Women of The Year 2024
Kepemimpinan sejati berasal dari kemampuan beradaptasi dan berkolaborasi, bukan hanya posisi yang ditempati. Dengan penuh dedikasi dan inovasi, Chairani mendorong masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan dalam sektor energi.
Dalam hidup, setiap pilihan memang tak jarang membawa seseorang pada jalur tak terduga. Bagi Chairani Rachmatullah, keputusan untuk mendengar saran ayahnya untuk membuka jalan karier di bidang yang memberi dampak besar bagi masyarakat telah mengubah hidupnya. Direktur Utama PT PLN Enjiniring ini tidak pernah membayangkan bahwa langkahnya masuk ke dunia kelistrikan akan membentuk kisah mengambil peran dalam industri energi Indonesia.
Menapaki awal karier di Perusahaan Ketenagalistrikan, lulusan teknik sipil ini kemudian bergabung dengan PLN dan menghabiskan delapan tahun pertama sebagai engineer untuk proyek-proyek infrastruktur kelistrikan. Titik baliknya dialami ketika dia melanjutkan pendidikan master. “Di Australia, saya mempelajari energi dari sudut pandang yang lebih luas,” ungkapnya, saat dijumpai tim Women’s Obsession di kantornya. Saat itu dia mulai melihat sektor energi tak sebatas pada proyek, tetapi dalam bentuk potensi besar pembangunan nasional. Sekembalinya, Chairani pun menangani pasokan energi primer, seperti batu bara, gas, LNG, dan BBM selama 12 tahun.
Memimpin Direktorat Manajemen Risiko yang saat itu baru dibentuk di PLN memperkaya pemahamannya mengenai sektor energi, yang sangat dekat dengan teknologi membuatnya melihat peran vital engineering dalam dunia energi. “Di PLN Enjiniring, kami tidak hanya fokus pada proyek, tetapi pada menciptakan value untuk memperkuat posisi PLN di sektor energi,” jelasnya. Berkarier di lingkup sektor energi yang didominasi laki-laki, Chairani mengakui tantangan sebagai minoritas. Namun, dia tak khawatir. “Ketika kita menunjukkan kemampuan kita, tahu apa yang kita lakukan, tidak ada lagi minoritas. Kita menjadi orang yang dibutuhkan dan dihargai kehadirannya,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Chairani percaya inklusivitas sangat penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang inovatif. “Keberagaman ide dari berbagai latar belakang, baik gender maupun budaya, sangat penting dalam membangun tim yang solid,” tambahnya. Sebagai perempuan di sektor energi, dia merasa perempuan adalah pejuang inklusivitas yang membawa perspektif baru dalam industri yang kerap terkesan maskulin. Perempuan, menurut Chairani, dikenal lebih kolaboratif. Selain itu, perempuan juga relatif lebih hati-hati dalam mengambil keputusan. Keduanya merupakan kualitas yang sangat dibutuhkan di sektor energi karena banyaknya pemangku kepentingan yang perlu diajak bekerja sama dan disinergikan.
Salah satu pencapaian terbesar Chairani adalah negosiasi kontrak LNG domestik yang berhasil mengamankan kebutuhan domestik jangka panjang dan menghemat anggaran negara dalam jumlah triliunan rupiah. Pencapaian lain adalah memimpin penyelesaian pembangunan salah satu Pembangkit Listrik di Sulawesi Tengah. Hal yang dibutuhkan bukan semata kapasitas teknis dan kemampuan pendanaan, tapi juga kordinasi dan kolaborasi. Proyek yang terkendala sejak tahun 2019, saat ini sudah berhasil selesai dan dioperasikan. Chairani optimistis terhadap target ambisius Pemerintah untuk membangun 100 gigawatt energi terbarukan dalam 15 tahun ke depan.
Naskah: Angie Diyya/Arfiah Ramadhanti | Foto: Fikar azmy Baca selengkapnya di e-magz Women's Obsession edisi 121