gagasan yang mengedepankan pertunjukan dengan memanfaatkan objek–wayang, boneka, benda sehari-hari–sebagai jantung utamanya.

 

Mengusung format “Undangan Terbuka”, para penampil telah dikurasi oleh Hendromasto Prasetyo selaku Kurator Teater Komunitas Salihara, beserta jajaran dewan juri yang terdiri dari Iwan Effendy dan Zen Hae).

 

 

“Merujuk pada tema Helateater 2023, kami memutuskan untuk memilih empat karya yang dinilai paling menjanjikan keberhasilan sebuah pentas teater berbasis objek seturut konsep karya masing-masing dalam Helateater 2023. Empat karya itu menawarkan pertunjukan yang kuat pada cerita dan berbeda satu sama lain. Juga, memiliki ansambel permainan objek yang rapi dan terukur.”

 

Keempat kelompok seniman tersebut, antara lain Flying Balloons Puppet dari Yogyakarta yang membawakan lakon 'Jalinan Kusam di Lemari Sosi'. Ada pula SEKAT Studio dari Bekasi yang menampilkan kisah bertajuk 'Identikit'.

 

 

Drama Bandung Bondowoso persembahan Wayang Suket Indonesia dari Tuban, Jawa Timur, juga sukses memikat para penonton.

 

Helateater ditutup penampilan spesial  Papermoon Puppet Theatre asal Yogyakarta yang sudah melakukan banyak sekali pertunjukan di tingkat nasional maupun mancanegara. Mengangkat isi lingkungan hidup, cerita berjudul 'A Bucket of Beetles' yang ditampilkan terinspirasi dari kisah Lunang Pramusesa, putra Maria Tri Sulistyani dan Iwan Effendy, founder Papermoon Puppet Theater. (Nur A | Dok. Salihara Teater).